8. Kemendikbud akan segera merehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak di
Sinabung, setelah mendapat rekomendasi dari BNPB. 9.
Khusus untuk DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara, Kemendikbud berkomitmen untuk merehabilitasi sekolah yang rusak dengan dana abadi
pendidikan. Selain hal diatas pertemuan koordinasi juga melahirkan beberapa
kesimpulan:
133
1. Masalah bencana menjadi tanggungjawab bersama
2. Media sudah menyampaikan informasi yang baik, sehingga masyarakat
termotivasi untuk ikut berpartisipasi dalam penanganan korban bencana. Namun demikian perlu informasi yang seimbang dan proporsional
3. Untuk meningkatkan efektifitas penanganan bencana, perlu koordinasi dan
kolaborasi dengan berbagai pihak dalam penanganan bencana. 4.
Perlu dilakukan langkah-langkah preventif agar anak korban bencana tidak menjadi korban orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
5. KPAI secara mandiri dan atau bersama–sama akan melakukan monitoring ke
area bencana 6.
KPAI akan menyusun Pedoman Penanganan Anak Korban Bencana sebagaimana saran dan harapan dari BNPB.
C. Pihak-Pihak yang Bertanggungjawab Dalam Menjamin Perlindungan Terhadap Anak-Anak Korban Bencana
133
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Anak adalah aset bangsa.Sebagai bagian dari generasi muda, anak berperan sangat strategis sebagai successor suatu bangsa, peran strategis ini telah
disadari oleh masyarakat internasional untuk melahirkan sebuah deklarasi dan konvensi yang intinya menekankan posisi anak sebagai makhuk manusia yang
harus mendapatkan perlindungan atas-hak-hak yang dimilikinya.
134
Pemangku kepentingan pengambil keputusan, baik eksekutif dan legislatif serta masyarakat sipil harus memiliki pemahaman terhadap hak-hak anak korban
bencana, khususnya yang berkaitan dengan upaya pemenuhan dan perlindungan hak anak korban bencana. Pemangku kepentingan diharapkan menjadi penggagas
dan tokoh kunci dalam proses perencanaan program pembangunan secara berkesinambungan. Pemangku kepentingan harus memiliki pengetahuan, sikap
dan tindakan Knowlegde, Attitude, PracticeKAP yang peduli terhadap Konvensi Hak Anak menentukan bahwa pemangku kewajiban terhadap
pemenuhan hak anak adalah negara sebagai konsekuensi dari ratifikasi. Pasal 20 UU No. 23 Tahun 2002 menentukan: “Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga,
dan orangtua berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.” Dalam hal perlindungan anak disini, termasuk pulalah
perlindungan terhadap anak-anak korban bencana.Perlindungan terhadap anak- anak korban bencana harus diutamakan dan menjadi perhatian semua pihak,
khususnya orangtua, masyarakat dan negara. Masyarakat dalam konteks ini adalah elemen civil society seperti lembaga swadaya masyarakat lokal maupun
internasional, organisasi massa, perkumpulan, dll.
134
Sulaiman Zuhdi Manik, Loc. Cit.
Universitas Sumatera Utara
perwujudan hak anak korban bencana.KAP yang wajib dimiliki oleh pemangku kepentingan adalah pemahaman terhadap hak anak, khususnya yang berkaitan
dengan upaya pemenuhan dan perlindungan hak anak korban bencana. Pelaksanaan upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak korban bencana
secara luas, sangat dipengaruhi oleh sikap dan partisipasi masyarakat, terutama keluarga dimana anak tumbuh dan kembang.Selain kejadian bencana itu sendiri,
kondisi posko pengungsian yang minim fasilitas dan tidak ada hiburan cenderung membawa anak berada dalam keadaan depresi danstress.Peran orang tua sangat
dibutuhkan dalam hal ini. Negara memiliki tugas dan tanggung jawab utama menyediakan bantuan
untuk anak-anak yang terkena dampak bencana dan melindungi HAM mereka.Negara berkewajiban untuk menjamin perlindungan terhadap anak-anak
korban bencana yang mencakup beberapa hal: 1.
Jaminan kebutuhan pengungsi anak-anak korban bencana, berupa standarisasi gizi, kebutuhan akan air bersih, sanitasi, pelayanan kesehatan, serta tempat
perlindungan yang aman. 2.
Jaminan transparansi alokasi anggaran untuk pengungsi korban bencana termasuk anak-anak, untuk menjamin kesejahteraan mereka sehingga anak-
anak tersebut kemudian tidak menjadi pekerja anak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
3. Jaminan pendidikan, selain masalah pemenuhan kebutuhan pangan,
kebutuhan anak-anak korban bencana terhadap pendidikan juga sangat penting untuk dipenuhi.
Universitas Sumatera Utara
Selain orang tua dan negara, masyarakat internasional berperan penting dalam membantu anak-anak korban bencana.Pertolongan kemanusiaan dan
solidaritas kerap diberikan dalam berbagai bencana yang terjadi di negara-negara di seluruh penjuru dunia. Bantuan yang diberikan antara lain berupa uang,
makanan tambahan untuk anak-anak, obat-obatan, multivitamin, perlengkapan mandi, susu siap minum, perlengkapan balita, selimut, serta diapers bayi.
