Sikap Responden Tentang Penyakit Kusta Selalu Menyebabkan Luka Sikap Responden Tentang Penderita Kusta Bisa Bergaul Dengan Masyarakat Tingkatan Sikap Responden Tentang Penyakit Kusta Dan Pengobatannya

responden setuju sebanyak 38 orang 95. Hal ini menunjukkan sikap responden sangat baik karena program MDT Multi Drug Therapi dimulai pada tahun 1981, yaitu ketika kelompok studi kemoterapi WHO secara resmi mengeluarkan rekomendasi pengobatan kusta regimen kombinasi yang dikenal sebagai regimen kombinasi yang dikenal sebagai regimen MDT WHO yaitu DDS diamino difenil sulfon, Rifampisin dan Klofazimin. Selain untuk mengatasi resisten dapsone dan rifampicin yang semakin meningkat, penggunaan MDT dimaksudkan untuk mengurangi ketidaktaantan penderita dan menurunkan angka putus obat drop out rate yang cukup tinggi pada masa terapi. WHO telah menyediakan obat MDT dalam kemasan blister pack PB dan MB untuk penderita kusta. Lamanya pengobatan penyakit kusta yaitu, PB selama 6-9 bulan sedangkan MB selama 12-18 bulan Linuwin, 1997.

5.4.7. Sikap Responden Tentang Penyakit Kusta Selalu Menyebabkan Luka

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5 diketahui bahwa sikap responden tentang penyakit kusta selalu menyebabkan luka, sebagian besar responden kurang setuju sebanyak 24 orang 60. Hal ini menunjukkan sikap responden cukup baik karena tidak semua penderita penyakit kusta terkena luka. Luka kusta bisa timbul akibat hilangnya sensitibilitas pada bagian tubuh tertentu terutama tangan dan kaki. Oleh sebab itu luka kusta bisa dicegah pada bagian yang mati rasa, seperti pada tangan dilindungi dari benda yang panas, kasar ataupun tajam dengan mamakai kaos tangan yang tebal dan selalu memakai sandal untuk bagian kaki Depkes RI, 2005. Universitas Sumatera Utara

5.4.8. Sikap Responden Tentang Penderita Kusta Bisa Bergaul Dengan Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5 diketahui bahwa sikap responden tentang penderita kusta bisa bergaul dengan masyarakat, sebagian responden sangat setuju sebanyak 20 orang 50, sedangkan responden setuju sebanyak 15 orang 37,5. Hal ini menunjukkan sikap responden sudah baik. Sebagai bagian dari anggota keluarga diharapkan memberikan dorongan atau dukungan moral pada penderita kusta agar penderita merasa percaya diri terhadap penyakit yang dideritanya. Optimisme bahwa masalah kusta dapat diatasi apabila penderita, keluarga dan masyarakat sendiri mau bekerja sama dengan penuh tanggung jawab sehingga terciptalah iklim yang baik untuk rehabilitasi bagi penderita kusta. Akhirnya semua elemen masyarakat dapat hidup berdampingan tampa diskriminasi yang ditimbulkan oleh penyakit kusta Depkes RI, 2005.

5.4.9. Tingkatan Sikap Responden Tentang Penyakit Kusta Dan Pengobatannya

Dari hasil penelitian pada tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa tingkatan sikap responden tentang penyakit kusta dan pengobatanya berada pada tingkat kategori sikap baik yaitu sebanyak 21 orang 52,5. Hal ini menunjukkan bahwa sikap anggota keluarga penderita kusta berada pada tingkat menerima, merespons dan menghargai. Menerima diartikan bahwa responden mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan, merespon artinya memberikan jawaban apabila ditanya dan menerima ide yang telah diberikan, menghargai diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah Notoatmodjo, 2003. Universitas Sumatera Utara 5.5. Tindakan Responden 5.5.1. Tindakan Responden Tentang Tempat Penderita Kusta Dianjurkan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PENDERITA KUSTA DI DUA WILAYAH TERTINGGI KUSTA DI KABUPATEN JEMBER

1 12 177

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PENDERITA KUSTA DI DUA WILAYAH TERTINGGI KUSTA DI KABUPATEN JEMBER

0 11 19

i HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN DEPRESI PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN JEMBER

0 47 60

Hubungan Kepatuhan Minum Obat Kusta Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecacatan Pada Penderita Kusta Di Kabupaten Kudus

0 2 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUSTA (LEPROSY)DENGAN PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA KUSTA Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) dengan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

0 4 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUSTA (LEPROSY)DENGAN PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA KUSTA Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) dengan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

0 3 13

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) dengan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

0 5 11

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) dengan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PENDERITA KUSTA DI DESA BANGKLEAN KABUPATEN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri Penderita Kusta Di Desa Bangklean Kabupaten Blora.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PENDERITA KUSTA DI DESA BANGKLEAN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri Penderita Kusta Di Desa Bangklean Kabupaten Blora.

0 2 17