Hambatan dalam menjalankan usaha gula aren

penentuan harga yang mengakibatkan dia tidak menjual lagi ke kota Medan. Sehingga dia hanya menjualnya ke Bapak Gutuk. Dalam wawancara dengan informanan” “usaha ini sebetulnya dari orang tua saya. Saya hanya melanjutkan dari orang tua saya yang sudah lama berjualan gula aren ini” wawancara pada Januari 2010

4.8.4 Hambatan dalam menjalankan usaha gula aren

Dalam melaksanakan pembelian gula aren oleh toke di desa Hutabaringin tentu tidak berjalan seperti air yang mengalir mengiti bentuk sungai. Pasti ada pasang surutnya. Dalam melakukan pembelian gula aren oleh toke sering mengalami kendala diantaranya ketika toke-toke meminjamkan uangnya ke petani. Uang tesebut yang dulunya di pinjamkan ke petani sebagai pengikat petani agar petani tidak lari ke toke lain maka toke harus memenuhi kebutuhan petani. Jika petani meminjam misalnya petani di landa musibah seperti sakit dan kemalangan. Maka petani meminjam ke toke gula aren. Dalam hal tersebut sering kali para petani lupa akan hutangnya sehingga uang yang di berikan ke petani tidak balik lagi. Maka sering kali uang para toke banyak di tangan para petani. Namun itu semua untuk mempertahankan jaringan sosial dari para pemebeli gula aren di desa Hutabaringin. Universitas Sumatera Utara Hampir semua petani aren di desa Hutabaringin, Kabupaten mandailing natal, sumut , terjerat hutang kepada toke. jika panen saya tidak mengeruk keuntungan karena habis untuk bayar hutang ke toke, kata sakti rangkuty 45 seorang petani Desa hutabaringin, Kecamatan Puncak Sorik Marapi , Kabupaten Mandailing Natal. wawancara pada Januari 2010 Sakti Rangkuty mengatakan, sebagian besar petani di daerahnya terjerat utang ke tengkulak maupun ijon, karena saat belum panen jika kami membutuhkan uang harus mengadu ke toke setiap minggunya. Utang itu dibayar pascapanen sesuai dengan kesepakatan antara petani dan tengkulak. Apalagi, saat itu petani sangat membutuhkan untuk belanja di dapur petani juga terdesak oleh kebutuhan ekonomi sehari-hari. Satu-satunya yang bisa memberikan pinjaman kepada petani adalah toke setempat, katanya Petani di sini, kata dia, umumnya terjerat hutang mengingat biaya hidup sangat besar hingga mencapaian jutaan rupiah. wawancara pada Januari 2010 Buyung 42 petani aren desa Hutabaringin, Kabupaten mandailing natal, sumut mengaku saat ini banyak tengkulak dari berbagai desa mendatangi petani arenuntuk di memebli gula aren namun jika sudah terikat dengan hutang mak kita tidak bis a menjualnya ke toke lain. Sebagian petani terpaksa menjual karena sangat memerlukan uang, walaupun harga gula dibeli di bawah harga patokan pasar sebesar Rp10800 per kilogram. Dia menjelaskan, petani di daerahnya sejak turun temurun jika panen selalu ditampung tengkulak, bahkan sebelum menanam petani terlebih dulu diberi modal dengan Universitas Sumatera Utara pembayaran pascapanen nanti.Hal wajar jika petani saat musim panen ’gigit jari’ karena mereka terlilit utang. “Sementara itu, salah satu toke mengatakan pak Arlen52 mengaku petani di wilayahnya menjual ke toke sudah berlangsung lama sehingga jaringan sosialnya sudah begitu erat.” Membangun Struktur Sosial dibangun melalui organisasi baik formal maupun non-formal. Tidak harus semua mengatur yang lain, sebab bila hal itu terjadi akan mengakibatkan pada kerancuan peran dan fungsi masing-masing anggota. Bentuk yang paling tepat dari struktur sosial ini sangat ditentukan oleh karakteristik anggota dan tujuan yang dicapai. dalam dunia usaha bisnis ada model Paguyuban dan ada model Patembayan. Paguyuban dipilih bila struktur yang dibangun bersifat nonformal dan tidak terlalu mengikat. Struktur patembayan dipilih bila sekumpulan orang ingin dihadapkan pada proses kompetisi yang sangat