Sistem-Sistem Pengawasan Internal Pengawasan Internal

misalnya cash register, lemari besi, gudang yang terkunci dan sebagainya. h. Pemeriksaan oleh petugas yang bebas dari tugas rutin Secara periodik, sistem administrasi harus diteliti kembali oleh suatu “institut” tersebut adalah Bagian Pemeriksaan Intern Internal Audit Departement dari perusahaan itu sendiri atau dapat berupa kantor akuntan ekstern. Penelitian periodik itu diperlukan untuk memastikan bahwa prosedur- prosedur pengawasan intern yang telah ditentukan itu betul-betul dilaksanakan. Keadaan perusahaan selalu berubah misalnya operasi meluas dan jumlah pegawai bertambah, dan prosedur-prosedur pengawasan intern harus selalu menyesuaikan diri.

3. Sistem-Sistem Pengawasan Internal

Menurut Hadibroto,1984, ada beberapa sistem pengawasan internal yang baik yaitu: a. Sistem Pengawasan Akuntansi Accounting Control Fungsi pengawasan akuntansi ialah untuk mengawasi agar pencatatan transaksi dan pelaksanaan transaksi dapat dijamin sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh kebijaksanaan pimpinan sedangkan jumlah, waktu dan perkiraan akuntansi benar-benar sesuai dengan yang seharusnya. Dengan demikian, maka data akuntansi yang akan dihasilkan sebagai output dari sistem pengawasan intern benar-benar dapat dipercaya reliable. 1 Sistem pemberian wewenang dapat berupa pemberian wewenang untuk hal khusus atau untuk hal umum, yaitu mengenai transaksi tertentu atau mengenai sekelompok transaksi yang sifatnya serupa. 2 Sistem persetujuan mengawasi agar transaksi dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan dengan cara menyetujui secara tertulis pada dokumen tertentu untuk tujuan itu. 3 Sistem pemisahan tugas mempunyai fungsi untuk mengawasi agar terdapat “internal check”, karena dengan sistem ini dapat diketahui apa yang dilaksanakan oleh seorang petugas tidak menyimpang dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan pekerjaan orang lain mengenai transaksi yang sama. 4 Sistem pengawasan fisik tentunya jelas berfungsi agar tidak ada pencurian dan perusakan fisik barang yang diperlukan dalam proses usaha. 5 Sistem pemeriksaan intern mempunyai fungsi penting, karena melalui sistem ini, maka dapat dijaga agar sistem lain yang merupakan unsur-unsur sistem pengawasan intern tetap berfungsi. Disamping itu pemeriksaan intern dapat pula menilai kelemahan- kelemahan yang mungkin terdapat pada sistem pengawasan intern itu sendiri. b. Sistem Pengawasan AdministratifAdministrative Control Yang termasuk dalam unsur sistem pengawasan administratifadalah: 1 Sistem rencana organisasi Sistemrencana organisasi merupakan tulang punggung sistem pengawasan intern, karena proses pengambilan keputusan yang menuju ke sistem pemberian wewenang authorization untuk melaksanakan transaksi akan banyak dipengaruhi oleh rencana organisasi. Demikian pula sistem pemisahan tugas yang merupakan unsur sistem pengawasan akuntansi sedikit- baanyaknya tergantung dari rencana organisasi perusahaan. Dalam penyusunan rencana yang efektif untuk memperkuat sistem pengawasan intern perlu diadakan pemisahan antara berbagai fungsi operasi, penyimpanan dan pencatatan. Pemisahan fungsi tidak berarti bahwa koordinasi ditiadakan. Masalah tanggung jawab pada tiap bagian merupakan masalah penting karena pelimpahan wewenang tanggung jawab. Tanggung jawab rangkap sebaiknya dihindarkan. 2 Sistem-sistem yang bersifat usaha memperoleh efisiensi dan mencapai tujuan ketaatan terhadap policy pimpnan yang tidak langsung berhubungandengan catatan keuangan.

4. Pengawasan Internal Piutang