lebih besar dibandingkan dengan aron pria dikarenakan semakin besar jumlah wanita yang terjun kedunia kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Aron yang bekerja pada lahan pertanian di
DesaKelurahan Kabanjahe, 2011
No. DesaKelurahan
Aron Persentase
1 Lau Simomo
189 1,5
2 Kandibata
533 4,2
3 Lau Cimba
1.829 14,3
4 Padang Mas
3.753 29,4
5 Gung Leto
516 4,03
6 Gung Negeri
2.416 18,9
7 Samura
420 3,3
8 Ketaren
1.365 10,7
9 Kampung Dalam
216 1,7
10 Rumah Kabanjahe
436 3,4
11 Kaban
215 1,7
12 Kacaribu
845 6,6
Jumlah 12.778
100 Sumber: Kepala Desa se Kecamatan Kabanjahe dan berdasarkan BPS 2011
Tabel 1.2 menunjukkan jumlah tenaga kerja aron pria dan wanita di Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe sebanyak 1.365 jiwa 10,7. Namun karena
ketidaktersediaan data maka tidak dapat dilampirkan perbandingan jumlah aron wanita dan jumlah aron pria pada tabel diatas, yang hanya terlampirkan adalah
jumlah keseluruhan aron yang di Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe.
1.2 Perumusan Masalah
Setiap anggota keluarga memiliki peranannya tersendiri yang sudah diatur berdasarkan ikatan-ikatan yang terjalin didalamnya. Salah satunya adalah wanita
yang berperan sebagai istri, ibu bagi anak-anaknya dan mengatur berbagai urusan di dalam rumah tangga. Wanita aron yang terdapat di desa Ketaren, tidak hanya
bekerja sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga menimbulkan beban ganda yang
Universitas Sumatera Utara
mengarah kepada perubahan fungsi keluarga pada wanita aron baik dari fungsi ekonomi, pendidikan, keagamaan, maupun fungsi keturunan. Karena adanya
masalah tersebut maka yang menjadi perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah perubahan fungsi keluarga pada aron wanita di desa
Ketaren, Kecamatan Kabanjahe terkait dengan fungsi ekonomi dan fungsi pendidikan?
b. Bagaimanakah perubahan peranan domestik dan peranan publik aron
wanita di desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana perubahan fungsi dan peranan
keluarga pada aron wanita di Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe. b. Bagaimana aron wanita menyikapi perubahan fungsi dan peranan
keluarga pada aron wanita di Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pemanfaatannya bagi instansi yang terkait pada pengetahuan
sosial. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah daerah yang terkait khususnya di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe maupun
pemerintah pusat untuk menambah daftar referensi sehingga dapat digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa yang ada di sekitar wilayah tersebut dalam
melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.5 Kerangka Teori
1.5.1 Teori Pertukaran Sosial exchange social
Teori pertukaran sosial exchange social adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa di dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran,
pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Homans mengatakan bahwa pertukaran sosial merupakan hubungan-hubungan yang dijembatani oleh
perilaku manusia, dimana hubungan tersebut juga menyangkut kebutuhan- kebutuhan individu.
Adapun yang dimaksud Homans adalah tindakan yang berkenaan dengan kemauan yang memperhitungkan adanya biaya cost seperti hilangnya waktu,
pengorbanan, energi, maupun kegiatan-kegiatan lainnya dan juga berkenaan dengan penghargaan reward seperti keuntungan atau mendapatkan hak atas
biaya yang telah diberikan untuk sesuatu hal tersebut. Hubungan-hubungan sosial seperti pola-pola perilaku di tempat kerja,
percintaan, perkawinan, keluarga dan persahabatan selalu diiringi dengan adanya biaya cost dan penghargaan reward atas suatu pengorbanan yang diberikan
terhadap hubungan sosial tersebut Doyle, 1990:54.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Asumsi Dasar Teori Pertukaran Sosial
Asumsi dasar yang diberikan oleh Homans tentang teori pertukaran sosial adalah sebagai berikut:
a Jika antara biaya cost dan penghargaan reward tidak sejalan maka akan
menimbulkan konflik bagi yang bersangkutan. b
Jika dalam kehidupan sehari-hari digunakan sistem biaya dan penghargaan, maka kegagalan manusia untuk mempertahankan suatu
hubungan tidak akan berjalan lama. c
Waktu mempengaruhi biaya dan penghargaan, semakin dekat jarak suatu hubungan tersebut maka semakin sering intens terjalin suatu hubungan
tersebut. Terkait dengan teori pertukaran tersebut, dapat dilihat bagaimana beban
ganda yang dipikul oleh seorang wanita yang memberi pengorbananbiaya cost untuk keluarganya yaitu dengan bekerja sebagai pemenuh kebutuhan keluarga dan
juga sebagai sebagai ibu rumah tangga yang mengurus berbagai kebutuhan suami dan anak-anaknya. Pengorbanan yang diberikan wanita untuk keluarga,
mengharuskan wanita memikul beban yang lebih berat dibanding dengan pria yang hanya berorientasi sebagai kepala keluarga.
