Perhitungan Piutang pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

terdapat dalam kartu piutang dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran pencatatan dalam buku besar.Cara lain untuk pencatatan kartu piutang adalah dengan mendasarkan pada buku penjualan.

C. Perhitungan Piutang pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

Pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan, setiap piutang atau kredit dihitung dengan menggunakan metode anuitas menurun dengan bunga 1,25 per bulannya. Sebagai contoh, pada tanggal 5 Maret seorang pedagang grosir atau kreditur meminjam uang tunai kepada bank sebesar Rp 300.000.000,- untuk modal usaha.Pada tanggal 16 Maret, si kreditu membayar sebesar Rp 250.000.000. Maka perhitungannya adalah: Rp 300.000.000 x 1,25 x 0,4 = Rp 1.500.000 Pada tanggal 20 Maret si kreditur meminjam lagi sebesar Rp 100.000.000,- kepada bank. Maka perhitungannya adalah: Rp 150.000.000 x 1,25 x 0,17 = Rp 313.700 Di akhir bulan, jumlah kredit atau piutang yang harus dibayar oleh kreditur adalah: Rp 300.000.000 x 1,25 = Rp 3.750.000 Maka setiap bulannya si kreditur membayar kepada bank sebesar RP 3.750.000,- Jika si kreditur tidak membayar pada tanggal jatuh tempo, maka pihak PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan memberi tenggang waktu selama 3 hari setelah tanggal jatuh tempo. Dan apabila lewat dari 3 hari si kreditur atau si peminjam tidak membayar juga, maka pihak PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan akan memberikan sanksi kepada kreditur berupa denda sebesar 3 per harinya dari tanggal jatuh tempo. Pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan, proses kredit yang terintegrasi meliputi: 1. Analisa Kredit 2. Persetujuan Kredit 3. Pemantauan Nasabah 4. Penyelamatan Kredit Bermasalah PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan memberikan syarat permohonan kredit. Persyaratan umum permohonan kredit adalah sebagai berikut: 1. Kredit Produktif Surat Permohonan Kredit Permohonan kredit harus diajukan secara tertulis dengan memuat informasi mengenai: 1. Tempat dan tanggal pengajuan permohonan kredit 2. Pimpinan dan alamat unit kerja Bank yang dituju untuk penyampaian permohonan kredit 3. Identitas pemohon dan usaha pemohon 4. Jumlah kredit, jangka waktu, tujuan penggunaan kredit, sumber dana dan cara pengembalian kredit 5. Tanda tangan pemohon Sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2000 tanggal 01 Mei 2000, surat permohonan kredit dapat dipersamakan dengan surat biasa dan merupakan dasar proses awal untuk dapat terjadinya perjanjianakad kredit yang sifatnya mengikat kedua belah pihak yaitu Pemohon dan Bank, sehingga tidak wajib dikenakan aturan bea materai. Apabila dikemudian hari surat permohonan kredit tersebut diperlukan untuk dipergunakan sebagai alat bukti, maka dapat dilakukan pemeteraian kemudian. 2. Legalitas Usaha Tabel 3.1 Legalitas Usaha No. Legalitas Usaha Perorangan Perusahaan 1. Akte Pendirian berikut perubahannya yang terbaru - V 2. Kartu Penduduk KTP V V 3. Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP V V 4. Surat Izin Tempat Usaha SITU V V 5. Surat Izin Undang Undang GangguanSIUUGHO V V 6. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi SIUJK - V 7. Tanda Daftar Perusahaan TDP V V 8. Analisis Dampak Lingkungan AMDAL V V 9. Legalitas Usaha Lainnya V V Bagi Perusahaan nasabahcalon nasabah yang usahanya diperkirakan mempunyai dampak sensitive yang tinggi terhadap lingkungan,maka fasilitas kredit hanya dapat dipertimbangkan apabila perusahaan tersebut mempunyai izin AMDAL dari intansi yang berwenang 3. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan Laporan Keuangan a. Bagi seluruh debitur Wajib Pajak Badan wajib dicantumkan NPWP- nya. b. Bagi debitur Wajib Pajak Orang Pribadi yang jumlah kredit atau hutangnya lebih dari Rp 100.000.000,- wajib dicantumkan NPWP- nya. c. Bagi debitur Wajib Pajak Orang Pribadi yang jumlah kredit atau hutangnya tidak lebih Rp 100.000.000,- tidak wajib dicantumkan NPWPnya.

D. Penetapan KolektibilitasKualitas KreditPiutang Nasabah padaPT. Bank