5 menunjang pertumbuhan dan proses produksi kelapa sawit, faktor tersebut saling
terkait dan mempengaruhi satu sama lain Mangoensoekarjo, 2003. Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tandan kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar lintang utara-selatan 12 derajat pada ketinggian 0-500 m dpl.
Beberapa unsur iklim yang penting dan saling mempengaruhi adalah curah hujan, sinar matahari, suhu, kelembapan udara dan angin. Curah hujan optimum yang
diperlukan kelapa sawit rata-rata 2.000-2.500 mmtahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan. Sinar matahari yang
cukup untuk memproduksi karbohidrat dan memacu pembentukan bunga dan buah. Oleh sebab itu, intensitas, kualitas, dan lama penyinaran sangat
berpengaruh. Lama penyinaran optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jamhari. Selain curah hujan dan sinar matahari yang cukup, tanaman
kelapa sawit memerlukan suhu optimum sekitar 24-28
o
C Fauzi, 2004.
2.2. Teknik Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan suatu teknik untuk mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan dan organ dalam media aseptik yang kaya
nutrisi serta zat pengatur tumbuh yang tepat sehingga bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi kembali menjadi tanaman yang lengkap
Gunawan, 1995. Kemampuan internal sel untuk berdiferensiasi disebut totipotensi, ke arah
mana sel-sel tanaman dapat diinduksi untuk mengekspresikan totipotensinya, sangat tergantung pada sejumlah variabel termasuk faktor eksplan, komposisi
medium, zat pengatur tumbuh, dan stimulus fisik, seperti cahaya, suhu dan kelembaban. Sebagai konsekuensinya, keberhasilan teknik kultur jaringan sangat
tergantung pada optimasi variabel-variabel tersebut. Aplikasi kultur jaringan tanaman bermanfaat terutama dalam perbanyakan klon atau perbanyakan massal
dari tanaman yang sifat genetiknya identik satu sama lain Zulkarnain, 2009. Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan tissue culture bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam pertumbuhannya. Seiring dengan permintaan bibit yang semakin meningkat, cara perbanyakan
Universitas Sumatera Utara
6 secara konvensional menggunakan setek, anakan, dan cabut pucuk tidak lagi bisa
mencukupi. Satu-satunya cara perbanyakan yang mampu memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam jumlah besar hanya kultur jaringan. Eksplan yang
digunakan adalah jaringan yang masih muda. Jaringan muda ini tersusun atas sel- sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga diharapkan bisa menghasilkan
tanaman yang sempurna Purwanto, 2008.
2.3. Eksplan
Bahan tanaman yang dikulturkan lazim disebut eksplan. Dalam perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, eksplan merupakan faktor penting penentu
keberhasilan. Umur fisiologis, umur ontogenetik, ukuran eksplan, serta bagian tanaman yang diambil merupakan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
memilih eksplan yang akan digunakan sebagai bahan awal kultur. Umumnya, bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah jaringan muda yang
sedang tumbuh aktif Yusnita, 2004. Penggunaan eksplan dari jaringan muda lebih sering berhasil karena sel-
selnya aktif membelah, dinding sel tipis karena belum terjadi penebalan lignin dan selulosa yang menyebabkan kekakuan pada sel menyatakan bagian tanaman yang
dapat digunakan sebagai eksplan adalah: pucuk muda, batang muda, daun muda, apical bud, hipokotil Gunawan, 1995. Menurut Wattimena Mattjik 1992
perbedaan dari bagian tanaman yang digunakan akan menghasilkan pola pertumbuhan yang berbeda. Eksplan tanaman yang masih muda menghasilkan
tunas maupun akar adventif.
Pada hampir semua tanaman, di bagian yang juvenil, keadaan sel-selnya masih aktif membelah dan merupakan bagian tanaman yang paling baik untuk
eksplan. Untuk mendapatkan jaringan yang muda atau juvenil dapat dilakukan pembiakan secara aseptik atau bagian tanaman yang masih muda yang berasal dari
bibit, kecambah atau tunas adventif Herawan, 2004. Seleksi bahan eksplan yang cocok merupakan faktor penting yang
menentukan keberhasilan program kultur jaringan. Untuk memulai sistem kultur jaringan yang baru dengan spesies atau kultivar tanaman yang baru pula,
Universitas Sumatera Utara
7 seringkali menghendaki analisis yang sistematis terhadap potensi eksplan dari
setiap tipe jaringan Hartman et al., 1990.
2.4. Media Kultur