Kondisi geografi Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo

inilah kemudian dikenal nama Kuta Ketaren Kampung orang yang bermarga Ketaren atau Desa Ketaren. Pada masa awal kemerdekaan Desa Ketaren pernah ditinggal oleh penduduk dikarenakan Agresi Militer Belanda I yang memaksa penduduk untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pada masa tersebut Belanda membakar habis setiap desa yang dilaluinya di Tanah Karo tidak terkecuali Desa Ketaren mengingat letaknya yang berada di jalur Medan- Kabanjahe – Siantar. Setelah berakhirnya Ageresi Militer Belanda I penduduk kembali ke Desa Ketaren, tidak hanya penduduk desa mula- mula namun ada juga penduduk desa lain yang memilih untuk ikut menetap dan membuka lahan pemukiman baru di Desa Ketaren tepatnya di sepanjang Jalan Jamin Ginting. Seiring dengan perkembangan jaman dan bertambahnya jumlah penduduk maka luas wilayah Desa Ketaren juga semakin bertambah luas, dari yang pada awal terbentuknya hanya sebuah kompleks perladangan berhuma barung menjadi sebuah desa kecil yang pada jaman kemerdekaan wilayahnya bertambah disepanjang Jalan Jamin Ginting kemudian pada masa sekarang bertambah luas hingga menjadi salah satu desa yang merupakan pusat ekonomi, budaya, sosial dan politik di Kabupaten Karo

