1 Konteks Masalah Kebebasan Pers Dikaitkan Dengan Berita Pemblokiran Situs Islam di Republika Online

1 BAB I PENDAHULUAN

I. 1 Konteks Masalah

Media massa hadir sebagai pemberi informasi kepada masyarakat. Baik informasi umum maupun informasi yang bersifat keagamaan. Pada bulan Maret hingga April lalu masyarakat Indonesia dikejutkan dengan pemblokiran situs-situs Islam oleh pemerintah. Hal ini terjadi atas pengajuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme BNPT kepada Kementrian Komunikasi dan Informasi Kemenkominfo yang menilai bahwa situs-situs Islam mengandung unsur radikal. Dalam penilaiannya, BNPT dan Kominfo memblokir sebanyak 22 situs Islam melalui ISP Internet Service Provider. Adapun 22 situs tersebut, diantaranya: 1. Arrahmah.com, 2. Voa-islam.com, 3. Ghur4bblogspot.com, 4. Panjimas.com, 5. Thoriquna.com, 6. Dakwatuna.com, 7. Kafilahmujahid.com, 8. An-najah.net, 9. Muslimdaily.net, 10. Hidayatullah.com, 11. Salam-online.com, 12. Aqlislamiccenter.com, 13. Kiblat.net, 14. Dakwahmedia.com, 15. Muqawamah.com, 16. Lasdipo.com, 17. Gemaislam.com, 18. Eramuslim.com, 19. Daulahislam.com, 20. Mshoutussalam.com, 21. Azzammedia.com, 22.Indonesiasupportislami cstate.blogspot.com http:www.republika.co.idberitanasionalhukum150405nmc50b-dewan-pers- 22-situs-yang-diblokir-bukan-pers. Pemblokiran tersebut terjadi secara sepihak oleh BNPT, yaitu melakukan pemblokiran situs tanpa konfirmasi dengan pemilik media. Hal ini mengundang reaksi yang begitu besar terutama dari para netizen dengan membuat tagar kembalikan media Islam KembalikanMediaIslam di media sosial twitter dan telah menjadi trending topic di Indonesia bahkan dunia. 2 Indonesia sebagai negara yang memiliki mayoritas umat Islam terbesar di dunia, yaitu sebanyak 85 persen berpenduduk muslim, tentu situs-situs Islam sangat berpengaruh bagi masyarakatnya dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan nilai-nilai keagamaan wikipedia.com. Terutama pada perubahan sosial yang terjadi di berbagai negara. Adapun alasan penutupan 22 situs tersebut terdapat dalam surat Nomor: 149K.BNPT32015 yang menyatakan bahwa situswebsite mengandung unsur radikal. Menururt BNPT ciri-ciri radikal tersebut yaitu: 1. Ingin melakukan perubahan dengan cepat, menggunakan kekuasaan dengan mengatasnamakan agama 2. Tafkiri. Mereka yang menganut paham tafkiri, yaitu paham yang mudah sekali mengkafirkan orang lain 3. Mendukung, menyebarkan dan mengajak bergabung dengan ISIS 4. Memaknai jihad secara terbatas. Namun, alasan ini tidak disepakati oleh berbagai pihak. Dalam KBBI, pengertian radikal yaitu: 1. secara mendasar sampai kepada hal yang prinsip, 2. perubahan yang amat keras menuntut perubahan undang-undang pemerintahan, 3. maju dalam berpikir dan bertindak. Namun, beberapa ulama menyatakan bahwa makna radikal bersifat positif, dengan dikaitkan pada asal kata radikal yaitu radiks, yang berarti akar. Jadi, ulama menyatakan bahwa Islam radikal artinya ber-Islam hingga ke akar-akarnya yang memang seharusnya dimiliki oleh setiap umat Islam. http:www.republika.co.idberitajurnalismewargawacana150510no4z5h- radikalisme-dan-kebebasan-pers. Ternyata radikal bukanlah satu-satunya alasan yang diungkapkan oleh BNPT untuk memblokir situs Islam. Alasan lain diantaranya yaitu karena situs- situs Islam dianggap menjelek-jelekan Presiden Jokowi yang pada saat itu memasuki bulan keempat masa pemerintahannya. Kemudian alasan lain diungkapkan oleh Deradikalisasi BNPT yang mengatakan bahwa situs-situs 3 Islam diblokir karena menggunakan domain dot com .com. Menurutnya yang diperbolehkan di Indonesia adalah situs dengan domain dot co dot id .co.id http:news.fimadani.comread20150401bnpt-situs-islam-ditutup-karena- kritik-jokowi-dan-demokrasi . Kasus pemblokiran situs islam ini memang merupakan sejarah baru dalam sistem demokrasi di Indonesia. Sejak terjadinya pembredelan media massa oleh pemerintah yang dilakukan kepada media pers umum, yaitu majalah Tempo, majalah berita Editor, dan tabloid politik Detik yang terjadi pada bulan Juni 1994. Sejak saat itu, kondisi kebebasan pers di Indonesia pun semakin memburuk. Namun, kini telah ditetapkannya Undang-Undang Pers No. 40 tahun 1999 dan Undang-Undang Kebebasan Berpendapat yang terdapat pada UUD 1945 pasal 28 F. Dalam hal ini dinyatakan