Tinjauan Kepustakaan Perlindungan Terhadap Anak-Anak Korban Bencana Ditinjau Dari Konvensi Hak-Hak Anak Dan Hukum Nasional

internasional terhadap hak asasi anak khususnya anak terlantar dan anak jalanan, tetapi tidak ada mengenai perlindungan terhadap anak-anak korban bencana.Dengan ini penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya, baik secara ilmiah ataupun secara akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Anak Pengertian tentang anak sangatlah luas. Dalam berbagai kesempatan pertemuan, formal maupun informal, mulai dari pertemuan-pertemuan resmi di hotel-hotel atau di kantor-kantor, balai-balai pertemuan, ataupun obrolah-obrolan santai di warung kopi atau di teras rumah, orang dewasa dapat dengan mudah mencurahkan pemahamannya tentang anak. Semua pemahaman ini baik dan hampir semuanya menaruhkan harapan terbaiknya pada anak-anak.Berikut ini adalah beberapa pemahaman tersebut. Pemahaman pertama, merupakan pemahaman yang paling sering diungkapkan, bersifat rohaniah.Anak dimaknai sebagai anugerah atau karunia Tuhan, titipan ilahi, amanah Tuhan yang harus dijaga, dilindungi, diperhatikan, dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. 6 Pemahaman kedua, adalah pemahaman tentang anak ketika berhadapan dengan orang tua sebagai penerus keturunan.Anak adalah penerus keluarga, melanjutkan garis keturunan dari orang tua.Hingga kapanpun dan dimanapun, status sebagai anak dari orang tua tidak bisa dihilangkan. Meskipun sudah 6 J E Gunarso Pasaribu, dimuat dalam Skripsi “Aspek Hukum Internasional dalam Perlindungan Hak-Hak Anak” , Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, hal 8. Universitas Sumatera Utara menjadi nenek dan kakek, status sebagai anak dari ayah dan ibu, tidak akan bisa dilepaskan. 7 Pemahaman ketiga merupakan pemahaman yang paling sering luput dari perhatian. Yaitu anak sebagai manusia yang mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa lainnya. Sebagai manusia, anak dilahirkan merdeka dan mempunyai hak asasi.Sama dengan manusia lainnya, anak dikarunia akal budi dan hati nurani. 8 Hasil Simposium Bahasa Indonesia dinyatakan, anak adalah: 9 1. Keturunan 2. Manusia yang kecil 3. Binatang yang masih kecil 4. Pohon kecil yang tumbuh pada umbi atau rumpun tumbuhan besar 5. Orang yang berasal dari, atau dilahirkan di suatu negeri atau daerah 6. Orang yang termasuk suatu golongan pekerjaan, keluarga 7. Bagian yang kecil pada sesuatu benda 8. Yang lebih kecil daripada yang lain Berdasarkan Pasal 1 Konvensi Hak-hak anak, “Untuk tujuan Konvensi ini, seorang anak berarti setiap manusia di bawah usia 18 tahun, kecuali apabila menurut hukum yang berlaku bagi anak tersebut ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal.” 7 Ibid. 8 Ibid. 9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 2007, hal 41. Universitas Sumatera Utara Pengertian ini membatasi definisi anak berdasarkan tingkat umur.Ini adalah definisi yang paling umum dan diakui secara internasional. Pembatasan usia hingga 18 tahun tidak mengikat semua negara. Hal ini dapat dilihat perbedaan dalam hukum di beberapa negara penetapan batasan umur seorang anak tidak sama. Konvensi Hak-hak anak memberi ruang bagi tiap negara untuk membuat aturan khusus tentang pembatasan usia. Itulah sebabnya tiap-tiap negara mempunyai batasan usia yang berbeda. Seperti di Korea dan Jepang misalnya, batasan usia anak adalah 20 tahun. Di Inggris, Australia, Srilanka dan beberapa negara lain batasan usia anak ditetapkan 16 tahun. Kebanyakan negara mengikuti pembatasan usia anak 18 tahun seperti negara Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Filipina, Taiwan, Iran, Kamboja, dan lain-lain. 10 Pada umumnya komunitas hak anak internasional menerima bahwa usia 18 tahun merupakan usia yang sesuai untuk menentukan masa dewasa. 11 2. Bencana Di Indonesia, pembatasan usia anak diatur dalam UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Secara resmi, berdasarkan UU ini, “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam. 10 Disadur dari buku Sri Widoyati Wiratmo Soekito dalam Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia: Pengembangan Konsep Diversi dan Restorative Justice, Bandung: Refika Aditama, 2009, hal 73-74. 11 Stephanie Delaney, Melindungi Anak-Anak dari Eksploitasi Seksual Kekerasan Seksual dalam Situasi Bencana Gawat Darurat , Medan: ECPAT Internasional, 2006, hal 10. Universitas Sumatera Utara Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Menurut United Nation Development Program UNDP, bencana adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia yang secara merugikan mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas sampai pada tingkat yang menimbulkan bencana. 12 Menurut Asian Disaster Reduction Center 2003, bencana adalah suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang menimbulkan kerugian secara meluas Jika dilihat dari Buku Karakteristik Bencana yang dikeluarkan oleh BAKORNAS PB, maka yang termasuk dalam bencana alam yaitu banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, angin badai, gelombang badai pasang, gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api. Jenis dan karakteristik bencana alam yang terjadi tentunya berbeda antar satu jenis bencana dengan bencana alam lainnya.Terkadang terdapat beberapa bencana alam yang terjadi dalam satu kejadian seperti misalanya angin badai angin topan puting beliung disertai dengan banjir, atau banjir disertai dengan tanah longsor dan lainnya. 12 Soehatman Ramli, Op. Cit., hal 10. Universitas Sumatera Utara dan dapat berdampak serius bagi masyarakat. Berbagai material maupun dampak dari bencana alam yang muncul kerap kali diluar kendali manusia. 13

F. Metode Penelitian