Unit Analisis Informan Unit Analisis dan Informan Penelitian

serta dana atau biaya yang diperlukan untuk dimaksimalkan dalam penelitian ini karena peneliti juga berada di kota yang sama dengan lokasi penelitian.

3.3. Unit Analisis dan Informan Penelitian

3.3.1. Unit Analisis

Unit analisis yang dimaksudkan dalam suatu penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian Arikunto, 2006. Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah pendeta, penatua dan diakon serta masyarakat atau jemaat gereja GBI yang beraliran agama “kharismatik” dan jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan yang beraliran “konvensional” yang berada di Kota Kabanajahe.

3.3.2. Informan

Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan peneliti sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penilitian bungin,2007:76. Penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Teknik penentuan informan yang digunakan oleh peneliti adalah dengan teknik bola salju snow ball, yakni informan berikutnya ditentukan berdasarkan keterangan yang diperoleh dari informan sebelumnya yang dapat lebih menunjang tujuan penelitian yang bersangkutan. Teknik penentuan informan diawali dengan menunjuk sejumlah informan yaitu informan yang mengetahui, memahami, dan berpengalaman sesuai dengan objek penelitian ini. Kemudian penulis menentukan informan-informan yang lain sesuai dengan keperluan penelitian ini yakni orang yang terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun karateristik informan sebagai sumber informasi bagi peneliti adalah sebagai berikut: a. Jemaat gereja Huria Kristen Batak ProtestanHKBP yang resmi terdaftar selama 10 tahun menjadi anggota gereja dan jemaat Gereja Bethel Indonesia GBI serta yang sudah resmi terdaftar selama 5 tahun menjadi anggota gereja serta menjadi warga Kabanjahe lebih dari 15 tahun. Alasan peneliti memilih dengan kriteria diatas karena lebih memungkinkan mereka mengetahui mengenai informasi- informasi yang ada di kota Kabanjahe dari pada masyarakat serta jemaat yang baru terdaftar di kota Kabanjahe. b. Pengurus gereja Huria Kristen Batak Protestan dan Gereja Bethel Indonesia yang terdiri dari Pendeta, Sintua, dan Diakon Alasan peneliti memilih pendeta, sintua dan diakon sebagai informan karena merupakan orang yang mengatur tata cara berlangsungnya ibadah pada gereja Huria Kristen Batak Protestan dan gereja Gereja Bethel Indoesia di kabanjahe dan lebih mengetahui bagaimana perkembangan gereja.

3.4. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Starategi Pertumbuhan Gereja (Studi Kasus Pada Gereja Karismatik GBI Medan Plaza Di Jln. Iskanda Muda Medan)

19 251 108

Makna Sinamot dalam Penghargaan Keluarga Isteri pada Sistem Perkawinan Suku Batak Toba (studi kasus pada masyarakat Batak Toba Kristen Gereja HKBP dengan Gereja Kharismatik Di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi)

14 165 80

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

2 51 95

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 1 11

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 2

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 12

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 11

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 3

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 4

STUDI TERHADAP KOMUNITAS GEREJA HKBP KOTA PEKANBARU

0 2 18