bahwa pembredelan terhadap pers tidak boleh dilakukan dan setiap orang berhak menyampaikan dan menerima pendapat. Tetapi, pemblokiran situs Islam yang terjadi pada sistem demokrasi saat ini merupakan hal yang perlu diketahui penerapan Kebebasan Pers di Indonesia Atmakusumah, 2009: 64. Menururt Atmakusumah, pembredelan pers ini terjadi sebagai dampak dari komunikasi dan arus informasi yang semakin terbuka dan kian terus terang. Berbagai masalah yang tertutup dapat diungkapkan oleh pers sehingga menimbulkan iritasi pada masyarakat yang merasa kepentingannya terusik Atmakusumah, 2009: 7-9. Pers merupakan penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Berita-berita yang diterbitkan di media merupakan informasi sangat penting yang perlu diketahui. Selain itu, pers secara profesionalisme memiliki tanggung jawab terhadap kepentingan masyarakat. Media dipercaya mengangkat realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam dunia jurnalisme ada dua cara pandang yang berbeda dalam melihat konsep yang bermakna “Berita.” Pertama adalah berita dianggap sebagai cerminan dari realitas Mirror of reality, yaitu potret dari realitas sosialnya. Kedua, berita sebagai hasil rekonstruksi realitas yang akan melibatkan produksi 4 dan pertukaran makna constructed reality. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa berita merupakan hasil konstruksi realitas dari sebuah proses manajemen redaksional yang pada akhirnya berita tidak selalu menghasilkan makna yang sama seperti yang diharapkan oleh wartawan dalam diri khalayak pembaca Eriyanto, 2002: 29. Berita tidak sekedar laporan peristiwa yang sudah, sedang, dan akan terjadi. Ada sesuatu yang tersirat dalam sebuah berita. Kadang-kadang makna yang tersirat jauh lebih penting untuk diketahui ketimbang berita yang tersurat. Karena itu khalayak dituntut tidak hanya membaca berita yang tersurat, tetapi juga menyimak makna yang tersirat. Dari pemahaman makna ini bisa dilihat kemana angin bertiup, yang pada gilirannya bisa melahirkan ke mana harus berpihak Abrar, 1997: 23 Dalam praktiknya, pers melakukan pemberitaan dengan mengkonstruksi realitas. Framing merupakan proses konstruksi, yaitu realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu. Berita-berita yang tersaji di media massa merupakan hasil dari konstruksi realitas yang dipilihnya. Berita mengenai pemblokiran situs Islam yang terbit di media Republika Online merupakan hal penting untuk diketahui makna berita dan aspek-aspek yang ditonjolkannya framing Sudibiyo, 2001: 157. Proses framing menjadikan media massa sebagai arena dimana informasi tentang masalah tertentu diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pandangannya didukung pembaca Sobur, 2009:166. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis framing milik Gamson dan Modligiani. Gamson dan Modligiani mengartikan framing sebagai cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisisr sedemikian rupa dan menghasilkan konstruksi makna atas peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Kebebasan pers adalah kebebasan masyarakat untuk mendapatkan informasi seluas-luasnya, kebebasan untuk dapat memilih media sesuai dengan minat dan aspirasi mereka, serta kebebasan untuk dapat menyalurkan pendapat, kritik, dan keluhan mereka melalui media pers. Kebebasan pers dapat 5 memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang makna perbedaan pendapat dalam pergaulan demokratis Atmakusumah, 2009: 13. Begitupun, masyarakat memiliki kebebasan dalam mendapatkan informasi terkait nilai- nilai agama yang diterbitkan oleh situs-situs Islam. Secara formal, sistem pers Indonesia kini diatur melalui UU Pokok Pers No. 40 Tahun 1999, yang mengatur kelembagaan kaidah norma Pers Indonesia. Selain itu, pasal 28 F perubahan Kedua UUD 1945 menjamin bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia Santana, 2005: 236. Dengan demikian, kebebasan pers menurut adanya keterbukaan semua pihak agar segala koreksi, pengawasan, dan kritik yang disampaikan bisa mencapai tingkat objektivitas yang tinggi, jujur, berimbang, dan laporan yang berupa both side coverage dapat dilaksanakan. Walau kebebasan merupakan iklim yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pers, bukan berarti dapat berbuat semaunya dalam menjalankan