Pengawasan atas Kredit Pemilikan Rumah

final bank tapi rekomendasi ini akan dibawa ke RAKOMDIT Rapat Komite Kredit sebagai wadah tertinggi pemutusan persetujuan kredit.

5. Tahapan Persetujuan Kredit KPR

Persetujuan kredit adalah keputusan bank untuk mengabulkan permohonan kredit dari calon debitur. Untuk melindungi kepentingan bank dan persetujuan tersebut, maka biasanya ditegaskan terlebih dahulu syarat-syarat kredit dan prosedur yang harus ditempuh, antara lain harus telah mengisi Surat Penegasan Persetujuan Kredit yang memuat: a. Maksimum atau limit kredit b. Jangka waktu berlakunya c. Suku bunga d. Penutupan asuransi barang-barang jaminan e. Sanksi-sanksi seperti:  Denda terlambat pembayaran angsuran  Denda terlambat pembayaran bunga  Sanksi untuk penyimpangan dari syarat-syarat lain.

E. Pengawasan atas Kredit Pemilikan Rumah

Pengertian Pengawasan menurut Usry Hammer 2000:5, “Pengawasan adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang penting.” Secara spesifik pengertian pengawasan kredit selaras dengan pengertian pengawasan dalam arti luas yang dapat dirumuskan Mulyono 1988,2 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara yaitu salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghindari terjadinya penyimpangan- penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan- kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan serta mengusahakan penyusunan administrasi perkreditan yang benar. Secara umum pengawasan terhadap Kredit Pemilikan Rumah tidak jauh berbeda dengan pengawasan kredit secara umum. Jika sumber dana KPRRKPRS berasal dari perbankan komersil maka pengawasannya dilakukan oleh pihak bank pelaksana. Menurut Muchdarsyah 1991 : 163 pengawasan yang dilakukan dapat berupa: 1. Pengawasan AktifPengawasan Fisik Inspeksi On The Spot Pengawasan aktif adalah pengawasan yang dilakukan oleh bank dengan mengadakan pemeriksaan langsung ditempat perusahaankegiatan nasabah. Pengawasan ini disebut juga pengawasan setempat on the spot. a. Pengawasan Fisik Rutin, yang harus dilaksanakan sekurang-kurangnya 1x3 bulan untuk setiap nasabah. Bagi nasabah yang memperoleh kredit dalam jumlah yang relative besar dengan resiko dan klasifikasi kredit kurang lancermacet, pemeriksaan secara rutin dilaksanakan sesering mungkin. Pengawasan ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari seluruh keterangandata maupun laporan nasabah dan dibandingkan dengan jumlah dan keadaannya secara fisik. Adapun pelaksanaan pengawasan fisik ini dilakukan dengan: 1 Mempelajari buku debiturnasabah, kartu disposisi, dan laporan-laporan yang disampaikan debiturnasabah, membelajari bidang usaha nasabah secara mendalam. 2 Membuat catatan-catatan penting mengenai informasi nasabah serta mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang hendak diajukan kepada nasabah. b. Pengawasan Fisik Insidentil mendadak yang dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kebutuhannya, misalnya: 1 Apabila mutasi rekening koran nasabah menjadi pasif 2 Ada tunggakan bunga dan atau tunggakan angsuran 3 Ada informasi negatif tentang nasabah dari pihak ketiga Pelaksanaan pengawasan fisik ini dilakukan dengan cara wawancara diskusi dan pemeriksaan, dan biasanya dilakukan secara serempak dengn pembagian tugas antar petugas bank yang ada. 2. Pengawasan Pasif Pengawasan Pasif adalah pengawasan yang dilakukan oleh bank melalui tata usaha perkreditan. Manajemen bank akan mengetahui sampai sejauh mana efektivitas pengawasan secara pasif dilakukan oleh bagian perkreditan. Bagian Universitas Sumatera Utara akuntansi perkreditan akan mensuplai informasi perkreditan bagi manajemen berupa data perbandingan. Dari uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa pengawasan pasif mengandalkan data administrasi yang tersedia, sehingga sifatnya akan lebih cenderung kepada perubahan data statistik dan tahap korespondensi dengan nasabah.

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu