Media Kultur Pengaruh 2,4-D dan Frekuensi Subkultur Terhadap Perubahan Genetik Kultur Apikal Bud Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) pada Media MS

7 seringkali menghendaki analisis yang sistematis terhadap potensi eksplan dari setiap tipe jaringan Hartman et al., 1990.

2.4. Media Kultur

Menurut George Sherrington 1984, kultur jaringan memiliki beberapa aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan perbanyakan tanaman salah satu diantaranya adalah komposisi media. Media tersebut harus berisi unsur hara makro, mikro, gula, protein, vitamin dan zat pengatur tumbuh. Berbagai komposisi media telah diformulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan beberapa diantaranya yaitu: Knudson C 1946, Nitsch Nitsch 1956, Murashige dan Skoog-MS 1962, B5 1968, Schenk dan Hildebrandt-SH 1972 serta Woody Plant Medium-WPM Lloyd McCown, 1981. Media tanam adalah senyawa –senyawa anorganik maupun senyawa- senyawa organik yang dipergunakan untuk pertumbuhan eksplan dan plantlet Berhasilnya kultur jaringan banyak ditentukan oleh media tanam. Campuran media yang satu belum tentu cocok untuk semua jenis tanaman Soeryowinoto, 1996. Pemilihan komposisi media tergantung pada jenis tanaman yang dikulturkan Pierik, 1987. Saat ini terdapat banyak formulasi media yang biasa digunakan untuk kultur in vitro. Sampai saat ini, regenerasi kelapa sawit melalui embriogenesis dilakukan dengan menggunakan media Murashige dan Skoog MS Tahardi, 1988. Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan, diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat. Ketidaktepatan ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki. Pada umumnya untuk suatu keperluan, media yang telah dirumuskan dapat diubah atau diperbarui, dengan mengganti zat-zat tertentu, atau menambah zat lain Zulkarnain, 2009. Gula merupakan komponen penting dalam media kultur untuk pertumbuhan dan perkembangan in vitro, sebab gula merupakan sumber energi yang biasa didapat tanaman dari atmosfer melalui proses fotosintesis. Sukrosa merupakan sumber karbon terbaik diikuti glukosa, maltosa dan rafinosa, sedangkan fruktosa, galaktosa, manosa dan laktosa kurang efektif digunakan Universitas Sumatera Utara 8 George Sherington, 1984. Agar sebagai bahan pemadat merupakan polisakarida yang diperoleh dari beberapa spesies alga. Penggunaan alga berfungsi untuk menyangga eksplan sehingga kontak antara eksplan dengan media dengan udara terpenuhi. Umumnya konsentrasi agar yang ditambahkan dalam media kultur berkisar antara 0,6-1 Gunawan, 1995.

2.5. Zat Pengatur Tumbuh ZPT