Perumusan Masalah Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Terdahulu Minat Konsumen

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah persepsi dan pelayanan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen Pondok Lesehan Sari Raos “.

C. Kerangka Konseptual

Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli merupakan peryataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu Durianto,dkk 2003:109. Sumber: Durianto,dkk 2003:109 diolah 2010 Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang belum tentu dapat diterima kebenarannya. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis maka diperlukan penelitian yang lebih lanjut terhadap suatu permasalahan yang dikemukakan. Persepsi X1 Minat Konsumen Y Pelayanan X2 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah serta kerangka konseptual di atas maka dapatlah diberikan hipotesis dalam penelitian ini yaitu : Ada pengaruh persepsi dan pelayanan terhadap minat beli konsumen pondok lesehan sari raos.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi dan pelayanan terhadap minat beli konsumen Pondok Lesehan Sari Raos. b. Untuk mengetahui bagaimana tingkat minat beli konsumen.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : a. Sebagai wahana dalam mengembangkan pengetahuan tentang bagaimana mendapatkan dan menarik minat konsumen terhadap suatu produk. b. Bagi pihak pondok lesehan sari raos dapat dijadikan sebagai masukan- masukan untuk menarik minat konsumen yang lebih baik lagi. c. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian yang lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara

F. Metode Penelitian 1. Batasan Opersional Variabel

Mengingat luasnya cakupan variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka pembahasan ini hanya dibatasi pada persepsi pelayanan terhadap minat beli konsumen. 2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel bebas Independent Variabel terdiri dari: i. Variabel persepsi X1 kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut. ii. Variabel pelayanan X2 yang mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada konsumen. b. Variabel terikat Dependent Variabel Variabel minat beli konsumen Y yang didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu Durianto,dkk,2003:109 Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran Persepsi X1 anggapan konsumen terhadap Pondok Lesehan Sari Raos a.Fasilitas di Rumah makan ini lengkap b.Karyawan berpenampilan rapi, bersih dan menarik c. memiliki peralatan makanan yang lengkap Skala Likert Pelayanan X2 Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasar nya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. a. Reliability b. Responsiveness c. Emphaty Skala Likert Minat beli konsumen Y Sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang diburuhkan pada periode tertentu a. Kinerja b.Pelayanan c.Ketahanan d.Keandalan e.Karakteristik produk f.Kesesuaian dengan spesifikasi Skala Likert Peneliti Terdahulu Riska 2005 diolah

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor Sugiyono, 2006:86. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2 Alternatif Jawaban Responden No Pernyataan Skor 1 Sangat setuju 5 2 Setuju 4 3 Netral 3 4 Tidak setuju 2 5 Sangat tidak setuju 1 Sumber: Sugiyono 2006:86

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di Pondok Lesehan Sari Raos Jalan Dr. Mansyur Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Februari 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono 2004 : 72: “Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang ada pada pondok lesehan sari raos yaitu yang brjumlah 600 orang dari bulan 0ktober 2009 hingga Februari 2010

b. Sampel

Sampel yang dipilih menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2004 : 78. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode ini, yaitu 10 dari populasi, dimana jumlah pelanggan diperhitungkan berkisar 600 orang pada tahun 2009. Adapun kriteria Universitas Sumatera Utara yang diambil adalah konsumen Pondok Lesehan Sari Raos Medan yang minimal 3 kali berkunjung. Gay dalam Umar 2004 : 79, jumlah ini sudah dianggap representative untuk mewakili populasi. Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 pelanggan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: a. Wawancara interview, yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data atau bahan-bahan keterangan dengan tatap muka langsung dengan para responden. b. Kuesiner, yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. c. Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi dari buku- buku pemasaran, perilaku konsumen, internet, jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian.

7. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis untuk menganalisis masalah dan menguji hipotesis, yaitu: a. Data primer Data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan mamberikan daftar pertanyaan dan wawancara. Universitas Sumatera Utara b. Data sekunder Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, informasi dari perusahaan maupun internet untuk mendukung penelitian ini.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas Uji validitas d untuk menguji apakah kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Menurut Sugiyono 2004: 110, suatu instrument dikatakan valiud apabila r tabel = 0,361. Kriteria dalam menentukan validitas adalah sebagai berikut : Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut valid Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid b. Reliabiltas Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur diinginkan kuesioner menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Menurut Ghozali 2005 dan Kuncoro 2003, suatu konstruk atau variable dikatakan reliable apabila memiliki nilai Crobach Alpha 0,60 atau nilai Crobach Alpha 0,80. Jika instrument pertanyaan 0,60 atau 0,80 maka instrument pertanyaan tersebut tidak baik. Universitas Sumatera Utara

9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti.

b. Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regreasi berganda digunakan untuk mengandakan prediksi nilai dari variable terikat yaitu minat beli konsumen Y dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variable bebas persepsi kualitas yang terdiri dari persepsi X1, pelayanan X2. Sehingga dapat diketahui pengarus positif dan negarif persepsi kualitas terhadap minat beli konsumen. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 16.00 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana Y = minat beli konsumen a = konstanta b1-b2 = koefisien regrasi X1 = skor dimensi variable pelayanan X2 = skor dimensi variable persepsi e = standard error Universitas Sumatera Utara Suatu perhitungan statistic disebut signifikan secara statistic apabila nilai uji statistic berada di dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Sebagainya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis criteria ketepatan yaitu: 1. Uji Signifikan Individual Uji – t Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variable bebas secara individual terhadap variable terikat. Ho : b1 = O, artinya secara persial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas X1,X2 yaitu berupa variable, terhadap minat beli komsumen yaitu variable terikat Y. Ha : b1 ≠ 0, artinya secara persial terhadap pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas parsial terhadap pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas X1,X2 yaitu berupa variable persepsi, pelayanan terhadap minat beli konsumen yaitu variable terikat Y. Kriteria Pengambilan Keputusan: Ho diterima jika t hitung t table pada α = 5 Ha diterima jika t hitung t table pada α = 5 2. Uji Signifikan Simulasi Uji-F Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable terikat. Universitas Sumatera Utara Ho : b1 = b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terhadap pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas X1, X2 yaitu berupa variable persepsi, pelayanan, dengan spesifikasi terhadap minat beli konsumen yaitu variable terikat Y. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terhadap pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas X1, X2 yaitu berupa variable persepsi, pelayanan, dengan spesifikasi terhadap minat beli konsumen yaitu variable terikat Y. Kinerja Pengambilan Keputusan: Ho diterima jika F hitung F table pada α = 5 Ho diterima jika F hitung F table pada α = 5 3. Koesioner Determinasi R² Koesioner determinasi R² pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variable terikat. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas X1, X2 adalah besar terhadap variable Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variable bebas yang diteliti terhadap variable terikat. Sebaliknya, jika R² semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas X1, X2 terhadap variable terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variable bebas yang diteliti terhadap variable terikat. Universitas Sumatera Utara 22 BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Riska 2005 telah melakukan penelitian mengenai pesepsi kualiats produk dalam skripsinya yang berjudul yang berjudul “Analisa Pengaruh Persepsi Kualitas Produk Sepeda Motor Honda Terhadap Loyalitas Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan” menyebutkan bahwa variable persepsi kualitas yang terdiri dari variable kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk, dan kesesuaian mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Variable kinerja merupakan variable yag paling dominant berpaengaruh terhadap loyalitas konsumen.

B. Defenisi Persepsi 1. Pengertian Persepsi

a. Menurut Stanton dalam Setiadi, 2003:160 “Persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang dipertalikan berdasarkan pangalaman masa lalu, stimuli rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui panca indera.” b. Menurut Webster dalam setiadi, 2003:106 “Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli diseleksi, diorganisasi, dan diinterprestasikan.” Universitas Sumatera Utara

2. Pengertian Persepsi Kualitas

Menurut Durianto 2004:96 “ Persepsi kualitas didefinisikan sebagai persepsi pelangan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang di bentuk oleh seseorang di pengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, satu hal yang perlu di perhatikan dari persepsi adalah persepsi secara subtansil bisa sangat berbeda. Sumber : setiadi 2003:161 Gambar 2.1 Proses Perseptual Sensasi Pembeli Arti Indera Penerima Perhatian PERSEPSI Interprestas i Tanggapan STIMULI - Penglihatan - Suara - Bau - Rasa Universitas Sumatera Utara

C. Pelayanan 1. Definisi Pelayanan

Banyak para ahli yang memberikan definisi pelayanan, beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut: a. Bilson Simamora 2001:172 menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. b. Moenir 2004: 16 menyatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain. c. Gronroos Ratminto dan Winarsih, 2005: 2 menyatakan bahwa pelayanan adalah suatu aktifitas yang bersifat tidak kasat mata tidak dapat diraba yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan. d. Ivancevich dkk Ratminto dan Winarsih, 2005: 2 menyatakan bahwa pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata tidak dapat diraba yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya pelayanan Moenir 2004: 16, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Adanya rasa cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang membuat manusia bersedia mengorbankan apa yang ada padanya sesuai kemampuannya, diwujudkan menjadi layanan dan pengorbanan dalam batas ajaran agama, norma sopan santun dan kesusilaan yang hidup dalam masyarakat. b. Adanya keyakinan untuk saling menolong sesamanya. Rasa tolong menolong merupakan gerak naluri yang sudah melekat pada manusia. Apa yang dilakukan oleh seseorang untuk orang lain karena diminta oleh orang yang membutuhkan pertolongan hakikatnya adalah pelayanan, disamping ada unsur pengorbanan. Namun kata pelayanan hampir tidak pernah digunakan dalam hubungan ini. c. Adanya keyakinan bahwa berbuat baik kepada orang lain adalah salah satu bentuk amal saleh. Inisiatif berbuat baik timbul dari orang yang bukan berkepentingan untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan, proses ini disebut pelayanan. Kesadaran terhadap kepentingan orang lain tidak akan timbul, tanpa dilandasi oleh faktor-faktor diatas, sehingga akibatnya layanan yang diberikan tidak akan memuaskan.

