khususnya, terutama Tentang aspek perceraian terhadap sengketa pemeliharaan anak dibawah umur sebagai akibat perceraian menurut UUP No. 1 Tahun 1974.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi, praktisi maupun masyarakat umumnya serta dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian dibidang yang sama.
1.5 Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum dapat dibagi dalam dua kelompok
13
yaitu penelitian hukum normatif yang terdiri dari penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian hukum terhadap sistematika hukum, penelitian
terhadap taraf sinkronisasi hukum, penelitian sejarah hukum, penelitian perbandingan hukum. Sedangkan jenis penelitian hukum kedua adalah penelitian
hukum sosiologis empiris yang terdiri dari penelitian terhadap identifikasi hukum dan penelitian terhadap efektivitas hukum.
Studi kepustakaan merupakan metode tunggal yang digunakan dalam penelitian normatif. Sedangkan bagi penelitian empiris sosiologis, studi
kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dipergunakan bersama-
13
Soerjono Soekanto Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif; Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007, hal 42.
sama metode lain seperti wawancara, pengamatan observasi dan kuesioner
14
. Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian hukum normatif
yaitu sebuah bentuk jenis penelitian yang mengandalkan data dan informasi Tentang hukum, baik bahan hukum pimer, bahan hukum sekunder maupun bahan
hukum tersier.
2. Data dan Sumber Data
Penyusunan skripsi ini menggunakan data dan sumber data berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat berupa Peraturan Perundang-undangan, putusan Pengadilan, yang terdiri dari:
1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak
3 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak
4 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
5 Undang-Undang Republik Indoesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
6 KHI Kompilasi Hukum Islam.
14
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta, Sinar Grafika, 1996, hal 50.
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer sebagaimana yang terdapat dalam
kumpulan pustaka yang bersifat sebagai penunjang dari bahan hukum primer, yang terdiri dari buku-buku, hasil-hasil penelitian hukum dan hasil karya ilmiah
dari kalangan hukum mengenai pemeliharaan anak di bawah umur. c.
Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier merupakan bahan pendukung di luar bidang hukum
seperti kamus, ensiklopedia atau majalah yang berkaitan dengan pemeliharaan anak di bawah umur.
3. Teknik Pengumpulan Data