Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Interpretasi Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan sehubungan dengan status subjek penelitian. Penelitian ini sifatnya hanya sekedar mengungkapkan fakta. Hasil penelitian lebih ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti akan memperoleh informasi atau data yang lebih mendalam mengenai potensi konflik laten antar pemeluk aliran gereja “konvensional” Huria Kristen Batak Protestan dengan aliran gereja kharismatik di Kota Kabanjahe Kabupaten Karo.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Kabanjahe Kabupaten Karo. Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi tersebut diatas adalah Kota Kabanjahe merupakan kota yang memiliki beberapa gereja yang sangat cepat berkembang dengan aliran agama “konvensional” dan gereja dengan aliran agama “kharismatik”. Serta peneliti dapat memanfaatkan waktu, tenaga dan pikiran serta dana atau biaya yang diperlukan untuk dimaksimalkan dalam penelitian ini karena peneliti juga berada di kota yang sama dengan lokasi penelitian.

3.3. Unit Analisis dan Informan Penelitian

3.3.1. Unit Analisis

Unit analisis yang dimaksudkan dalam suatu penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian Arikunto, 2006. Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah pendeta, penatua dan diakon serta masyarakat atau jemaat gereja GBI yang beraliran agama “kharismatik” dan jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan yang beraliran “konvensional” yang berada di Kota Kabanajahe.

3.3.2. Informan

Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan peneliti sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penilitian bungin,2007:76. Penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Teknik penentuan informan yang digunakan oleh peneliti adalah dengan teknik bola salju snow ball, yakni informan berikutnya ditentukan berdasarkan keterangan yang diperoleh dari informan sebelumnya yang dapat lebih menunjang tujuan penelitian yang bersangkutan. Teknik penentuan informan diawali dengan menunjuk sejumlah informan yaitu informan yang mengetahui, memahami, dan berpengalaman sesuai dengan objek penelitian ini. Kemudian penulis menentukan informan-informan yang lain sesuai dengan keperluan penelitian ini yakni orang yang terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun karateristik informan sebagai sumber informasi bagi peneliti adalah sebagai berikut: a. Jemaat gereja Huria Kristen Batak ProtestanHKBP yang resmi terdaftar selama 10 tahun menjadi anggota gereja dan jemaat Gereja Bethel Indonesia GBI serta yang sudah resmi terdaftar selama 5 tahun menjadi anggota gereja serta menjadi warga Kabanjahe lebih dari 15 tahun. Alasan peneliti memilih dengan kriteria diatas karena lebih memungkinkan mereka mengetahui mengenai informasi- informasi yang ada di kota Kabanjahe dari pada masyarakat serta jemaat yang baru terdaftar di kota Kabanjahe. b. Pengurus gereja Huria Kristen Batak Protestan dan Gereja Bethel Indonesia yang terdiri dari Pendeta, Sintua, dan Diakon Alasan peneliti memilih pendeta, sintua dan diakon sebagai informan karena merupakan orang yang mengatur tata cara berlangsungnya ibadah pada gereja Huria Kristen Batak Protestan dan gereja Gereja Bethel Indoesia di kabanjahe dan lebih mengetahui bagaimana perkembangan gereja.

3.4. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian sebagai upaya untuk mendapatkan dan memperoleh informasi yang diperlukan. Pada tahap penelitian ini peneliti akan melakukan observasi, wawancara, serta mencatat dokumen-dokumen yang mendukung proses penelitian. Adapun dalam sebuah penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder.

3.4.1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian atau sumber informan melalui observasi dan wawancara baik secara partisipatif maupun wawancara secara mendalam. Oleh karena itu untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara penelitian lapangan sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan mengunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indera lainnya seperti telinga, mulut dan kulit. Kemampuan seseorang ntuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya. Metode observasi ini adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan Bungin, 2007:115. Dalam teknik observasi, peneliti dapat mengetahui dengan cara melihat langsung serta ikut berpartisipasi bagaimana dalam keseharian jemaat gereja GBI yang beraliran kharismatik dengan gereja Huria Kristen Batak Protestan yang beraliran “konvensional” yang berada di kota kabanjahe. b. Wawancara mendalam Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif serta menggunakan alat bantu perekam atau tape recorder jika memang dibutuhkan untuk memudahkan penelitian mengenai keseluruhan informasi yang diberikan informan. Wawancara terhadap informan ditujukan untuk memperoleh data dan informasi secara lengkap.

3.4.2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen yaitu, dengan mengumpulkan data dan mengambil dari buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal, dan bahan-bahan dari situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Interpretasi Data

Menginterpretasikan data merupakan kegiatan mengorganisasikan data dalam susunan-susunan tertentu yang menuju pada kegiatan analisis data. Analisis data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik melalui pengamatan, wawancara atau catatan lapangan lainnya yang telah ada melalui penelitian terdahulu yang kemudian dipelajari dan ditelaah. Pada tahap selanjutnya adalah penyusunan data dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan. Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan diinterpretasikan secara kualitatif. Interpretasi data merupakan proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara deskriptif berdasarkan apa yang terjadi dilapangan.

3.6. Keterbatasan Peneliti

Dokumen yang terkait

Starategi Pertumbuhan Gereja (Studi Kasus Pada Gereja Karismatik GBI Medan Plaza Di Jln. Iskanda Muda Medan)

19 251 108

Makna Sinamot dalam Penghargaan Keluarga Isteri pada Sistem Perkawinan Suku Batak Toba (studi kasus pada masyarakat Batak Toba Kristen Gereja HKBP dengan Gereja Kharismatik Di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi)

14 165 80

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

2 51 95

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 1 11

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 2

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 12

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 11

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 3

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 4

STUDI TERHADAP KOMUNITAS GEREJA HKBP KOTA PEKANBARU

0 2 18