2. Klasifikasi Pelayanan

Penawaran suatu perusahaan pada pasar biasanya mencakup beberapa jenis layanan. Komponen pelayanan ini dapat merupakan bagian kecil atau Universitas Sumatera Utara bagian utama dari keseluruhan penawaran tersebut. Penawaran bisa saja murni berupa barang pada satu sisi dan layanan murni pada sisi lainnya. Oleh karena itu maka penawaran suatu perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori Simamora,2001:172, yaitu: a. Produk berwujud murni. Penawaran semata-mata hanya terdiri dari produk fisik misalnya: sabun mandi, pasta gigi, atau sabun cuci tanpa pelayanan lainya yang menyertai produk tersebut. b. Produk berwujud disertai dengan layanan pendukung. Pada kategori ini penawaran terdiri dari suatu produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik pada konsumennya. Disini layanan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk pelanggan yang telah membeli produknya. c. Pelayanan murni Penawaran seluruhnya berupa layanan seperti konsultasi psikologi. d. Hybrid Penawaran yang terdiri dari barang dan layanan dengan proporsi yang sama. e. Pelayanan utama yang disertai barang dan layanan tambahan. Penawaran terdiri dari suatu layanan pokok bersama-sama dengan layanan tambahan pelengkap dan barang-barang pendukung lainnya. Universitas Sumatera Utara

3. Definisi Kualitas Pelayanan

Menurut Goetsh dan Davis dalam Tjiptono, 2004: 51 kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau memiliki harapan. Menurut American Society for Quality Control dalam Lupiyoadi, 2001: 144 kualitas adalah “keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik- karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten” Menurut Parasuraman, et.all dalam Lupiyoadi, 2001: 148 terdapat lima dimensi untuk menetukan kualitas pelayanan, yaitu: 1. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berati ketepatan waktu. Pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. Kehandalan dalam hal ini apakah jasa yang diberikan sesuai dengan standar-standar umum atau bahkan standar internasional. Dengan kata lain, menunjukan kemampuan untuk mewujudkan jasa sesuai dengan yang telah dijanjikan secara tepat, keandalan mencakup: a kesesuaian pelaksanaan pelayanan sesuai dengan rencana, b ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan, c keakuratan penanganan atau pengadministrasian catatan. Universitas Sumatera Utara 2. Responsiveness atau ketanggapan, yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat responsive dan tepat kepada pelanggan dengan menyampaikan informasi yang jelas, membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. Daya tanggap mencakup: a kecepatan dan ketepatan dalam pelyanan, b kesediaan pegawai selalu membantu konsumen, c keluangan waktu pegawai untuk menanggapi permintaan konsumen dengan cepat. 3. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara komunikasi communication, kredibilitas credibility, keamanan security, kompetensi competence, dan sopan santun courtesy 4. Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Empati berkaitan dengan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, keramahan, komunikasi, dan kemampuan memahami kebutuhan konsumen. Empati mencakup: a perhatian kepada konsumen, b perhatian pegawai secara pribadi kepada konsumen, c pemahaman akan kebutuhan konsumen, d perhatian terhadap kepentingan konsumen. Universitas Sumatera Utara 5. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayananyang diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik parkir, musolah, dan lain- lain, perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan teknologi, serta penampilan pegawainya. Bukti fisik yaitu aspek-aspek nyata yang bisa ilihat dan diraba, bukti fisik ini mencakup: a kemutakhiran peralatan dan teknologi, b kondisi sarana, c kondisi sumber daya manusia perusahaan, dan d keselarasan fasilitas fisik dengan jenis jasa yang diberikan.

D. Minat Konsumen

Duriant,dkk 2003:109 Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada priode tertentu. Minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sengat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat beli konsumen di masa mendatang. Minat membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen. Universitas Sumatera Utara 30 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Pendirian Usaha Pondok Lesehan Sari Raos