terbuka. Perceraian dianggap terjadi beserta segala akibatnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada daftar pencatatan kantor catatan sipil oleh
pegawai pencatat bagi yang bukan beragama Islam dan jatuhnya putusan pengadilan agama yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 33
dan 34 PP No. 9 Tahun 1975.
c. Pencatatan Perceraian
Panitera pengadilan atau pejabat pengadilan yang ditunjuk berkewajiban mengirimkan satu helai salinan putusan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap yang telah dikukuhkan tanpa bermaterai kepada pegawai pencatat di tempat perceraian itu terjadi dan
pegawai pencatat mendaftarkan putusan perceraian dalam sebuah daftar yang disediakan untuk itu.
32
Jika perceraian dilakukan didaerah hukum yang berbeda dengan daerah hukum pegawai pencacat di mana
perkawianan dilangsungkan, satu helai salinan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang telah dikukuhkan tanpa
bermaterai dikirimkan pula kepada pegawai pencatat di tempat perkawinan dilangsungkan dan oleh pegawai pencatat tersebut dicatat pada bagian
pinggir dari daftar catatan perkawinan. Bagi perkawinan yang dilangsungkan di luar negeri, salinan putusan itu disampaikan kepada
pegawai pencatat di Jakarta Pasal 35 PP No. 9 Tahun 1975. Selambat-lambatnya tujuh hari setelah perceraian diputuskan,
panitera pengadilan agama menyampaikan putusan yang telah memperoleh
32
P.N.H. Simanjuntak, Op. Cit, hal 75.
kekuatan hukum hukum tetap itu kepada pengadilan negeri untuk dikukuhkan. Pengukuhan tersebut dilakukan dengan membubuhkan kata
“dikukuhkan” dan ditandatangani oleh hakim pengadilan negeri dan dibubuhi cap dinas pada putusan tersebut. Selambat-lambatnya, tujuh hari
setelah diterima putusan dari pengadilan agama, panitera pengadilan negeri menyampaikan kembali putusan itu kepada pengadilan agama
Pasal 36 PP No. 9 Tahun 1975. .
2.2.4 Akibat Hukum Perceraian
Akibat dari perceraian akan menimbulkan akibat hukum, terhadap:
33
Orang tuaanak
Menurut Pasal 41 UUP No. 1 Tahun 1974 akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah :
1 Baik bapak atau ibu tetap berkewajiban memelihara dan mendidik
anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana terdapat perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan
akan memberikan keputusan; 2
Bapak bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam keadaan
tidak dapat memberikan kewajiban tersebut. Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut;
33
K. Wantjik Saleh, S.H, Op. Cit, hal 34-35.
3 Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan
biaya penghidupan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri.
BAB III PRINSIP-PRINSIP HUKUM TENTANG KEWAJIBAN ORANG TUA
ATAS PEMELIHARAAN ANAK SETELAH PERCERAIAN
3.1 Pengertian Pemeliharaan Anak