5.3.6. Pengetahuan Responden Tentang Kesembuhan Dan Lama Pengobatan Penyakit Kusta
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui penyakit kusta dapat disembuhkan yaitu sebanyak 38 orang
95.. Hal ini menunjukkan pengatahuan responden tentang kesembuhan penyakit kusta adalah baik. Sementara pengatahuan responden tentang lama pengobatan
penyakit kusta pada tabel 4.3 terlihat baik yaitu sebanyak 33 orang 86,9 mengetahui lama pengobatan penyakit kusta dalam waktu 6-12 bulan. Pengobatan
penyakit kusta di Indonesia sesuai dengan rekomendasi WHO mengunakan program MDT multi drug therapi ,untuk tipe Pausi Basiler PB lama pengobatan 6-9 bulan
sedangkan tipe Multi Basiler MB lama pengobatan 12-18 bulan. Baiknya pengatahuan responden tentang lama pengobatan kusta maka mereka akan
mengingatkan anggota keluarganya untuk berobat sesuai anjuran yang telah ditentukan.
5.3.7. Pengatahuan Responden Tentang Akibat Tidak Menyelesaikan Pengobatan Kusta
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 diketahui bahwa responden mengatahui akibat tidak menyelesaikan pengobatan kusta adalah penyakit kambuh
kembali dan tidak bertambah parah sebanyak 18 orang 45, sebanyak masing 11 orang 27,5 responden mengetahui akibat tidak menyelesaikan pengobatan kusta
adalah penyakit kambuh kembali dan bertambah parah serta tidak bisa diobati lagi. Hal ini menunjukkan pengetahuan responden masih kurang dan perlu diberi
pemahaman lebih baik lagi bahwa akibat tidak menyelesaikan pengobatan akan
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan reaksi pada kusta. Bila penderita kusta tidak minum obat secara teratur dan tidak menyelesaikan pengobatan, maka kuman kusta dapat menjadi aktif kembali
sehingga timbul gejala-gejala baru pada kulit dan saraf yang dapat memperburuk keadaan.
5.3.8. Pengetahuan Responden Tentang Pengobatan Penyakit Kusta Dengan MDTMulti Drug Therapi
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden tidak mengetahui pengobatan penyakit kusta dengan MDT Multi Drug
Therapi sebanyak 37 orang 92,5, ini menunjukkan masih kurangnya pemahaman responden tentang pengobatan kusta dengan MDT. Menurut sebagian responden,
petugas kesehatan tidak pernah memberitahukan tentang komposisi obat MDT, tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi penderita untuk tidak minum obat kusta yang telah
diberikan. Program MDT dimulai pada tahun 1981, yaitu ketika kelompok studi kemoterapi WHO secara resmi mengeluarkan rekomendasi yang dikenal sebagai
regimen MDT WHO yang terdiri dari DDS diamino difenil sulfon, Rifampisin dan Klofazimin. Sementara di Indonesia program MDT dimulai pada tahun 1988.
5.3.9. Pengetahuan Responden Tentang Waktu Pengambilan Obat
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 diketahui bahwa pengetahuan responden tentang waktu pengambilan obat umumnya baik yaitu setiap bulan
sebanyak 37 orang 92,5. Ini memperlihatkan bahwa anggota keluarga mengetahui waktu pengambilan obat. Setelah didiagnosa, penderita kusta harus minum obat
selama 6-12 bulan. Pengobatan kusta tersebut harus dilakukan secara teratur dan dan terus-menerus, maka penderita wajib ambil obat setiapa bulan. Melalui pengobatan,
Universitas Sumatera Utara
penderita diberikan obat-obatan yang membunuh kuman kusta. Dengan demikian pengobatan tersebut akan memutus mata rantai penularan, menyembuhkan penyakit
penderita dan mencegah terjadinya cacat.
5.3.10. Pengetahuan Responden Tentang Tempat Penderita Kusta Mendapatkan Obat Kusta Dan Tempat Penderita Kusta Berobat
Berdasarkan hasil penelitian bahwa seluruh responden 100 mengetahui tempat penderita mendapatkan obat dan tempat penderita kusta berobat yaitu Rumah
Sakit dan Puskesmas. Hal ini menunjukkan pengetahuan responden sangat baik karena di Indonesia pengobatan dan perawatan penyakit kusta secara terintegrasi
dengan unit pelayanan kesehatan terutama Puskesmas dan Rumah Sakit dimulai sejak
tahun 1992. 5.3.11. Tingkatan Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Kusta
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkatan pengetahuan responden tentang penyakit kusta dan
pengobatannya berada pada tingkat kategori pengetahuan sedang yaitu sebanyak 27 orang 67,5, sedangkan pada tingkat kategori baik sebanyak 11 orang 27,5 dan
pada tingkat kategori kurang sebanyak 2 orang 5. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan anggota keluarga penderita kusta tentang penyakit kusta dan
pengobatannya berada pada tingkat pertama yaitu “tahu” know dan belum pada tingkat pengetahuan selanjutnya. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Untuk mengukur seseorang tahu know tentang sesuatu adalah dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan menyatakan sesuatu
hal tersebut Notoatmodjo. 2003.
Universitas Sumatera Utara
5.4. Sikap Responden 5.4.1. Sikap Responden Tentang Penyakit Kusta Bukan Penyakit Kutukan