Mean Time To Failure MTTF Biaya Penggantian Komponen

ada diuji dengan menggunakan 4 pola distribusi, yaitu distribusi weibull, normal, lognormal, dan eksponensial. Tabel 5.14 berikut merupakan hasil dari pengujian pola distribusi waktu antar kerusakan komponen. Tabel 5.14. Pola Distribusi Kerusakan Komponen Kritis No Nama Komponen Distribusi Parameter 1. Bearing Dryer Weibull α=2.0292 β=40.232

2. Flat Belt Main Drive Weibull

α=1.4759 β=56.607

3. Bearing SizePress Weibull

α=1.8777 β=52.633

4. Gear Coupling Dryer Weibull

α=2.1069 β=45.896

5.2.2.2. Mean Time To Failure MTTF

Berdasarkan perhitungan paramter dengan pendekatan distribusi weibull diperoleh nilai parameter β 1 wear-out untuk setiap komponen kritis di dryer section. Ini menunjukkan bahwa laju kerusakan meningkat seiring dengan bertambahnya umur komponen. Semakin lama umur komponen maka semakin meningkat pula laju kegagalan menurunnya keandalan, yang akhirnya akan terjadi kegagalan komponen. Berdasarkan kondisi ini, perlu diketahui waktu kerusakan rata-rata komponen kritis. Sehingga penggantian komponen setelah terjadi kerusakan dapat dihindari dan menghindari terjadinya kegagalan produk low grade. Dari perhitungan Mean Time To Failure MTTF, diperoleh: a. MTTF Bearing After Dryer = 45,992 hari ≈ 50 hari. b. MTTF Flatbelt Main Drive= 81,046 hari ≈ 81 hari. c. MTTF Bearing Size Press = 63,328 hari ≈ 64 hari. d. MTTF Geear Coupling Main Dryer= 51,588 ≈ 52 hari Universitas Sumatera Utara Berdasarkan nilai MTTF komponen kritis dryer section di atas merupakan informasi bagi maintenance department dalam memutuskan penggantian komponen pada dryer section.

5.2.2.3. Penentuan Interval Penggantian Komponen

Perhitungan interval penggantian komponen kritis di dryer section bertujuan untuk minimisasi downtime. Pabrik beroperasi selama 24 jam selama satu hari, dengan 3 shift kerja. Pada Tabel 5.2 telah dijabarkan informasi yang diperlukan untuk menetukan interval penggantian komponen kritis. Berdasarakan data tersebut, akan ditentukan total minimum downtime TMD sebagai interval penggantian komponen bearing dryer, dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Perhitungan banyaknya kerusakan dalam interval waktu 0,t p Untuk: H0 = Selalu ditetapkan H0 = 0 { } { } 00226 , 2 exp 1 1 1 1 1 1 =              −       + = + = − ∫ ∫ β β α α β t t H dt t f H H Untuk H2, H3,...,Ht, hasil perhitungan diperoleh dengan mempergunakan Microsoft Excel. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Universitas Sumatera Utara 2. Perhitungan Total Minimum Downtime TMD Dt p = 1 = hari D 09434 , 10417 , 1 10417 , 12639 , 1 = + + = Dt p = 2 = hari D 04964 . 10417 , 2 10417 , 12639 , 0226 , 2 = + + = Untuk D3, D4,...,Dt, hasil perhitungan diperoleh dengan mempergunakan Microsoft Excel. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Untuk perhitungan flatbelt, bearing size press, gear coupling dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran. Pada Gambar 5.6, Gambar 5.7, Gambar 5.8, dan Gambar 5.9 diplot kurva untuk menggambarkan interval penggantian komponen total minimum downtime komponen kritis. Kurva Total Minimum Downtime Bearing Dryer 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 1 11 21 31 41 51 Waktu hari Downtime hari Gambar 5.6. Total Minimum Downtime Bearing Dryer Universitas Sumatera Utara Kurva Total Minimum Downtime Flat Belt Main Drive 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 1 11 21 31 41 51 Waktu hari Downtime hari Gambar 5.7. Total Minimum Downtime Flat Belt Main Drive Kurva Total Minimum Downtime Bearing Size Press 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 1 11 21 31 41 51 Waktu hari Downtime hari Gambar 5.8. Total Minimum Downtime Bearing Size Press Kurva Total Minimum Downtime Gear Coupling Dryer 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 1 11 21 31 41 51 Waktu hari Downtime hari Gambar 5.9. Total Minimum Downtime Gear Coupling Dryer Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pengolahan data pada Lampiran-5, dapat diperoleh interval penggantian optimum komponen kritis pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Interval Penggantian Optimum No Nama Komponen Interval Penggantian Optimum Hari Downtime Jam

