27
2. Sebuah sistem kepercayaan yang dibuat biasa dilawankan dengan
pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian ini adalah seperangkat kategori yang dibuat
dan kesadaran palsu dimana kelompok yang berkuasa atau dominan menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain. Karena kelompok yang
dominan mengontrol kelompok lain dengan menggunakan perangkat ideologi yang disebarkan ke dalam masyarakat, akan membuat kelompok yang
didominasi melihat hubungan itu nampak natural, dan diterima sebagai kebenaran. Di sini, ideologi disebarkan lewat berbagai instrumen dari
pendidikan, politik sampai media massa. 3.
Proses umum produksi makna dan ide. Ideologi di sini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
produksi makna.
II. 2. 4 Media Massa Sebagai Institusi Sosial
Menururt Mcquail, media sebagai institusi sosial merujuk pada efek media dan tanggungjawab media terhadap masyarakat. Media secara terpisah
maupun bersama-sama cenderung membentuk lembaga yang diakui dan tertanam dalam masyarakat yang lebih luas. Pers sebagai lembaga sosial
memiliki tanggungjawab publik, disisi lain pers mendapatkan hak dan keutamaan terutama jaminan kebebasan Mcquail, 2011: 65.
Menururt Littlejohn 1996, institusi sosial berperan sebagai media kontrol dan sosial. Pada prinsipnya, media merupakan institusi yang
difungsikan untuk mengembangkan kebebasan pendapat dan menyebarkan informasike segala arah, yakni kepada publik dan institusi lainnya, termasuk
pemerintah. Sebagai institusi, suatu media harus memiliki tenaga profesional, manajemen, dan infrastruktur http:www.komunikasi.us index.phpcourse
perkembangan-teknologi-komunikasi4327-dampak-teknologi–komunikasi-dan –informasi–bagi–kehidupan-masyarakat.
28
Bungin 2006 menyebutkan, media massa merupakan institusi yang berperan sebagai agent of change yang menjadi lembaga pelopor perubahan. Ini
merupakan paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigma tersebut, media massa berperan sebagai berikut:
a. Institui percerahan masyarakat, melalui perannya sebagai media edukasi.
Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, pikirannya terbuka dan menjadi masyarakat yang maju.
b. Media massa juga menjadi media informasi kepada msyarakat dengan
informasi yang terbuka, jujur dan benar yang disampaikan media massa kepada msyarakat, akan menjadikan masyarakat kaya terhadap informasi,
masyarakat terbuka terhadap informasi, dan sebaliknya. c.
Media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, merupakan institusi yang setiap saat menjadi
corong kebudayaan dan katalisator perkembangan budaya msyarakat. Media massa berperan mencegah berkembangnya budaya-budaya yang
justru merusak peradaban manusia dan masyarakat.
Media pers sebagai institusi sosial, memiliki fungsi untuk menyediakan informasi bagi orang-orang yang berada dalam berbagai institusi sosial yang
sesuai dengan tatanan sistem sosial. Keberadaan dalam sistem sosial ini menjadikan pengelola media menjadi aktor sosial yang harus menjalankan
fungsinya sesuai dengan harapan dari masyarakat, baik dapat berupa dorongan psikologis maupun dorongan sosiologis. Harapan inilah yang menjadi pendorong
dalam memformat fungsi yang harus dijalankan oleh media massa sebagai institusi sosial. Jika dorongan pertama membawa seseorang ke dunia dalam inner
world yang bersifat subjektif, maka doronga kedua membawa seseorang ke dunia luar outer world yang bersifat empiris objektif. Media massa akan
mensuplai masyarakatnya untuk memasuki dunia yang dipilihnya. Siregar, 2004: 109.
Siebert et al. 1956 juga menjelaskan bahwa sebagai lembaga sosial, pers merupakan bagian integral dari masyarakat sehingga ia dipengaruhi oleh lembaga-
lembaga sosial yang terdapat dalam satu sistem sosial. Pers selalu tergantung dan
29
berkaitan erat dengan masyarakat ditempat pers itu berada. Salah satu implikasinya adalah pers harus beroperasi sesuai dengan kehendak masyarakat di
tempat pers itu berada. Kehendak masyarakat yaitu mengenai keyakinan mereka tentang hakekat manusia, hakekat masyarakat dengan negara, hubungan manusia
dengan negara, serta hakekat pengetahuan dan kebenaran Abrar, 1997: 160
II. 2. 5 Teori New Media