Teori Pertukaran Sosial exchange social Asumsi Dasar Teori Pertukaran Sosial

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah daerah yang terkait khususnya di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe maupun pemerintah pusat untuk menambah daftar referensi sehingga dapat digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa yang ada di sekitar wilayah tersebut dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Teori Pertukaran Sosial exchange social

Teori pertukaran sosial exchange social adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa di dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Homans mengatakan bahwa pertukaran sosial merupakan hubungan-hubungan yang dijembatani oleh perilaku manusia, dimana hubungan tersebut juga menyangkut kebutuhan- kebutuhan individu. Adapun yang dimaksud Homans adalah tindakan yang berkenaan dengan kemauan yang memperhitungkan adanya biaya cost seperti hilangnya waktu, pengorbanan, energi, maupun kegiatan-kegiatan lainnya dan juga berkenaan dengan penghargaan reward seperti keuntungan atau mendapatkan hak atas biaya yang telah diberikan untuk sesuatu hal tersebut. Hubungan-hubungan sosial seperti pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan, keluarga dan persahabatan selalu diiringi dengan adanya biaya cost dan penghargaan reward atas suatu pengorbanan yang diberikan terhadap hubungan sosial tersebut Doyle, 1990:54. Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Asumsi Dasar Teori Pertukaran Sosial

Asumsi dasar yang diberikan oleh Homans tentang teori pertukaran sosial adalah sebagai berikut: a Jika antara biaya cost dan penghargaan reward tidak sejalan maka akan menimbulkan konflik bagi yang bersangkutan. b Jika dalam kehidupan sehari-hari digunakan sistem biaya dan penghargaan, maka kegagalan manusia untuk mempertahankan suatu hubungan tidak akan berjalan lama. c Waktu mempengaruhi biaya dan penghargaan, semakin dekat jarak suatu hubungan tersebut maka semakin sering intens terjalin suatu hubungan tersebut. Terkait dengan teori pertukaran tersebut, dapat dilihat bagaimana beban ganda yang dipikul oleh seorang wanita yang memberi pengorbananbiaya cost untuk keluarganya yaitu dengan bekerja sebagai pemenuh kebutuhan keluarga dan juga sebagai sebagai ibu rumah tangga yang mengurus berbagai kebutuhan suami dan anak-anaknya. Pengorbanan yang diberikan wanita untuk keluarga, mengharuskan wanita memikul beban yang lebih berat dibanding dengan pria yang hanya berorientasi sebagai kepala keluarga. Atas pengorbanan yang diberikan oleh wanita sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan, wanita akan mendapatkan penghargaan reward atas beban ganda yang dipikul oleh wanita, yaitu berupa pencapaian ekonomi dan terpenuhinya segala kebutuhan keluarga. Terkait dengan teori pertukaran sosial, dikatakan bahwa ada salah satu pihak yang mempunyai Universitas Sumatera Utara kepentingan tersebut dapat diuntungkan dan dirugikan. Apakah pihak suami yang merasa diuntungkan atau dirugikan, atau bahkah pihak isteri yang merasa diuntungkan atau dirugikan. Jika pihak suami yang merasa diuntungkan, hal itu dikarenakan suami yang berperan sebagai seorang kepala rumah tangga yang bekerja sebagai pencari nafkah utama bagi keluarga, tidak mampu memenuhi segala kebutuhan keluarga dengan baik dikarenakan pendapatan yang diperoleh tidak memadai. Sehingga, wanita yang dikonsepkan sebagai ibu rumah tangga harus membantu suami menopang perekonomian keluarga. Ikut terjunnya wanita ke dalam sektor kerja membuat peran suami yang dikonsepkan sebagai pencari nafkah utama menjadi lebih ringan dikarenakan isteri ikut menopang perekonomian keluarga. Disisi lain wanita bisa merasa dirugikan dan juga tidak dirugikan dengan beban ganda yang mereka pikul.

1.6 Defenisi Konsep