1. Bearing Dryer 28

0.152

2. Flat Belt Main Drive 39

0.018

3. Bearing SizePress 35

0.038

4. Gear Coupling Dryer 31

0.107

5.2.2.4. Biaya Penggantian Komponen

Berdasarkan interval penggantian optimum, maka dapat dihitung biaya penggantian komponen pertahun. Berikut contoh perhitungan biaya penggantian untuk bearing after dryer setelah penjadwalan. 1. Biaya tenaga kerja a adalah Rp. 1.500.0007 jam x 26 hari = Rp. 8.242jamorang. Jumlah tenaga kerja maintenance saat penggantian akibat failure sebanyak 2 orang. 2. Biaya rata-rata kehilangan produksi b = laba per kg x outputjam Laba per kg = Rp. 1800 Biaya kehilangan produksi per bulan dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Biaya Kehilangan Produksi Bulan 2008 2009 Produksi Ton OutputJam Kg b Produksi Ton OutputJam Kg b Januari 238 320 576.000 509 684 1.231.200 Februari 496 738 1.328.400 461 686 1.234.800 Maret 553 743 1.337.400 526 707 1.272.600 April 532 739 1.330.200 525 729 1.312.200 Mei 533 716 1.288.800 553 743 1.337.400 Juni 564 783 1.409.400 449 624 1.123.200 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Biaya Kehilangan...Lanjutan Bulan 2008 2009 Produksi Ton OutputJam Kg b Produksi Ton OutputJam Kg b Juli 470 632 1.137.600 477 641 1.153.800 Agustus 488 656 1.180.800 519 698 1.256.400 September 513 713 1.283.400 382 531 955.800 Oktober 504 677 1.218.600 475 638 1.148.400 November 497 690 1.242.000 545 757 1.362.600 Desember 435 585 1.053.000 515 692 1.245.600 Total 5823 7983 14.385.600 5936 8130 14.634.000 Biaya rata-rata kehilangan produksi = 800 . 509 . 14 . 2 000 . 634 . 14 600 . 385 . 14 Rp = + 3. Biaya oprator menganggur c adalah Rp. 8.242jamorang. Jumlah operator produksi menganggur sebanyak 8 orang. 4. Minimal downtime d adalah 0.152 jam 5. Interval penggantian optimum e adalah 28 hari. berarti pada setahun ada 13 kali penggantian 6. Harga komponen f adalah Rp. 2.030.155 Biaya penggantian komponen bearing dryer per tahun adalah: {16.484 + 14.509.800 + 65.936 x 0.15 x 13}+ 2.030.155 x 13 = Rp.54.846.844 Dengan perhitungan yang sama, maka biaya penggantian komponen per tahun untuk masing-masing komponen sebelum dan sesudah penjadwalan dapat dilihat pada Tabel 5.17 dan 5.18. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17. Biaya Penggantian Komponen Sebelum Penjadwalan Komponen Biaya Tenaga KerjaJam Biaya Kehilangan Produksi Rp Biaya Operator Menganggur Rp Downtime Jam Jumlah Penggantian Komponen Harga Komponen Biaya Penggantian Komponen Rp Bearing Dryer 16.484 14.509.800 65.936 3,03 8 2.030.155 369.956.653 Flat Belt 16.484 14.509.800 65.936 0,503 6 12.750.000 120.539.322 Bearing SizePress 16.484 14.509.800 65.936 1,04 7 5.412.139 144.116.335 Gear Coupling 16.484 14.509.800 65.936 2,56 8 6.300.000 349.248.666 Sedangkan biaya penggantian komponen sesudah penjadwalan dapat dilihat pada Tabel 5.18. Tabel 5.18. Biaya Penggantian Komponen Sesudah Penjadwalan Komponen Biaya Tenaga KerjaJam Biaya Kehilangan Produksi Rp Biaya Operator Menganggur Rp Downtime Jam Jumlah Penggantian Komponen Harga Komponen Biaya Penggantian Komponen Rp Bearing Dryer 16.484 14.509.800 65.936 0.15 13 2.030.155 54.846.844 Flat Belt 16.484 14.509.800 65.936 0.018 10 12.750.000 117.113.940 Bearing SizePress 16.484 14.509.800 65.936 0.038 11 5.412.139 59.666.434 Gear Coupling 16.484 14.509.800 65.936 0.107 12 6.300.000 86.475.043 Universitas Sumatera Utara

BAB VI PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Sistem Perawatan Existing

Pada bagian ini akan dilakukan analisa penyebab kurang efektifnya pelaksanaan sistem pemeliharaan yang ada sekarang existing. Identifikasi ini bertujuan untuk mencari penyebab masalah secara mendetail berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, maupun data historis yang dikumpulkan. Faktor yang mungkin menjadi penyebab umum timbulnya masalah tersebut adalah manusia, mesinperalatan, metode, dan lingkungan. Untuk mengidentifikasi lebih dalam penyebab masalah dari setiap faktor tersebut, dilakukan dengan menggunakan pertanyaan ”Mengapa masalah ini terjadi?” hingga sampai beberapa level yang diyakini merupakan akar dari masalah yang ingin dipecahkan. Hasil yang diperoleh adalah dengan pengamatan secara langsung, wawancara dengan operator dan beberapa karyawan dengan level yang yang tinggi sehingga diperoleh pendapat dari setiap pekerja. Tabel 6.1 berikut ini adalah uraian identifikasi penyebab masalah dari setiap faktor yang menjadi penyebab umum timbulnya masalah kurang efektifnya pelaksanaan perawatan sekarang Existing. Universitas Sumatera Utara