suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut.
Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
angka 0 2.
Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.7.2 Regresi Linier Berganda
Untuk mempermudah proses analisis yang akan dilakukan, penulis akan membuat model analisis yang akan dilakukan penulis dalam rangka
menjawab permasalahan yang ada. Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menggunakan alat statistik regresi berganda.
Alat analisis ini digunakan dengan suatu alasan untuk melihat ada tidaknya pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel tidak bebas,
baik secara simultan bersama-sama maupun secara parsial masing-masing. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda dengan rumus : Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+
έ
Keterangan : Y = Harga Saham
X1 = Current Ratio X2 = Return On Equity ROE
X3 = Return On Investment ROI X4 = Earning Per Share EPS
X5 = Inventory Turnover ITO a = Konstanta
b = Koefisien Prediktor έ = Error Term Tingkat Kesalahan
3.7.3 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yakni uji t dan uji F. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dakan
diketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan akan dilihat dengan menggunakan uji F.
3.7.3.1 Uji Signifikansi Parsial t-test
Menurut Ghozali 2011:84, “uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas independen
secara individual menerangkan variasi variabel dependen”. Bentuk pengujiannya adalah:
H : variabel current ratio, return on equity, return on investment,
aerning per share dan inventory turnover secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
H
a
: variabel current ratio, return on equity, return on investment, earning per share dan inventory turnover secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap harga saham. Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian
pada α = 5 derajat kebebasan degree of fredom. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
H diterima jika t
hitung
t
tabel
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
. 3.7.3.2 Uji Signifikansi Simultan F-
test
Menurut Ghozali 2011:84, “uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen terikat”. Bentuk pengujiannya adalah:
H : variabel current ratio, return on equity, return on investment,
earning per share dan inventory turnover secara bersama–sama simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
H
a
: variabel current ratio, return on equity, return on investment, earning per share dan inventory turnover secara bersama–sama
simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Kriteria pengambilan keputusan dengan uji signifikansi simultan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
H diterima jika F
hitung
≤ F
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika F
hitung
≥ F
tabel
pad a α = 5
3.7.3.3 Uji Koefisien determinasi R
2
Menurut Situmorang et al. 2010:144 koefisien determinasi dapat dijelaskan sebagai berikut
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau predictornya.
Range nilai dari R
2
adalah 0-1. 0 ≤ R
2
≤ 1.Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan
amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak
variabel independent ditambah ke dalam model maka R
2
akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam
model.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-
variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya pada populasi dan sampel penelitian, didapat 16 perusahaan tekstil dan garmen yang memenuhi
kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2009-2012.
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya
mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk
menciptakan pasar modal indonesia yang stabil.
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya bursa efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah
kolonial Belanda, bursa efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah
kolonial juga mengoperasikan Bursa Paraler di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh
tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham dibuka lagi di Jakarta dengan
memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan- perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham kemudian
berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.
Di Indonesia terdapat dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES. Namun pada tahun 2007 kedua bursa efek
ini digabung menjadi satu dengan nama Bursa Efek Indonesia BEI.
4.1.2. Deskriptif Data Variabel