Hubungn Antara Ventilasi dengan Kejadian Malaria Hubungan Antara Pencahayaan dengan Kejadian Malaria

Hasil penelitian ini sesuai dan konsisten dengan penelitian Suwendra 2003 yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara keadaan dinding rumah dengan kejadian malaria.

5.2.6. Semak-semak

Hasil observasi dan analisa data menunjukkan bahwa rumah responden yang berada pada sekitar semak-semak adalah sebesar 91. Keberadaan semak vegetasi yang rimbun akan mengurangi sinar matahari masukmenembus permukaan tanah, sehingga lingkungan sekitarnya akan menjadi teduh dan lembab. Kondisi ini merupakan tempat yang baik untuk beristirahat bagi nyamuk dan juga tempat perindukan nyamuk yang di bawah semak tersebut terdapat air yang tergenang. Keadaan ini sesuai dengan hasil penelitian Yis Romadhon 2001 di Kecamatan Salaman Magelang menunjukkan bahwa proporsi rumah yang ada semak-semak rimbun mempunyai kecenderungan untuk terjadinya penyakit malaria dengan p value = 0,001.

5.3. Hubungan Antara Faktor Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Malaria.

Keadaan dari faktor lingkungan fisik rumah responden yang dapat mempermudah terjadinya penularan malaria, terdiri dari:

5.3.1. Hubungn Antara Ventilasi dengan Kejadian Malaria

Kondisi rumah yang tidak terpasang kawat kasa seperti pada Tabel 4.7. menunjukkan bahwa kejadian malaria pada rumah dengan kondisi ventilasi yang tidak terpasang kawat kasa sebesar 93. Dari hasil uji statistik Chi-Square χ 2 diperoleh p 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara Ventilasi rumah yang di pasang kawat kasa dengan kejadian malaria di Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulu pada α = Universitas Sumatera Utara 0,05 dengan P Velue = 0,001. Tidak adanya kawat kasa pada pada ventilasi rumah mempermudah masuknya nyamuk kedalam rumah. Kawat kasa merupakan penghalang nyamuk masuk kedalam rumah apabila kawat kasa tersebut dalam keadaan baik. Keadaan ini sesuai dengan penelitian Darmadi 2002 di Desa Buaran Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara menunjukkan bahwa kondisi ventilasi yang tidak dipasang kawat kasa mempunyai kecenderungan untuk terjadinya penyakit malaria dengan p value = 0,021. Sesuai juga dengan pernyataan subdit malaria bahwa pemasangan kawat kasa pada ventilasi rumah akan memperkecil kontak dengan nyamuk. Menurut Prabowo 2004 Pemasangan kasa nyamuk pada jendela dan ventilasi rumah merupakan salah satu upaya pencegahan dalam menghindari gigitan nyamuk malaria. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Masra 2002 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemasangan kawat kasa dengan kejadian penyakit malaria.

5.3.2. Hubungan Antara Pencahayaan dengan Kejadian Malaria

Tabel 4.8. menunjukkan bahwa kejadian malaria yang terjadi dirumah yang pencahayaannya kurang terang sebesar 91. Hasil analisis statistik melalui uji Chi- Square χ 2 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Pencahayaan dengan kejadian malaria di Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue pada α = 0,05 dengan p value = 0,120. Berarti keluarga yang tinggal di rumah dengan pencahayaan yang kurang terang tidak mempunyai resiko terserang penyakit malaria. Hal ini bertentangan dengan teory yang menyatakan bahwa kurang pencahayaan atau sinar matahari di dalam rumah menyebabkan rumah menjadi teduh dan lembab dan keadaan ini merupakan tempat istirahat yang di senangi nyamuk Anopheles spp, sehingga Universitas Sumatera Utara jumlah nyamuk disekitar rumah rumah bertambah dan menyebabkan keluarga yang tinggal di rumah yang pencahayaan kurang terang mempunyai risiko untuk terjadi penularan penyakit malaria dibanding dengan keluarga yang tinggal di rumah yang kondisi rumah terang Lestari dkk, 2007. Kurangnya pencahayaan juga akan menyebabkan kelembaban udara disekitar rumah. Kelembaban menentukan rentang umur nyamuk Mardihusodo, 1999, kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk dan memperkecil kesempatan parasit malaria untuk menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsiknya, kelembaban juga mempengaruhi kecepatan berkembang biak, kebisaan mengigit dan istirahat. Pada kelembabab yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering mengigit sehingga meninggkatkan penularan malaria Harijanto, 2000. Dengan demikian bahwa kelembaban akan mempengaruhi aktivitas nyamuk sehingga berpengaruh terhadap angka kejadian malaria.

5.3.3. Hubungn Antara Kelembaban Rumah dengan Kejadian Malaria

Dokumen yang terkait

Nandong (Studi Etnogarfi tentang Kesenian Nandong di Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, Propinsi Nanggroe Darusslam)

7 114 136

Identifikasi Strategi Pemberdayaan Bidang Ekonomi Pada Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur oleh Pemerintah Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2006

0 35 102

Beberapa Aspek Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Angka Kejadian Malaria Di Desa Suka Jaya,Sukakarya,Suka Makmur Dan Air Dingin,Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue,Provinsi Naggroe Aceh Darussalam Tahun 2003

0 20 222

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KETOSARI KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO.

0 1 111

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 18

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 2

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 10

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 34

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Wanita Dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue

0 0 4

PEMBENTUKAN KABUPATEN SIMEULUE DI WILAYAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

0 0 15