Kemampuan Profesional Standar Audit Internal

 Apakah auditor internal memiliki akses ke komite audit dari dewan direksi tanpa kehadiran manajemen  Frekuensi pertemuan antara auditor internal dengan komite audit dewan direksi.  Apakah rekomendasi auditor internal disampaikan secara tepat waktu.  Apakah departemen audit internal memiliki kebijakan untuk merotasi pekerjaannya di antara berbagai bidang audit.

2. Kemampuan Profesional

Agar dapat mempertanggung jawabkan dengan benar, seorang profesional harus memiliki tingkat kemampuan teknis yang tinggi. Sesuai dengan standar IIA, kemampuan teknismeliputi penyusunan staf; pengetahuan, keterampilan dan disiplin ilmu; supervisi; hubungan dan komunikasi antarkaryawan; pendidikan yang berkelanjutan; serta keahlian profesional. • Penyusunan Staf Departemen audit internal harus diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan teknis dan latar belakang pendidikan yang sesuai. Kepala uadit internal menetapkan kriteria yang harus digunakan dalam mengevaluasi pendidikan dan pengalaman, serta posisi staf audit internal dengan personel yang meemiliki kemampuan untuk pelaksanaan penugasan dengan benar. • Pengetahuan, Keterampilan dan Disiplin Departemen audit internal secara bersama-sama harus memiliki pengetahuan serta keterampilan yang esensial untuk melaksanakan audit internal secara efektif, termasuk pemahaman atas standar audit internal. Setiap auditor internal harus memiliki kemampuan teknis meliputi pengetahuan tentang prinsip dan teknik audit serta pemahaman yang luas atas akuntansi, prinsip-prinsip manajemen, ekonomi, hukum, perpajakan, keuangan dan komputer. Akan lebih baik apabila karyawan departemen audit internal memiliki keahlian pada satu atau lebih disiplin ilmu yang luas seperti akuntansi, keuangan, statistik, pemrosesan data elektronik dan hukum. • Supervisi Anggota staf audit internal harus disupervisi scara tepat sehingga mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara layak. Supervisi merupakan pross berlanjut bagi seorang personel yang harus dimulai pada tahap perencanaan audit dan berakhir pada tahap penyelesaian. Luasnya supervisi tergantung pada tingkat keahlian seseorang. Dalam hal ini, setiap supervisor audit internal memiliki tanggung jawab untuk memberikan instruksi secukupnya kepada staf dan menetapkan apakah pekerjaan telah dilaksanakan dengan benar. • Hubungan dan Komunikasi Antar Karyawan Untuk membuat penugasan menjadi efektif, para auditor internal harus memahami hubungan antar karyawan dan mampu berinteraksi dengan orang lain. Auditor internal harus terampil dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis sehingga dapat dengan jelas memberikan tujuan audit, evaluasi, kesimpulan, dan rekomendasi. • Pendidikan yang Berkelanjutan Auditor internal harus menjaga kompetensi teknisnya melalui pendidikan profesional yang berkelanjutan. Mereka harus mengetahui tentang peningkatan Universitas Sumatera Utara dan perkembangan terkini dari standar, prosedur, dan teknit audit internal. Auditor internal brsertifikat diharuskan menyelesaikan pendidikan profesional yang berkelanjutan selama 80 jam setiap dua tahun sekali. Mereka yang tidak memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan ini tidak diperkenankan mengajukan diri sebagai auditor internal bersertifikat. • Keahlian Profesional Standards for the Profssional Practice of Internal Auditing mengharuska auditor internal menggunakan keahlian profesional due professional care ketika melaksanakan suatu penugasan. Auditor internal diharapkan melakukan audit dengan penuh keahlian dan keterampilan, seperti yang dilakukan oleh auditor internal lain yang cukup berhati-hati dan kompeten dalam situasi yang sama. Dalam konsep ini trkandung keahlian dan kompetensi yang wajar dan bukan kinerja yang tidak dapat salah atau yang luar biasa. Ketika melakuka keahlian profesional, auditor internal harus mewaspadai hal-hal berikut ini:  Kesalahan dan pengabaian.  Inefisiensi, pemborosan, dan ketidakefektifan.  Konflik kepentingan.  Kondisi dan kegiatan di mana cenderung terjadi ketidakteraturan.  Pengendalian yang tidak memadai dan yang memerlukan peningkatan ketaatan.

3. Ruang Lingkup Pekerjaan