3. Pemerintah cenderung melakukan investasi pembangunan di wilayah yang sudah berkembang karena kebutuhannya yang lebih besar. Seiring berlangsungnya
pembangunan ini, guna mengatasi terjadinya kesenjangan wilayah antara kota utama dengan kota menengahkecil.
Fungsi dan hirarkhi kota merupakan tata jenjang menujukkan hubungan keterkaitan antarkomponen pembentuk struktur pemanfaatan ruang. Penentuan fungsi
kota pada prinsipnya didasarkan pada komponen pembentuk yang dominan mempengaruhi aktivitas sosial ekonomi perkotaan, sedangkan hirarkhi kota adalah
hubungan antarkegiatan yang berpengaruh terhadap pola pemanfaatan ruang, dalam skala wilayah dikenal dengan sistem kota atau orde kota berdasarkan skala
pelayanannya Manta, 2006.
2.2.1. Fungsi dan Pelayanan Kota
Secara umum karakteristik kota dapat ditinjau berdasarkan aspek fisik, sosial serta ekonomi. Berdasarkan bidang ilmu, kota atau perkotaan telah menjadi pokok
bahasan di bidang geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, engineering, planologi, dan lain-lain Tarigan, 2006.
Berkaitan dengan konteks ruang menurut Tarigan 2006, kota merupakan satu sistem yang tidak berdiri sendiri, karena secara internal kota merupakan satu
kesatuan sistem kegiatan fungsional di dalamnya, sementara secara eksternal, kota dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Kota ditinjau dari aspek fisik merupakan
kawasan terbangun yang terletak saling berdekatan terkonsentrasi, yang meluas dari
Universitas Sumatera Utara
pusatnya hingga ke wilayah pinggiran, atau wilayah geografis yang didominasi oleh struktur binaan. Kota ditinjau dari aspek sosial merupakan konsentrasi penduduk
yang membentuk suatu komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja. Kota ditinjau dari aspek ekonomi
memiliki fungsi sebagai penghasil produksi barang dan jasa, untuk mendukung kehidupan penduduknya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri.
Di Indonesia, kawasan perkotaan dibedakan berdasarkan status administrasinya, yakni: 1 Kawasan perkotaan berstatus administratif Daerah Kota;
2 Kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten; 3 Kawasan perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan
perdesaan menjadi kawasan perkotaan; dan 4 Kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan Tarigan, 2006.
Peranan dan fungsi kota dalam lingkup wilayah menurut Tarigan 2006, sistem kota-kota terbentuk karena adanya keterkaitan antara satu kota dengan kota
yang lain, baik secara spasial maupun fungsional. Suatu kota mempunyai potensi untuk membentuk suatu sistem dengan kota-kota lain karena tersedianya
infrastruktur, faktor lokasi, dan penduduk. Dalam sistem kota-kota, terdapat banyak kota yang saling berkaitan secara fungsional, yang antara lain digambarkan oleh
orientasi pemasaran geografis. Keterkaitan antar kota dalam suatu sistem kota-kota terjadi karena terdapat kota sebagai pusat koleksidistribusi komoditas dan kota
sebagai node yang ukurannya berbeda-beda tergantung jumlah penduduk, fungsi dan hierarkinya. Peran penting yang diemban oleh interaksi atau keterkaitan antar kota
Universitas Sumatera Utara
adalah : 1 mewujudkan integrasi spasial, karena manusia dan kegiatannya terpisah- pisah dalam ruang, sehingga interaksi ini penting untuk mengkaitkannya; 2
memungkinkan adanya diferensiasi dan spesialisasi dalam sistem perkotaan; 3 sebagai wahana untuk pengorganisasian kegiatan dalam ruang; dan 4 memfasilitasi
serta menyalurkan perubahan-perubahan dari satu simpul ke simpul lainnya dalam sistem.
Dalam lingkup wilayah yang lebih luas, setiap kota mempunyai fungsi baik fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi umum kota adalah pusat permukiman dan
kegiatan penduduk, sedangkan fungsi khusus kota adalah dominasi kegiatan fungsional di suatu kota yang dicirikan oleh kegiatan ekonomi kota tersebut yang
mempunyai peran dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Di Indonesia, National Urban Development Strategy NUDS, 1985 telah mengidentifikasi empat fungsi
dasar kotaperkotaan: Hinterland Services, Interregional communication, Goods processing manufacturing, Residential subcenters. Berdasarkan fungsinya dalam
sistem kota-kotasistem pusat permukiman nasional seperti diarahkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN, 1997, kota-kota di Indonesia terdiri dari:
Pusat Kegiatan Nasional PKN; Pusat Kegiatan Wilayah PKW; Pusat Kegiatan Lokal PKL Tarigan, 2006.
Perkotaan amat besar perannya dalam persebaran dan pergerakan penduduk. Hal ini terjadi karena di bagian wilayah tersebut terdapat berbagai kegiatan ekonomi
sekunder dan tarsier serta fungsi pelayanan yang menimbulkan daya tarik bagi penduduk Yunus, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Pada sisi lain pengelompokan kegiatan, fasilitas dan penduduk serta berpusatnya berbagai keputusan yang menyangkut publik merupakan faktor-faktor
yang menarik bagi kegiatan ekonomibisnis. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa perkotaan memiliki nilai strategis. Perkotaan tidak sekedar sebagai pemusatan
penduduk serta berbagai fungsi sosial, ekonomi, politik dan administrasi, tetapi juga potensial sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan pada tingkat
nasional maupun regional. Dalam kaitan ini, sistem perkotaan dapat memberi petunjuk bagi bagian-bagian yang perlu memperoleh investasi agar tercapai solusi
terhadap dilema antara efisiensi nasional dan pemerataan antar wilayah Richardson, 1979.
2.2.2. Model Perkembangan Kota