Penyebab Kusta Tipe Kusta Tanda-Tanda Penyakit Kusta Pengobatan Penderita Kusta

Menurut Fajar dkk; tingkat pendidikan, sosioekonomi atau penghasilan, pengetahuan dan kebiasaan keluarga berpengaruh terhadap usaha penderita mencari kesembuhan sekaligus juga mempengaruhi keteraturan berobat penderita kusta Fajar dkk, 2004. Sementara itu menurut Basaria; jenis kelamin, pendidikan dan peran petugas sangat besar pengaruhnya terhadap kepatuhan minum obat penderita kusta Basaria, 2007. 2.7. Penyakit Kusta 2.7.1. Definisi Kusta Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun dan penularannya kepada orang lain memerlukan waktu yang cukup lama tidak seperti penyakit lainnya. Masa inkubasinya adalah 2-5 tahun. Penyakit ini menyerang syaraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran pernafasan bagian atas, mata, otot, tulang dan testis. Pada kebanyakan orang yang terinfeksi dapat asimtomatik. Namun pada sebagian kecil memperhatikan gejala-gejala yang mempunyai kecenderungan untuk menjadi cacat khususnya pada tangan dan kaki Depkes RI, 2002. Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik dan penyebabnya ialah Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat Djuanda, 2008.

2.7.2. Penyebab Kusta

Sebagian penyakit menular disebabkan oleh bakteri. Bakteri penyebab penyakit kusta disebut Mycobakterium Leprae. Belum secara pasti bagaimana Universitas Sumatera Utara penyebaran atau perpindahan penyakit kusta, yang jelas seseorang penderita tidak dapat menular ke orang lain kecuali mycobacterium leprae yang hidup keluar dari tubuh penderita kemudian masuk ke tubuh orang lain. Jenis bakteri ini juga dikenal dengan nama Hansen’s bacillus, lantaran ditemukan oleh seorang ahli fisika Norwegia bernama Gerhard Armauer Hansen, pada tahun 1873 Depkes RI, 2002.

2.7.3. Tipe Kusta

1. Tipe PB Pausi Basiler yaitu penderita kusta yang mempunyai kelainan dengan jumlah lesi 1-5, penebalan syaraf hanya 1 disertai dengan gangguan fungsi dan pemeriksaan Basil Tahan Asam BTA negatif. 2. Tipe MB Multi Basiler yaitu kelainan kulit dengan jumlah lesi lebih dari 5, penebalan syaraf lebih dari 2 disertai gangguan fungsi dan pemeriksaan Basil Tahan Asam BTA positif.

2.7.4. Tanda-Tanda Penyakit Kusta

Tanda-tanda dari penyakit kusta bermacam-macam tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. Adapun tanda-tanda yang mudah untuk dikenal yaitu: 1. Adanya bercak putih tipis seperti panu yang mati rasa pada tubuh manusia. 2. Adanya binti-bintik kemerahan yang tersebar pada kulit. 3. Adanya penebalan saraf tepi. 4. Muka berbenjol dan tegang yang disebut facies leomina muka singa.

2.7.5. Pengobatan Penderita Kusta

Dilihat dari sejarahnya pengobatan kusta telah melalui beberapa tahap perkembangannya. Meskipun obat yang ditemukan memberikan harapan yang lebih Universitas Sumatera Utara cerah namun masih dalam evaluasi uji klinis, maka regimen MDT Multi Drug Therapi masih dianjurkan pada program pemberantasan kusta diseluruh dunia. Program MDT Multi Drug Therapi dimulai pada tahun 1981, yaitu ketika kelompok studi kemoterapi WHO secara resmi mengeluarkan rekomendasi pengobatan kusta regimen kombinasi yang dikenal sebagai regimen kombinasi yang dikenal sebagai regimen MDT WHO yaitu DDS diamino difenil sulfon, Rifampisin dan Klofazimin. Selain untuk mengatasi resisten dapsone dan rifampicin yang semakin meningkat, penggunaan MDT dimaksudkan untuk mengurangi ketidaktaantan penderita dan menurunkan angka putus obat drop out rate yang cukup tinggi pada masa terapi. WHO telah menyediakan obat MDT dalam kemasan blister pack PB dan MB untuk penderita kusta. Lamanya pengobatan penyakit kusta yaitu, PB selama 6-9 bulan sedangkan MB selama 12-18 bulan Linuwin, 1997.

2.7.6. Cara Penularan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PENDERITA KUSTA DI DUA WILAYAH TERTINGGI KUSTA DI KABUPATEN JEMBER

1 12 177

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PENDERITA KUSTA DI DUA WILAYAH TERTINGGI KUSTA DI KABUPATEN JEMBER

0 11 19

i HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN DEPRESI PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN JEMBER

0 47 60

Hubungan Kepatuhan Minum Obat Kusta Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecacatan Pada Penderita Kusta Di Kabupaten Kudus

0 2 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUSTA (LEPROSY)DENGAN PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA KUSTA Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) dengan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

0 4 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUSTA (LEPROSY)DENGAN PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA KUSTA Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) dengan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

0 3 13

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) dengan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

0 5 11

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) dengan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PENDERITA KUSTA DI DESA BANGKLEAN KABUPATEN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri Penderita Kusta Di Desa Bangklean Kabupaten Blora.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PENDERITA KUSTA DI DESA BANGKLEAN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri Penderita Kusta Di Desa Bangklean Kabupaten Blora.

0 2 17