Perpindahan Jemaat serta Daya Tarik Gereja Yang Beraliran

seorang suami beragama dan yang beribadah ke gereja Huria Kristen Batak Protestan. Hal itu juga yang membuatnya semakin bertahan beribadah sampai sekarang ke gereja Huria Kristen Batak Protestan di kota kabanjahe. Mak Harto juga salah satu informan yang mengatakan bahwa bahwa tidak perlu adanya hubungan antara jemaat Huria Kristen Batak Protestan dengan jemaat yang beraliran kharismatik Gereja Bethel Indonesia maupun jemaat kharismatik yang lainnya. Dia mengatakan bahwa menjadi seorang pendeta kharismatik itu hanya membutuhkan kepintaran menghafal ayat-ayat yang ada di alkitab. Berbeda dengan pendeta dari gereja konvensional maupun gereja Huria Kristen Batak Protestan yang harus menjalani perkuliahan di bagian teologia agar bisa menjadi pendeta.

4.4. Interpretasi Data

4.4.1. Perpindahan Jemaat serta Daya Tarik Gereja Yang Beraliran

Kharismatik Sejak kemunculan gereja kharismatik membuat jemat dari gereja lain khususnya gereja konvensional ingin beribadah ke gereja ini. Tata ibadah yang sangat berbeda membuat jemaat lain penasaran akan tata ibadah gereja kharismatik serta gereja kharismatik memiliki daya tari tersendiri bagi jemaatnya sehingga dengan suka rela meninggalkan gereja lamanya untuk bergabung dengan gereja ini. Perpindahan ini sendiri dipengaruhi oleh ketidakpuasan jemaat akan peribadatan yang ada di gereja konvensional khususnya di gereja HKBP maupun GBKP. Gereja yang beraliran kharismatik ini lebih menekankan pada engalaman rohani saja. Melalui hasil wawancara dilokasi penelitian dengan para informan, diperoleh data bahwa terdapat suatu jawaban atau pandangan yang sama dari para informan mengenai daya tarik yang dimiliki oleh gereja kharismatik. Seperti pernyataan yang diungkapkan informan yang bernama Olive Tarigan 35 tahun: …..“Gereja kharismatik ini memang memiliki daya tarik si cukup mejile. Ternen arah mbaru dengan gereja enda lit bas kabanjahe enda enggo enterem jemaatna arah jemaat gereja sidebanna bagi arah gereja HKBP, gereja GBKP ntah pe gereja sidebanna. Kesan si tantangna ku dat sangana aku ngikuti kebaktien bas gereja enda erbahanca jenda ateku lalap ergereja. Jemaat gereja ntah pe pengurus gereja enda mehuli kel man jemaat si mbaru denga. Tantangna kel lanai ku eteh kuja ateku erkebaktien perbahan sangana aku erkebaktien bas gerejaku sindekah lanai kuakap nyaman bagepe bagi lanai ku akap lit je Tuhan. Situhuna sanga aku reh ku gereja kharismatik enda aku ragu perbahan la lit ise pe kutandai je tapi pas kenca aku seh bas gereja mis reh kalak si ngalo-ngalo aku sierbahanca aku betah bas gereja enda. Lalit perbedaan antara jemaat simbaru ntah pe si ndekah bas gereja enda. Kerina bali perbahanenna man tiap-tiap jemaat. Enca pe kebaktien bas gereja enda beda kel ras kebatien i gerejangku perbahan gereja enda make alat musik si enggo mejile bagi gitar, drum ras pe piano. Adi bas gereja si ndekah piano ngenca ipakena. Bas gereja enda la melungen janah pe aku lebih ndatken kesah sibadia. “Gereja kharismatik ini memang memiliki daya tarik yang cukup bagus. Terlihat dari baru munculnya gereja ini dan sudah memiliki jemaat tetap yang datang dari gereja konvensional seperti gereja HKBP, GBKP maupun gereja-gereja konvensional lainnya yang ada di kota kabanjahe. Kesan pertama yang saya dapatkan saat saya datang beribadah ke gereja ini membuat saya ingin selalu beribadah di gereja ini. Jemaat gereja ini maupun pengurus gereja ini sangat ramah dan sangat “welcome” kepada jemaat pendatang baru. Awalnya saya tidak tahu lagi mau beribadah ke gereja mana, karena pada saat saya beribadah ke gereja saya, saya merasa tidak nyaman dan saya merasa tidak lagi adanya Tuhan disana. Pertama saya datang ke gereja kharismatik awalnya saya merasa ragu karena tidak ada yang saya kenal disana, tetapi ketika saya memasuki gereja ini saya langsung disambut dan mereka berusaha membuat saya nyaman berada di gereja itu. Ternyata bukan hanya jemaat baru saja yang disambut melainkan jemaat yang sudah lama. Tidak ada perbedaan antara jemaat baru dan lama maupun jemaat yang muda maupun jemaat yang tua. Perlakuan para pengurus gereja maupun pendeta sama kesetiap umatnya. Selain itu tata ibadahnya juga membuat saya ingin lebih lama untuk beribadah di gereja ini. Berbeda dengan gereja lama saya yang