Relawan-relawan kemanusiaan dari berbagai organisasi kemasyarakatan juga turut memiliki andil penting dalam memberikan perlindungan terhadap anak-anak
korban bencana. Secara internasional yang mempunyai peranandil yang besar dalam
perlindungan terhadap hak anak-anak korban bencana adalah organisasi- organisasi internasional.Setiap organisasi internasional tentunya dibentuk untuk
melaksanakan peran-peran dan fungsi-fungsi sesuai tujuan pendirian organisasi internasional tersebut oleh para anggotanya.Banyak terdapat panduan-panduan
praktis yang disediakan oleh organisasi-organisasi tersebut dalam masa tanggap darurat bencana yang yang dapat digunakan oleh institusi-institusi di tingkat
komunitas, lembaga sosial dan siapapun yang melakukan kerja-kerja kemanusiaan pada situasi tanggap darurat bencana.Organisasi yang bekerja bagi perlindungan
hak anak dalam situasi bencana:
135
1. United Nations Children’s Fund UNICEF
UNICEF dimandatkan untuk mendukung perlindungan hak-hak anak, untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka dan untuk meningkatkan
135
Erica Harper, Op. Cit., hal 253-254.
Universitas Sumatera Utara
kesempatan mereka mencapai potensi penuh mereka.UNICEF bekerja dalam konteks bencana dengan melindungi hak anak-anak dan menyediakan bantuan
penyelamat hidup.UNICEF juga menyediakan bantuan dalam bidang-bidang kesehatan dan nutrisi, air dan sanitasi, perlindungan, pendidikan dan
HIVAIDS. 2.
Child Rights Information Network CRIN CRIN adalah suatu jaringan global yang meneyebarluaskan informasi tentang
CRC dan hak-hak anak di kalangan LSM, badan-badan PBB, organisasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan organisasi hak-hak anak lainnya.
3. International Rescue Committee IRC
IRC mendorong perlindungan dan pengembangan anak dan remaja dari tahap awal keadaan darurat, hingga pasca-konflik dan pemulihan. Bekerja di lebih
dari 20 negara, program-program berbasis masyarakat dari IRC mencakupi: i pendidikan, pendaftaran, perawatan darurat, pelacakan dan reunifikasi
keluarga; ii perawatan sementara, rehabilitasi dan reintegrasi komunitas bagi anak-anak bekas tentara; iii perawatan dan perlindungan psikososial; iv
keterampilan hidup, kegiatan rekreasi dan budaya; dan v pengembangan ekonomi dan kepemimpinan bagi remaja.
4. International Labour Organization ILO
ILO adalah badan global yang bertanggung jawab untuk pengembangan dan pengawasan standar buruh internasonal.Organisasi ini bekerja dalam konteks
darurat, dan dalam bidang buruh anak, perdagangan anak, dan ekploitasi anak. 5.
International Save the Children Alliance
Universitas Sumatera Utara
Save the Children merespons kebutuhan anak-anak yang terperangkap dalam
situasi darurat dengan melindungi mereka, mendirikan pusat kesehatan, mempersatukan keluarga dan membangun sekolah. Aspek signifikan dari
karyanya mencakupi penanganan dampak psikologis dari bencana, menjangkau anak-anak melalui program berbasis sekolah, mendirikan komite perlindungan
anak dan menyediakan pelatihan oleh spesialis bagi lembaga pemerintah. 6.
Terre des Hommes TDH adalah sebuah federasi dari 11 organisasi nasional yang bekerja bagi hak
anak-anak dan pengembangan anak-anak secara merata.Organisasi ini mendukung 1.207 proyek bantuan pembangunan dan kemanusiaan di 67
negara, termasuk dalam konteks keadaan darurat.Organisasi ini mengkhususkan diri dalam bidang perlindungan anak, buruh anak dan
eksploitasi anak. 7.
Plan International Plan International
adalah organisasi pengembangan masyarakat yang berfokus pada anak yang bekerja dengan anak-anak, keluarga, komunitas, organisasi dan
pemerintahan lokal untuk menciptakan perubahan positif. Plan International bekerja dalam bidang pendidikan, air dan sanitasi, HIVAIDS, keamanan
pangan, partisipasi, kekerasan terhadap anak dan bencana.Plan International menjalankan kampanye Pendaftaran Kelahiran Universal Universal Birth
Registration. 8.
Defense for Children International DCI
Universitas Sumatera Utara
DCI berdedikasi untuk menjamin aksi internasional yang terus-menerus, praktis, sistematis dan harmonis untuk memajukan dan melindungi hak anak,
sebagaimana ditekankan dalam CRC, protokol opsionalnya dan instrumen- instrumen hak asasi manusia lainnya.DCI memiliki keahlian dalam bidang
buruh anak dan keadilan bagi remaja.
D. Perlindungan Terhadap Anak-Anak Korban Bencana Topan Haiyan di Filipina