Dalam cerita ini, penulis menggunakan alur lurus dengan paparan cerita yang sudah dapat diduga ujungnya. Awal cerita menggambarkan sikap raja yang
sangat berkuasa. Raja itu pun sangat menyayangi si Palung, ayamnya, daripada menyayangi yang lainnya. Sebelum pergi berlayar, raja berpesan apabila kelak
anaknya laki-laki harus dirawat dan diasuh dengan baik, tetapi apabila anaknya perempuan harus dibunuh kemudian dagingnya diberikan kepada si Palung.
Meskipun pada pertengahan cerita, permaisuri menentang perintah raja, putrinya yang telah lahir tidak dibunuh, tetapi diasingkan di Pohon Kelumpang,
tetapi pada akhir cerita Putri itu tetap harus dibunuh, setelah ayahnya kembali berlayar. Sesuai dengan janji raja. dagingnya diberikan kepada si palung.
Untuk melihat secara rinci alur dari cerita Tuanku Putri Pucuk Kelumpang maka akan digunakan teori yang ditawarkan Tasrif dalam Tarigan
1984: 128 dalam melihat alur cerita, yaitu: 1. Situation pengarang mulai melukiskan suatu keadaan
2. Generating circumtances peristiwa yang bersangkut paut mulai bergerak
3. Rising action keadaan mulai memuncak 4. Climax peristiwa-peristiwa mencapai klimaks
5. Denoument pengarang memberikan pemecahan soal dari semua peristiwa
1. Situation
Pada tahap awal penceritaan ini, pengarang melukiskan bagaimana keadaan di sebuah kerajaan dimana seorang rajanya hendak pergi sambil
menitipkan pesan kepada istrinya yang apabila melahirkan seorang putri maka
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
harus diserahkan kepada si palung, ayam peliharaan raja, untuk menjadi santapan ayam tersebut. Hal ini seperti yang terlihat pada kutipan berikut ini.
Setelah sebulan raja meninggalkan negerinya, permaisuri melahirkan seorang putrid. Betapa sedih hatinya apabila mengingatpesan raja.
Sebagai seorang ibu, ia tidak mungkin melaksanakan pesan raja. Dipanggillah bendahara dan orang-orang istana untuk diminta
pendapatnya. Semua berduka cita karena tidak mungkin melaksanakan perintah raja. Akhirnya, atas pesan ibunya yang
disetujui oleh orang-orang istana, permaisuri mengantarkan putrinya ke pohon Kelumpang yang ada di tengah hutan untuk diasuh oleh
dewa-dewa dan peri-peri. TPPK, paragraf 6
2. Generating Circumstances
Pada tahapan alur ini, peristiwa yang terkandung adalah ketika permaisuri melahirkan seorang putri. Hati permaisuri sangat sedih dan memanggil seluruh
pembesar istana. Permaisuri meminta kepada seluruh pembesar istana agar jangan memberitahukan raja bahwa anak mereka adalah seorang wanita dan
bukan pria karena takut anak tersebut akan dibunuh nantinya oleh raja. Maka dengan berat hati atas saran para pembesar istana, tuan putri itu harus
dikeluarkan dari istana. Permaisuri meletakkan anaknya di dalam hutan di bawah pohon kelumpang agar dapat dipelihara oleh dewi-dewi dan penunggu pohon
tersebut, seperti yang terlihat pada kutipan berikut. Setelah sebulan raja meninggalkan negerinya, permaisuri melahirkan
seorang putrid. Betapa sedih hatinya apabila mengingatpesan raja. Sebagai seorang ibu, ia tidak mungkin melaksanakan pesan raja.
Dipanggillah bendahara dan orang-orang istana untuk diminta pendapatnya. Semua berduka cita karena tidak mungkin
melaksanakan perintah raja. Akhirnya, atas pesan ibunya yang disetujui oleh orang-orang istana, permaisuri mengantarkan putrinya
ke pohon Kelumpang yang ada di tengah hutan untuk diasuh oleh dewa-dewa dan peri-peri. TPPK, paragraf 6
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Rising Action