Atas pengorbanan yang diberikan oleh wanita sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan, wanita akan mendapatkan
penghargaan reward atas beban ganda yang dipikul oleh wanita, yaitu berupa pencapaian ekonomi dan terpenuhinya segala kebutuhan keluarga. Terkait dengan
teori pertukaran sosial, dikatakan bahwa ada salah satu pihak yang mempunyai
Universitas Sumatera Utara
kepentingan tersebut dapat diuntungkan dan dirugikan. Apakah pihak suami yang merasa diuntungkan atau dirugikan, atau bahkah pihak isteri yang merasa
diuntungkan atau dirugikan. Jika pihak suami yang merasa diuntungkan, hal itu dikarenakan suami
yang berperan sebagai seorang kepala rumah tangga yang bekerja sebagai pencari nafkah utama bagi keluarga, tidak mampu memenuhi segala kebutuhan keluarga
dengan baik dikarenakan pendapatan yang diperoleh tidak memadai. Sehingga, wanita yang dikonsepkan sebagai ibu rumah tangga harus membantu suami
menopang perekonomian keluarga. Ikut terjunnya wanita ke dalam sektor kerja membuat peran suami yang
dikonsepkan sebagai pencari nafkah utama menjadi lebih ringan dikarenakan isteri ikut menopang perekonomian keluarga. Disisi lain wanita bisa merasa dirugikan
dan juga tidak dirugikan dengan beban ganda yang mereka pikul.
1.6 Defenisi Konsep
1. Perubahan fungsi ataupun peranan keluarga adalah bukan berarti seorang
ibu atau ayah telah bertukar fungsi menggantikan fungsi pasangannya atau tidak lagi menjalankan fungsi masing-masing. Perubahan fungsi keluarga
juga tidak bermakna keluarga terus melepaskan fungsi keluarga tersebut untuk dikendalikan oleh agensi lainnya seperti lembaga pendidikan
maupun lembaga lainnya, namun hanya ditumpukan kepada sejauh mana keluarga masih menjalankan fungsi tersebut dan bahagian-bahagian mana
yang telah dilepaskan oleh pasangan sesuai dengan keadaan. Fungsi
Universitas Sumatera Utara
keluarga yang diamati berkenaan dengan fungsi ekonomi dan fungsi pendidikanOgburn, 1986.
a Fungsi ekonomi dimaksudkan disini adalah pertentangan terhadap
perubahan peran ibu, dimana fungsi ekonomi masih tetap dijalankan oleh seorang suami tetapi isteri juga berperan dalam
menjalankan fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi yang dijalankan oleh seorang ibu dikatakan sebagai pekerja separuh masa, tetapi
jika diamati dari masa ke masa seorang ibu adalah pekerja sepenuh masa. Selain itu, dalam konteks ini sumbangan ekonomi para isteri
kepada keluarga hampir sama atau lebih besar dari pada sumbangan ekonomi suami sendiri. Peranan isteri dalam hal ini
menunjukkan sumbangan ekonomi keluarga yang sangat besar berbanding sumbangan ekonomi suami. Malahan bagi isteri-isteri
yang bekerja, beban lebih terasa karena mereka menjalankan dua peranan sekaligus yaitu sebagai pekerja dan pengurus
rumahtangga. Masa yang digunakan untuk mengurus rumahtangga sedikit berbanding dengan masa bekerja di lahan pertanian.