3.2.2 Kondisi geografi Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo

Secara keseluruhan Desa Ketaren merupakan wilayah dataran yang berada pada 1200 meter di atas permukaan laut. Desa Ketaren memiliki luas sebesar 250 Hektar yang membentang disepanjang Jalan Let. Jend Jamin Ginting dan memiliki batas- batas wilayah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Sebelah Utara : Desa Sumber Mufakat Kecamatan Kabanjahe Sebelah Selatan : Kelurahan Kampung Dalam Kecamatan Kabanjahe Sebelah Barat : Desa Rumah Kabanjahe Kecamatan Kabanjahe Sebelah Timur : Desa Samura Kecamatan Kabanjahe Letak Desa Ketaren ini cukup strategis dikarenakan berjarak 1 Km dari Ibukota Kabupaten Karo yaitu Kabanjahe. Sedangkan untuk jarak dari Desa Ketaren ke Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yaitu Medan adalah sejauh 76 Km, yang dapat ditempuh selama kurang lebih 2,5 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. Wilayah Desa Ketaren yang merupakan wilayah yang subur dan memiliki kekayaan alam yang melimpah, sehingga membuat sebagian besar penduduk disana bermata pencaharian sebagai petani. Selain penduduk asli yang bekerja sebagai petani maupun buruh tani, penduduk pendatang pun banyak berdatangan dari berbagai daerah untuk mencari nafkah. Hal ini dilakukan karena, mencari nafkah di wilayah Tanah Karo lebih mudah dibanding wilayah diluar Sumatera Utara. Desa Ketaren juga memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, mulai dari sektor alam sampai ke pertaniannya. Sektor pertanian yang paling menonjol di daerah tersebut dan sangat bagus untuk dikembangkan. Hasil sayuran dan buah merupakan hasil pertanian yang sangat sering dihasilkan di Tanah Karo. Banyak hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah seperti ke Aceh, batam, jambi, lampung dan bahkan sampai ke Jakarta. Akan tetapi, sektor pertanian di desa Ke ini masih memiliki banyak kendala, terutama para petani itu sendiri. Sebagai contoh banyak petani di desa Ketaren yang belum mengerti cara penggunaan lahan secara efisien dan belum mampu bersaing dengan daerah, selain itu modal yang masih kurang membuat Universitas Sumatera Utara petani yang memiliki lahan pertanian mereka mengalami kendala untuk membuat lahan pertanian mereka bisa lebih maju. Selain karena lahan di Desa Ketaren yang cocok untuk lahan pertanian, keadaan tanah yang ada di Desa Ketaren sendiri merupakan dataran yang rata sehingga hal inilah yang mendorong penduduk desa lain pada masa lampau membuka komplek perladangan di desa ini. Desa Ketaren memiliki kekayaan alam yang subur dan lahan memilki lahan pertanian untuk dijadikan sebagai mata pencaharian bagi masyarakat yang ada di sana. Sektor pertanian yang ada di Desa Ketaren sangat bagus untuk dikembangkan, hasil sayuran dan buah merupakan hasil pertanian yang sangat sering dihasilkan di Tanah Karo termasuk juga di Desa Ketaren. Banyak hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah seperti ke Medan, Aceh dan bahkan sampai ke Jakarta. Berikut ini adalah rata-rata produksi sayur-sayuran menurut jenis tanaman tahun 2011 di Tanah Karo: Tabel 3.1 Rata-rata Produksi Sayur-sayuran Jenis Tanaman Luas Panen ha Produksi ton Rata-rata Produksi kwha Bawang Merah 1 384 12 449 89,95 Bawang Putih 32 256 80,00 Bawang Daun 1 601 9 199 57,46 Kentang 7 203 123 078 170,87 Kubis 7 906 173 565 219,54 PetsaiSawi 6 092 60 471 99,26 Wortel 1 505 28 178 187,23 LobakChinese Radish 460 6 114 132,91 Kacang Merah 637 2 847 44,69 Kacang Panjang 4 584 47 610 103,86 Cabe 19 643 233 256 118,75 Tomat 4 142 93 387 225,46 Terung 3 721 67 831 182,29 Buncis 3 323 51 046 153,61 Ketimun 2 953 45 975 155,69 Labu Siam 211 15 207 720,71 Kangkung 2 554 22 936 89,80 Universitas Sumatera Utara Bayam 3 170 13 700 43,22 Kol Bunga 1 381 19 584 141,81 Sumber: BPS Sumatera Utara Berikut ini adalah rata-rata produksi buah-buahan menurut Jenis tanaman tahun di Tanah Karo: Tabel 3.2 Rata-rata Produksi Buah-buahan Tanaman 2007 2008 2009 2010 2011 Alpukat 6 808 9 093 7 481 7 644 8 083 Jeruk 864 778 679 073 728 796 788 747 579 471 Mangga 34 349 27 402 21 971 28 131 31 742 Rambutan 48 706 67 639 60 153 43 777 30 527 Duku 9 157 15 986 15 526 13 258 20 807 Durian 136 940 128 803 102 580 66 206 79 659 Jambu Biji 15 660 22 782 24 682 35 261 20 716 Sawo 11 894 10 721 13 833 6 710 7 543 Pepaya 22 154 23 287 27 659 29 040 36 057 Pisang 211 974 233 124 335 790 403 390 429 628 Nenas 123 776 144 266 134 077 102 437 183 213 Salak 247 406 229 911 259 103 328 877 360 813 Manggis 8 613 9 387 9 957 7 750 9 332 Nangka 22 485 24 008 19 401 15 054 14 241 Sirsak 1 257 1 323 1 080 1 163 916 Belimbing 4 915 6 816 4 799 4 732 5 091 Sumber: BPS Sumatera Utara Perkembangan desa Ketaren yang semakin pesat, menyebabkan Desa Ketaren dipilih oleh Pemerintah Karo diubah menjadi tempat perluasan pemukiman dan komplek perkantoran yang dibutuhkan Pemerintah Kabupaten Karo. Walaupun sudah banyak berdiri komplek perumahan bagi penduduk, perkantoran, swalayan untuk berbelanja, dan fasilitas lainnya, namun desa Ketaren masih mencerminkan sebuah desa yang masih kental dengan kebudayaan. Hal ini terbukti dengan tetap terlaksananya kerja tahun pesta tahunan yang dilakukan setahun sekali tepatnya pada bulan Agustus. Universitas Sumatera Utara

3.2.3 Kondisi Demografi Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo