Arlen Lubis Proses Pembuatan Gula Aren

masyarakat mempunyai kemampuan dan kemauan saling berbagi, saling peduli , maka kepentingan–kepentingan individu akan mengalah kepada kepentingan–kepentingan komunitas kelompok. 3. Menentukan Tujuan Kebutuhan yang ketiga adalah untuk menentukan tujuan bersama. Setiap anggota warga tidak akan tertarik dan memberikan komitmen yang dibutuhkan apabila tidak terlibat dalam perumusan tujuan. Proses pengambilan keputusan akan menentukan komitmen warga dalam pelaksanaan pemecahan masalah bersama. 4. Pengorganisasian dan Tindakan Pada tahap awal dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai oleh seluruh anggota warga masyarakat, memastikan ada yang akan bertanggung jawab untuk menggerakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan, untuk itu diperlukan seorang atau sekelompok pemimpin. Dalam organisasi, kelompok, atau komunitas warga masyarakat peranan sikap dan perilaku pemimpin sangat dominan untuk menumbuhkan kepercayaan anggotanya. Perilaku pemimpin yang jujur, adil, peduli dan melindungi anggotanya warga, akan menumbuhkan kepercayaan dari semua unsur komunitasnya .

4.8.3 Toke-Toke yang Membeli Gula Aren

1. Arlen Lubis

Bapak Arlen biasanya membeli gula pada malam minggu, dimana bapak sering meminjamkan uang kepada petani aren, sehingga petani gula aren enggan menjual ke Universitas Sumatera Utara toke lain. Itulah salah satunya strategi untuk membeli gula aren di desa Hutabaringin. Bapak Arlen ini mempunyai anggota 3 orang yaitu Usri, Sakti dan Ompes merekalah yang selalu keliling di desa Hutabaringin untuk mencari gula aren dan langsung menimbangnya kemudian dibawa ke rumah bapak Arlen. Bapak Arlen yang sehari-hari adalah bertani sedang pekerjaan sebagai toke gula aren dilakukan pada malam minggu saja. Masyarakat desa Hutabaringin yang identik dengan rasa kekeluargaan menunjang proses terjadinya jual beli gula aren, dimana bapak Arle toke gula aren. Dalam wawancara dengan informanan” “saya sudah membeli gula aren sudah sejaka masih muda, saya sudah membeli gula aren sampai 14 tahun, karena itu memang usaha saya. Saya memang sudah berpengalaman dalam pemebelian gla ini” wawancara pada Januari 2010 Dalam proses pembelian gula aren. Ia yang mempunyai langganan merupakan dari keluarga besarnya. Ikatan kekeluargaan sangat menentukan pembelian gula aren. Jadi seseorang yang petani gula aren dia mempunyai ikatan kekeluargaan dengan toke gula aren. Sehingga dia terpaksa menjualnya ke saudaranya. Dia akan merasa enggan untuk menjualnya ke toke lain. Ini disebabkan karena dalam masyarakat Mandailing Natal. Jika ia menjualnya ke orang lain berarti tidak menghormati ikatan kekeluargaan tersebut. Jadi jelas sekali bahwa dalam masyarakat pedesaan orientasi ekonomi masih jauh dari harapan. Nilai-nilai tradisional masih menyelimuti kehidupan masyarakat desa. Teori untung rugi belum dipahami secara sepenuhnya oleh masyarakat desa. Dalam penelitian Polani. Mengatakan bahwa sanya seseorang menjual barang bukan berdasarkan untung Universitas Sumatera Utara ruginya namun melainkan karena hanya kepuasan belakan. Seorang petani menjual gula aren ke saudaranya, maka ia akan merasa puas di banding dengan orang lain, walaupun jauh berbeda harga dengan penjualannya. Salah satu strategi yang lain yang sering di terapkan oleh toke-toke gula aren melalui jaringan perkawanan. Arlen mempunyai banyak kawan-kawan yang bertani gula aren jadi secara otomatis kawan-kawannya akan menjualnya ke Bapak Arlen.

2. Budi Raja