Tambangan dan menolak bergabung dengan kecamatan Lembah Sorik pertemuan tersebut kemudian dibawa ke Camat dan pada akhirnya desa
menjadi bagian dan kecamatan Tambangan. Penolakan masyarakat tersebut merupakan akibat dari adanya akhir tahun 1999
antar desa Hutabaringin dan sekitarnya dengan desa terkait dengan adanya pembalakan hutan lllegal Logging dihulu Hutabaringin dan di kaki Gunung Sorik Marapi. Pada
tahun 2004 desa dimekarkan menjadi dua desa yaitu Hutabaringin dan Hutabaringin julu. Pada bulan April 2007 Pemerintah Daerah Mandailing Natal melakukan
pemekaran kecamatan, salah satu kecamatan yang dimekarkan kecamatan Tambangan, kecamatan ini dimekarkan menjadi 2 kecamatan Tambangan dan kecamatan Puncak Sorik
Marapi. Kecarnatan Puncak Sorik Marapi terdiri dari 11 desa salah satunya adalah desa Hutabaringin.
4.2. Topografi, Keadaan Alani dan Batas Wilayah
Topografi wilayah kabupaten Mandailing Natal terbagi atas tiga bagian dataran rendah dengan kemiringan 0
o
-2
o
di bagian pesisir pantai barat, dengan kemiringan 2
o
-15
o
, dan dataran tinggi dengan kemiringan 7
o
-4
o
geografis desa Hutabaningin merupakan daerah dataran tinggi dengan 20
o
-15
o
, desa Hutabaringin merupakan salah satu desa yang paling gunung Sorik Marapi 2.145 meter yakni sekitar 10 Kilometer. Wilayah berada
dalam kemiringan yang cukup tinggi tersebut membuat pengatur rurnah penduduk disusun secara berbanjar mengikuti kontur tanah perbukitan.
Posisi desa Hutabaringin yang cukup dekat dengan gunung Sorik Marapi disatu sisi memberi keuntungan berupa panorama alam yang sangat indah serta memberikan
kesuburan bagi tanah pertanian, tetapi disisi lain posisi tersebut juga menjadikan desa ini
Universitas Sumatera Utara
kedalarn kalegori berbahaya. Apabila terjadi letupan di kawah pusat yang berupa danau maka lahar panas akan menghantam desa ini dan desa lain disekitarnya. Gunung Sorik
marapi pernah meletus pada tahun 1830. 1879, 1892, 1893, 1917, 1970, dan 1986. Pada letusan tahun 1892, hujan lahar menelan korban jiwa sebanyak 180 orang Manalu, dalam
lkhsan, 2005. Keadaan tanah yang cukup subur di desa Hutabaringin dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk bekerja di bidang pertanian dengan mengolah sawah dan kebun. Curah hujan di desa ini juga sangat mendukung untuk pertanian sehingga masyarakat di desa ini
rnenggantungkan mata pencahariannya dan bercocok tanam. Desa Hutabaringin dialiri oleh dua aliran sungai yaitu Aek Incor dan Aek Batang yang dimanfaatkan warga untuk
mengairi persawahan dan kepentingan sosial lainnya. Secara geografis desa Hutabaringin memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah desa Hutanamale dan Kampung Lamo
perkebunan warga. 2.
Sebelah Barat berbatasan dengan Gunung Sorik Marapi, dan Taman Nasional Batang Gadis TNBG.
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah desa Hutanarnale.
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah desa Hutabaringin Julu.
Universitas Sumatera Utara
Kepala Desa Rahmad Nasution
4.3. Administrasi Desa