tajam. Paguyuban tampaknya menjadi bentuk yang tepat. Membangun Jaringan Sosial Jaringan sosial terbentuk karena adanya interaksi diantara pemangku kepentingan. Dalam jaringan ini terjadi interaksi antar anggota dan antar kelompok. Interaksi antar anggota terjadi manakala adanya keinginan untuk saling membutuhkan antara satu dengan lainnya di dalam kelompomk tersebut. Kesamaan tempat usaha, kesamaan bentuk usaha, kesamaan asal daerah, dan kesamaan–kesamaan lain dapat memperat jaringan sosial ini. Dengan jaringan sosial yang mantap akan menghasilkan suatu nilai tambah yang berbentuk suatu nilai tawar bargaining power. jaringan sosial antar kelompok dapat terjadi apabila di dalam kelompok tersebut tidak ada Universitas Sumatera Utara memenuhi kebutuhan akan pasar dan juga kebutuhan para anggotanya. Jaringan komunikasi dan informasi akan dibutuhkan dalam jaringan sosial ini. Membangun Norma Sosial Norma sosial dibangun karena apa yang dilakukan dalam kelompok masyarakat perlu diatur. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang dirugikan. semua merasakan adanya rasa keadilan. Rasa keadilan ini akan dicapai apabila norma yang dibangun diataati bersama. Norma ini akan menjadi tumbuh dengan baik, bila setiap anggotanya menghormati dan menjalankan secara konsekuen. Perangkat penegak norma sosial sebagai kontrol sosial juga perlu diperhatikan. Karena itu sanksi juga bisa diberikan bila ada pelanggaran. Membangun Kepercayaan Trust. Kepercayaan merupakan modal sosial dimana seseorang akan mampu membuat akses lebih jauh dalam usaha. Permodalan, perbankan, akses sosial, kelancaran komunikasi dan interaksi sesama anggota dalam jaringan sosial, merupakan hasil dari kepercayaan ini. Oleh karena itu membangun kepercayaan ini membutuhkan konsistensi usaha, ketepatan janji, dan pemahaman akan hak dan kewajiban sebagai bagian dari paguyuban ini. Fukuyuma dalam bukunya ”Trust” mendefinisikan bahwa modal sosial social capital sebagai norma informal yang dapat mendorong kerjasama antar anggota masyarakat. Dari definisi ini Fukuyama melihat bahwa aspek kerjasama cooperation menjadi unsur penting dalam berusaha. Untuk bekerjasama diperlukan kepercayaan diantara anggota kelompok yang bekerjasama. Oleh karena itu kepercayaan atau trust menjadi syarat yang mutlak. Bagaimana orang bisa kerjasama bila tidak didasari oleh sifat ini. Universitas Sumatera Utara Coleman 1988 membuat definisi bahwa modal sosial dalam dua hal 1 sebagai struktur sosial, dan 2 yang memfasilitasi suatu tindakan oleh para pelakunya. Dari definisi Colemen ini, terbangunnya suatu modal sosial hanya bisa dicapai bila orang- orang yang terlibat di dalamnya tergabung dalam suatu struktur sosial, semacam organisasi atau paguyuban. Dengan adanya paguyuban ini akan memfasilitasi memudahkan para anggotanya untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan bersama. Pada kesempatan lainnya, Putnam 1995 melihat modal sosial sebagai fitur kehidupan sosial. Fitur ini terdiri dari jejaring networks, norma norms kepercayaan trust yang mampu menggerakkan partisipasi anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Disamping itu, Lin 2001 mencoba membedakan konsep antara modal sosial dengan jaringan sosial social networks. Dalam definisinya tentang modal sosial, ia menjelaskan bahwa modal sosial adalah sumber daya yang melekat dalam jaringan sosial dan digunakan oleh para pelakunya untk mencapai tujuan tertentu. Dari keempat batasan di atas, dapatlah diidentifikasi bahwa modal sosial itu berupa jaringan sosial. Jaringan ini terstruktur, dan dari struktur tersebut terdapat unsur-unsur kepercayaan, dan norma yang mengatur di dalamnya. dibangunnya jaringan soial ini adalah untuk mencapai tujuan bersama-sama.

4.8.5 Patron Klien dalam Penjualan Gula Aren