hanya menggunakan alat musik piano, dan gereja ini sudah menggunakan alat musik seperti drum, gitar maupun piano. Tidak ada keheningan pada saat beribadah dan hal itu membuat saya merasa lebih terberkati”. Hal ini senada dengan jawaban yang disampaikan informan yang bernama yusniarti: …. “Pertama kali saya beribadah ke gereja kharismatik saya langsung merasa bahwa saya diterima dan sangat berbeda pada saat saya beribadah ke gereja lama saya. Disana saya tidak merasakan kenyamanan seperti kesan yang diberikan pada saat pertama kali saya beribadah ke gereja kharismatik. Jemaat gereja maupun pengurus gereja sangat ramah dan “welcome” kepada jemaat yang baru pertama kali datang. Digereja ini tidak ada perbedaan antara jemaat lama dan jemaat baru serta gereja ini tidak memiliki batasan-batasan seperti yang ada digereja lama saya. Adat istiadat juga tidak berperan didalam gereja ini sehingga saya bisa lebih ekspresif dalam mengikuti kebaktian. Awalnya saya hanya mencoba-coba datang beribadah ke gereja kharismatik dan kesan yang saya dapat adalah kesan bahwa jemaat gereja ini sangat ramah. Kesan pertama inilah yang membuat saya bertahan hingga sekarang, dan saya rela keluar dari gereja lama saya untuk bergabung dengan gereja kharismatik ini” Hal ini juga senada dengan yang disampaikan informan yang bernama herny Diana 44: Gereja yang lebih mengutamakan pengalaman rohani ini tidak menggabungkan adat istiadat ke dalamnya sehingga membuat setiap jemaatnya lebih merasakan kenyamanan. Menurut saya gereja ini lebih bisa menerima perkembangan zaman terlihat dari cara beribadah yang lebih enerjik dibandingkan dengan gereja konvensional. Dari cara berpakaian juga gereja ini lebih bebas sehingga kita tidak hanya menggunakan rok saja melainkan bisa memakai celana jeans. Hal seperti ini yang kadang bisa membuat senang para remaja yang malas memakai rok. Gereja yang memiliki jemaat yang sangat “welcome” terhadap jemaat baru membuat jemaatnya tidak canggung untuk datang lagi beribadah serta mendapatkan kenyamanan. Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa gereja kharismatik memang memiliki daya tarik yang dapat mengajak dan menarik jemaat gereja lain untuk beribadah di gereja ini. Jemaat gereja dan pengurus gereja kharismatik ini sangat ramah, peduli serta sangat “welcome” kepada jemaatnya baik jemaat baru mauun jemaat lama. Kepedulian pendeta maupun pengurus gereja kepada jemaat yang memiliki masalah baik maslah dalam rumah tangga maupun maslah di tempat jemaatnya bekerja. Para pengurus gereja dan pendeta dengan senang hati datang berkunjung ke rumah jemaat hanya untuk mendoakan jemaatnya yang lagi dalam masalah. Selain itu, dengan adanya alat musik yang mengiringi kebaktian gereja ini membuat kebaktian yang berlangsung tidak monoton. keberadaan pengurus gereja dan fasilitas gereja inilah yang membuat jemaat dari gereja lain mau menjadi jemaat tetap gereja ini. Adapun hal-hal yang menjadikan gereja yang beraliran kharismatik ini memiliki daya tarik adalah: 1. Jemaat gereja yang lebih fleksibel yang artinya jemaat gereja yang lebih mudah menerima perkembangan zaman serta gereja ini tidak memiliki batasan-batasan yang ditetapkan oleh gereja bagi setiap jemaatnya. 2. Gereja yang tidak terikat akan tradisi atau budaya yang memungkinkan jadi penghalang bagi jemaatnya untuk beribadah. 3. Serta gereja yang lebiih mengutamakan pengalaman rohani dibandingkan pendidikan mengenai agama.

4.4.2. Tata Ibadah Yang Monoton

Dokumen yang terkait

Starategi Pertumbuhan Gereja (Studi Kasus Pada Gereja Karismatik GBI Medan Plaza Di Jln. Iskanda Muda Medan)

19 251 108

Makna Sinamot dalam Penghargaan Keluarga Isteri pada Sistem Perkawinan Suku Batak Toba (studi kasus pada masyarakat Batak Toba Kristen Gereja HKBP dengan Gereja Kharismatik Di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi)

14 165 80

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

2 51 95

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 1 11

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 2

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 12

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 11

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 3

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 4

STUDI TERHADAP KOMUNITAS GEREJA HKBP KOTA PEKANBARU

0 2 18