tugas profesinya. Wartawan didalam menjalankan profesinya juga harus terikat dan dibatasi oleh setidak- tidaknya empat hal, yaitu teori jurnalistik, nilai-nilai social yang hidup dalam masyarakat, kode etik jurnalistik, dan berbagai ketentuan perundang–undangan yang berlaku Barus, 2010: 18. Pers sebagai penerbitan media massa memiliki hak dan kewajiban dalam menyiarkan informasi. Sebuah media dapat dikatakan pers apabila memiliki ciri dan kriteria Pers. Pers pada zaman demokrasi saat ini memiliki kemerdekaan untuk melaksanakan tugas pers tugas jurnalistik yaitu meliput, mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi secara bebas Santana, 2005: 232.. 6 Dalam hal ini, pers Islam dapat dimaknai sebagai suatu proses meliput, mengolah, dan menyebarkan berbagai peristiwa yang sarat dengan muatan nilai-nilai Islam kepada khalayak, serta berbagai pandangan dengan prespektif ajaran Islam dengan mematuhi kaidah-kaidah jurnalistik norma- norma yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist. Menurut Deddy Djamaluddin Malik 1989:168, Pakar komunikasi Universitas Padjadjaran mengatakan bahwa pers Islam merespon berbagai problem sosial yang tengah terjadi di tengah-tengah masyarakat. Pertama, pers Islam harus bersifat kritis terhadap lingkungan luar, sanggup menyaring informasi Barat yang relevan dan tidak bias terhadap Islam. Hal ini sesuai dengan pesan suci al-Qur’an “Jika orang fasik membawa berita, selidikilah berita itu” al- Hujurat49:6. Kedua, pers Islam harus mampu menjadi penterjemah dan “frontier spirit” – pembatas – pembaharuan dan gagasan-gagasan kreatif kontemporer. Ketiga, pers Islam hendaknya sanggup melakukan proses sosialisasi sebagai upaya untuk memelihara dan mengembangkan khazanah intelektual Islam. Keempat, pers Islam harus sanggup mempersatukan setiap kelompok umat sambil memberikan kesiapan untuk bersikap terbuka bagi perbedaan paham. Pers Islam dalam hal ini berperan seperti apa yang dipesankan al-Qur’an: “Dan berpeganglah kamu sekalian pada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-cerai” Ali Imran3: 103https:mediacommunica.wordpress.commahasiswainformasi-tugas-kuliah sistem-informasi-islam-dalam-menghadapi-dunia-global. Dalam prespektif studi media atau komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori “media baru” new media, yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke konten isi informasi kapan saja, dimana saja, pada setiap perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipatif kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi “real time”. Sehingga setiap saat orang dapat melakukannya Romli, 2012 : 31. Salah satu perkembangan terbaru dalam media massa ialah jurnalisme online yang terhubung ke internet. Jurnalisme online dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian informasi melalui media internet, utamanya website. Website atau site situs adalah halaman mengandung konten media, termasuk teks, video, audio, dan gambar. Secara sederhana, jurnalisme online ialah pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet Romli, 2012: 12. 7 Jika pers disuatu negara memiliki cara pandang berbeda terhadap suatu peristiwa yang tejadi di dunia ini, maka pers Islam memiliki prespektif berbeda pula dalam memberitakannya, yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan sunah. Menyimak Indonesia merupakan negara yang berpenduduk mayoritas umat Islam, maka memiliki dasar bahwa peristiwa-peristiwa yang dialami dapat disimak melalui firman Allah yang terdapat dalam kitab Al-qur’an dan juga ajaran Rasulullah hadist sunnah. Setiap insan pers tentu memiliki arah pemberitaan sesuai dengan ideologi yang diterapkan dalam medianya. Peneliti memilih Republika Online sebagai portal berita nasional yang bernuansa Islam. Republika online merupakan salah satu media yang memiliki topik memberitakan peristiwa pemblokiran situs Islam, salah satunya yaitu berita terkait kebebasan pers. Dengan demikian, uraian diatas telah menumbuhkan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian. Penuis ingin mengetahui bagaimana kaitan kebebasan pers dengan berita pemblokiran situs Islam di media Republika Online, makna yang dibangun, dan ideologi yang digunakan Repubika Oline dalam mengemas berita pemblokiran situs Islam.

I. 2 Fokus Masalah