Aktivitas domestik rumahtangga yang di mulai pagi hari, segala kegiatan domestik seperti memasak, mengemas rumah,
memandikan anak, mencuci pakaian dan urusan dapur di lakukan sendiri oleh isteri atau bersama dengan suami. Sebagai pengurus
rumah tangga dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, wanita harus bangun pagi-pagi buta untuk mempersiapkan segala
kebutuhan rumahtangga. Setelah pekerjaan rumah tangga tersebut
Universitas Sumatera Utara
selesai maka wanita melanjutkan aktivitas ekonomi mereka seperti megolah lahan, menanen jeruk, membersihkan rerumputan di
sekeliling jeruk, memanen kol, menanam sayur-sayuran dan lain- lain. Secara nyata, sumbangan masa untuk kegiatan ekonomi
keluarga adalah dua kali ganda dilakukan oleh wanita berbanding dengan sumbangan masa pria.
b Fungsi pendidikan yaitu untuk mendidik anak mulai dari awal
sampai dengan pertumbuhan anak sehingga terbentuk personalitinya. Disinilah peran seorang ayah dan seorang ibu
sebagai orang tua yang menanamkan norma-norma kepada anak- anak mengenai apa yang baiknya aturan yang ada di dalam
masyarakat. Pada tahap proses sosialisasi, anak-anak dimarahi, atau menggunakan cara berbentuk fizikal jika melakukan
kesalahan. Pada tahap kedua, anak-anak semakin dewasa, ayah dan ibu memberikan teguran dan melakukan pengawasan kepada anak-
anaknya. Selain mendidik anak, proses pembelajaran dan sosialisasi di peringkat keluarga turut melengkapi anak-anak
dengan berbagai kemahiran sebagai persediaan bagi mengahadapi zaman dewasa. Dalam masyarakat, seorang ayah lazimnya melatih
anak lelaki dalam pekerjaan yang biasa dilalukan kaum lelaki seperti cara membajak sawah, cara bertani, memancing dan lain-
lain. Selaras dengan itu, seorang ibu akan melatih anak perempuan memasak, menjahit, mengemas rumah, dan tugas rumahtangga
lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan dalam keluarga terbagi atas dua yaitu peran domestik dan
peran publik. Peran domestik adalah peran yang menyangkut urusan rumah tangga seperti membersihkan rumah, belanja peralatan dapur,
mencuci pakaian, memasak dan lain-lain. Sedangkan peran publik adalah peran yang menyangkut urusan di luar rumah tangga seperti urusan
pekerjaan, pencari nafkah keluarga, urusan dengan masyarakat sosial dan lain-lainnya.
3. Aron pada masa kini merupakan aron yang terbentuk atas kepentingan
ekonomi baik secara individual pribadi maupun secara kelompok yang dipekerjakan di lahan pertanian masyarakat Karo. Aron pada masa kini
juga sering disebut sebagai buruh tani yang di pekerjakan oleh masyarakat Karo.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk 2001 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah sebagai
berikut:
a. Jika pendapatan suami masih belum mampu mencukupi kebutuhan
keluarga, maka isetri akan bekerja lebih banyak untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Artinya, ketika jumlah
penghasilan keluarga terutama suami relatif kecil, maka keputusan
wanita berstatus menikah untuk bekerja relatif besar.
b. Jika pendapatan suami sudah mampu mencukupi kebutuhan keluarga,
maka isteri tidak akan bekerja di sektor publik dan hanya fokus pada urusan rumah tangga domestik. Artinya, ketika jumlah penghasilan
keluarga sudah relatif besar, maka keputusan wanita berstatus menikah
untuk bekerja menjadi relatif kecil.
c. Pengaruh jumlah tanggungan pada keluarga terhadap keputusan
seorang wanita yang berstatus menikah untuk bekerja. Semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga membuat semakin besar
keikutsertaan wanita untuk berusaha memenuhi kebutuhan keluarga, mulai dari kebutuhan sekolah anak-anak, biaya dapur, kebutuhan
pokok dan biaya tidak terduga lainnya.
Universitas Sumatera Utara