BAB III NILAI-NILAI DIDAKTIS DALAM CERITA
TUAN PUTRI PUCUK KELUMPANG
Pada bab ini akan dibahas unsur-unsur yang membentuk cerita Tuan Putri Pucuk Kelumpang dan nilai-nilai didaktis yang terkandung di dalam cerita
tersebut.
3.1 Sinopsi Cerita
Tuan Putri Pucuk Kelumpang
Pada zaman dahulu ada seorang raja yang sangat berkuasa. Raja itu akan pergi berlayar meninggalkan istrinya yang sedang mengandung. Sebelum
berangkat, raja berpesan pada istrinya, apabila kelak anaknya laki-laki harus diasuh dengan baik, apabila perempuan harus dibunuh dan diberikan kepada si
Palung. Si Palung adalah ayam kesayangan raja. Setelah sebulan raja meninggalkan negerinya, permaisuri melahirkan
seorang putrid. Betapa sedih hatinya apabila mengingatpesan raja. Sebagai seorang ibu, ia tidak mungkin melaksanakan pesan raja. Dipanggillah bendahara
dan orang-orang istana untuk diminta pendapatnya. Semua berduka cita karena tidak mungkin melaksanakan perintah raja. Akhirnya, atas pesan ibunya yang
disetujui oleh orang-orang istana, permaisuri mengantaarkan putrinya ke pohon Kelumpang yang ada di tengah hutan untuk diasuh oleh dewa-dewa dan peri-
peri. Oleh karena itulah, putrid itu diberi nama Putri Pucuk Kelumpang. Si Palung, ayam raja, berkokok yang bunyinya menyatakan bahwa permaisuri telah
melahirkan seorang putrid, tetapi dagingnya tidak diberikan kepadanya. Semua
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sepakat akan memotong kambing, kemudian dagingnya diberikan kepada si Palung. Diamlah ayam itu.
Putri Pucuk Kelumpang tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang cantik jelita. Untuk mengisi kehidupan sehari-harinya, ia bertenun kapas.
Sementara itu, raja telah pulang dari pelayarannya. Permaisuri buru-buru melaporkan bahwa anak yang dilahirkan seorang putri dan kini telah tiada. Ketika
itu, si Palung berkokok bahwa yang diberikan padanya daging kambing, sedangkan putrid raja berada di pohon Pucuk Kelumpang.
Raja sangat murka karena semua telah mengabaikan perintahnya. Kemudian, raja memerintahkan agar putrinya segera dijemput. Akan tetapi,
Pucuk Kelumpang belum mau pulang karena kapasnya baru berdaun dua. Peristiwa itu kemudian terjadi berkali-kali. Putri Pucuk Kelumpang tidak akan
pulang sebelum menyelesaikanhasil tenunannya sendiri. Setelah hasil tenunannya itu siap, Putri Pucuk Kelumpang pulang ke
istana. Kedatanganya disambut gembira oleh ibunya. Raja hampir lupa janjinya karena putrinya itu demikian cantik dan memikat. Berkokoklah si Palung, apabila
raja lupa janjinya alamat bala akan menimpa. Baginda pun buru-buru menghunus pedangnya, sambil meminta maaf pada putrinya bahwa ia harus
memenuhi janjinya. Baginda pun membunuh putrinya, kemudian dagingnya diberikan pada si Palung. Karena merasa tidak tahan, permaisuri pun
menghunus pedang, kemudian menikamkan pada tubuhnya. Ketika baginda melihat hasil tenunan putrinya, ia merasa sedih, kemudian ia bunuh diri.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3.2 Struktur Cerita