Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 4. Koefisien regresi ROA X 4 sebesar 0.117 memberikan pengertian bahwa perubahan ROA X 4 sebanyak 1 akan memberikan dampak sebesar 0.117 dengan arah yang sama. 5. Koefisien regresi LVG X 5 sebesar 0.033 memberikan pengertian bahwa perubahan LVG X 5 sebanyak 1 akan memberikan dampak sebesar 0.033 dengan arah yang sama. 6. Koefisien regresi Inflasi X 6 sebesar 0.806 memberikan pengertian bahwa perubahan Inflasi sebanyak 1 akan memberikan dampak sebesar 0.806 dengan arah yang sama. 7. Koefisien regresi Kurs X 7 sebesar 105,011 memberikan pengertian bahwa perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar sebanyak 1 akan memberikan dampak sebesar 105,011 dengan arah yang sama.

5.2 Pembahasan

Pengujian yang dilakukan diatas terhadap model menunjukkan bahwa model yang diajukan secara signifikan membuktikan adanya pengaruh secara simultan Karakteristik Perusahaan Ukuran Perusahaan, Earning Per Share, price to book value, Profitabilitas, leverage , dan Ekonomi Makro inflasi, kurs valuta asing terhadap return saham. Pengaruh ini tidak terlalu besar jika ditinjau dari koefisien determinasi yang hanya berada di sekitar 33,8. Hasil penelitian ini sejalan dengan berbagai penelitian di pasar modal sebelumnya bahwa hubungan yang kuat antara informasi akuntansi dengan return saham tidak secara kuat dan nyata. Hasil yang diperoleh sering tidak konsisten sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan yang jelas. Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Hasil yang tidak konsisten ini merupakan indikasi bahwa memang tidak terdapat pola yang kuat terkait dengan masalah ini. Faktor penyebab yang sering diduga menjadi penyebab hal ini adalah masalah rentang waktu dari informasi akuntansi yang diumumkan telah terlebih dahulu diprediksi oleh investor. Keadaan tersebut menyebabkan efek dari informasi akuntansi sering bukan pada periode yang sama dengan return saham yang diambil sebagai data penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dengan memasangkan data pada interval waktu yang sama tidak dapat membuktikan hubungan yang signifikan. Secara parsial menunjukkan bahwa terdapat variabel yang memberikan pengaruh signifikan yaitu variabel PBV secara parsial memberikan kesimpulan yang mendukung teori dan penelitian Darmadji dan Fakhrudin 2001 rasio PBV yang rendah akan berpengaruh positif terhadap Return saham dan berbagai penelitian sebelumnya. Hubungan antara harga pasar saham dan nilai buku per lembar digunakan sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham, karena secara teoritis, nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Rasio PBV kebanyakan digunakan untuk menilai harga saham-saham. Karena asset-asset perusahaan biasanya memiliki nilai pasar dan nilai buku yang hampir sama. Idealnya, harga pasar saham jika dibagi dengan nilai buku asetnya akan mendekati 1. Tetapi, jika ternyata perusahaan tersebut misalnya banyak menghadapi masalah maka rasio PBV akan lebih kecil dari 1. tapi disisi lain, bisa saja terjadi bahwa rasio ini akan lebih besar dari 1, terutama jika perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan yang meyakinkan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Rosenberg dan kawan-kawan yang dikutip oleh Eduardus Tandelilin dalam Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, 2001, mengemukakan bahwa Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 saham-saham memiliki rasio PBV yang rendah akan menghasilkan return saham yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan saham-saham yang memiliki rasio PBV yang tinggi. Dengan demikian maka investor untuk membeli saham-saham yang mempunyai rasio PBV rendah jika investor mengharapkan tingkat return yang besar pada tingkat risiko tertentu. Analisa terhadap koefisien untuk variabel ini mengindikasikan bahwa pengaruh dari PBV tersebut terhadap return saham tidak terlalu besar. Kenaikan 1 PBV akan menaikkan return saham sebanyak 0.65. Inflasi secara parsial memberikan kesimpulan yang mendukung teori dan penlitian Sakhowi 1998 berbagai penelitian sebelumnya yang menyatakan berpengeruh positif dan signifikan terhadap return saham. Secara teoritis, investasi pada saham dapat memberikan perlindungan nilai hedge yang baik dari pengaruh inflasi karena saham merupakan asset riil. Inflasi akan berpengaruh pada distribusi pendapatan tergantung pada penyebab inflasi tersebut dimana pendapatan nominal cenderung meningkat secara cepat dalam periode inflasi, sehingga pendapatan rill dapat meningkat atau menurun selama inflasi samualson, 2001. Analisa terhadap koefisien untuk variabel ini mengindikasikan bahwa pengaruh Inflasi terhadap return saham tidak terlalu besar. Kenaikan 1 inflasi akan menaikkan return saham sebanyak 0.806. Analisa terhadap variabel kurs secara parsial memberikan kesimpulan yang bertentangan dengan penelitian Junaldi 2007, dan Sakhowi 1998 memberikan kesimpulan tidak ada pengaruh kurs rupiah terhadap return saham. Perbedaan ini ditentukan fluktuasi kurs valuta asing dimana laba perusahaan akan semakin diperhatikan di dalam suatu keadaan yang kurang stabil, karena informasi lain yang masih merupakan prediksi memiliki resiko yang besar dalam peluang terjadinya laba. Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Keadaan ini membuat investor hanya dapat menjadikan laba sebagai informasi yang paling dapat dipercaya dan dipastikan sudah terjadi. Analisa terhadap koefisien untuk variabel ini mengindikasikan bahwa pengaruh dari kurs tersebut terhadap return saham. Dimana kenaikan 1 kurs akan berpengaruh terhadap return saham sebesar 105,011. Sedangkan variabel bebas lainnya yang tidak berpengaruh secara parsial adalah variabel Size secara parsial memberikan kesimpulan yang bertentangan dengan teori Sembiring 2005, Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh yang besar dalam menjelaskan tingkat pengembalian. dimana perusahaan yang mempunyai kapitalisasi pasar kecil mempunyai tingkat pemgembalian yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berkapitalisasi besar. Sedangkan penelitian Hamzah 2007, Suryawan 2006 dan berbagai penelitian sebelumnya yang memberikan kesimpulan bahwa size memberikan pengaruh secara positif terhadap return saham. Size mengacu kepada tingkat return perusahaan dalam periode tertentu yang berasal dari aktivitas utama perusahaan tersebut. Nilai EPS yang memberikan kesimpulan berpengeruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Hal ini yang bertentangan dengan teori dan penelitian Eduardus 2001, Hamzah 2007, Janaldi 2007 dan berbagai penelitian sebelumnya yang memberikan kesimpulan bahwa EPS memberikan pengaruh secara positif terhadap return saham. Hal ini dikarenakan para investor dalam melakukan investasi dilandasi motif untuk mendapatkan pendapatan earning yang sebesar-besarnya. EPS yang tinggi adalah mencerminkan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya. investor memerlukan pertimbangan yang digunakan sebelum investor memutuskan investasi. EPS suatu perusahaan yang besar Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 membuat investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut. Permintaan akan saham yang meningkat mengakibatkan peningkatan harga saham dan akhirnya return sahamnya meningkat. Hal ini malah sebaliknya permintaan akan saham menurun yang mengakibatkan harga saham menurun dan return saham menurun. Variabel yang tidak signifikan lain adalah ROA secara parsial memberikan kesimpulan yang bertentangan dengan teori dan penelitian Junaldi 2007 berbagai penelitian sebelumnya. ROA tidak mampu memberikan kesimpulan yang kuat. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan kajian teoritis terkait. Ketidaksesuaian hasil ini seperti yang telah dikemukan sebalumnya kemungkinan diakibatkan bahwa perusahaan telah terlebih dahulu diramalkan oleh investor, sehingga periode yang harus diregresikan seharusnya diberikan interval waktu lag time. Dan bisa juga mungkin disebabkan gejolak ekonomi global, naiknya harga BBM yang melambung tinggi pada akhir tahun 2005 hingga mencapai 149 per barel yang menyebabkan harga pokok produksi perusahaan meningkat yang umumnya perusahaan di Indonesia tergantung pada bahan baku luar negeri. Secara pasial laverage menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Yang mengindikasikan bahwa rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Hal ini memberikan kesimpulan yang bertentangan dengan teori Winarto, 2007 yang menjelaskan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini dikarenakan hutang jangka panjang lebih besar dari modal yang di setor dari pemilik perusahaan sehingga rasio DER yang dihasilkan tinggi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang jangka pendek dan jangka panjang semakin besar dibanding Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur. Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya ke perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan sehingga total return semakin menurun. Kesimpulan lain yang tidak mendukung penelitian Hamzah, 2007 dan Ulupui, 2005 dan berbagai penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa laverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan. Kemungkinan hasil akan berbeda jika digunakan untuk memprediksi return dua atau tiga tahun ke depan. Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bahwa investor dapat mengabaikan rasio Laverage suatu perusahaan. Sering kali kondisi financial distress yang dihadapi perusahaan disebabkan oleh kegagalan dalam membayar utang. Proporsi utang yang semakin tinggi menyebabkan fixed payment yang tinggi dan akan menimbulkan risiko kebangkrutan Hamzah, 2007. Abdul Nasser Hasibuan : Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bagian sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan variabel Karakteristik Perusahaan Ukuran Perusahaan, Earning Per Share, price to book value, Profitabilitas, leverage dan Ekonomi Makro inflasi dan kurs valuta asing terhadap return saham dapat diterima secara keseluruhan dimana nilai F hitung adalah 3,558 dengan tingkat signifikansi 0,007. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 adalah 2.25. Oleh karena pada kedua perhitungan F hitung F tabel 3,558 2.25. Hal ini memberikan kesimpulan yang mendukung penelitian Eduardus 2001, Hamzah 2007, Janaldi 2007 dan berbagai penelitian sebelumnya. 2. Secara parsial variabel karakteristik perusahaan Price to book value, dan variabel ekonomi makro inflasi dan kurs valuta asing berpengaruh terhadap return saham secara positif, kesimpulan ini didukung oleh penelitian Darmadji dan Fakhrudin 2001 yang tingkat signifikansinya dibawah 5. Sedangkan variabel Ukuran Perusahaan, Earning Per Share, Profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham yang signifikansinya diatas 5. Hasil penelitian bertentangan dengan penelitian Hamzah 2007 dan Ulupui 2005. Perbedaan ini diakibatkan perusahaan telah terlebih dahulu diramalkan oleh investor, sehingga periode yang harus diregresikan seharusnya diberikan interval waktu lag time, 54