Tata Penggunaan Lahan Sarana dan Prasarana Desa

Hatobangon juga memegang peranan kunci dalam peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan warga misalnya upacara perkawinan, kematian, dan juga dalam menangani perselisihan anatar warga. Tokoh agama terdiri dan orang-orang yang menjadi pernimpin dalam kegiatan keagamaan seperli guru agama, khatib dan imam di Mesjid, alasannya mengapa mereka dihormati adalah pandangan bahwa mereka merupakan penjaga moralilas kehidupan bermasyarakat.

4.4 Tata Penggunaan Lahan

Desa Hutabaringin yang memiliki luas wilayah ±350 bekiar terbagi atas beberapa bagian lahan seperti lahan persawahan. perkebunan, pemukiman, perkuburan, rumah ibadah, sarana pendidikan dan sebagainya. Adapun jumlah luas lahan-lahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 2. Tata Penggunaan Lahan No Penggunaan Lahan Luas Ha Persentase 1 Pertanian A. Persawahan 60 17,14 B. Perkebunan 150 42,86 2 Pemukiman 3 0,86 3 PerkebunanTanah wakaf 1 0,29 4 Tanah Adat 100 28,57 5 Lahan yang belum digarap 36 10,28 Total 350 100 Universitas Sumatera Utara Sumber : Kantor Kepala Desa Hutabaringin, 2007 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan untuk perkebunan menempati posisi yang paling tinggi yakni 150 Hektar. Jumlah ini termasuk lahan yang ditumbuhi pohon aren yang tumbuh secara alamiah, sarnpai saat ini belum ada kebiasaan dari warga untuk menanam pohon aren. Meskipun lahan perkebunan yang dirniliki desa ini cukup luas namun tidak semua warga memiliki lahan, sebagian dan mereka mengerjakan lahan milik warga desa yang tinggal di perantauan, disamping itu ada juga lahan milik warga desa yang dibeli dan penduduk desa Hutabaringin.

4.5. Komposisi Penduduk

Secara demografi desa Hutabaringin dapat dilihat dan berbagai komposisi penduduk. Untuk memudahkan proses penyusunan datanya maka komposisi penduduk desa Hutabaringin akan dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:

1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin

Dibawah ini adalah tabel komposisi penduduk desa Hutabaringin berdasarkan jenis kelamin. Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Universitas Sumatera Utara No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 216 Jiwa 46.46 2 Perempuan 249 Jiwa 53.54 Total 456 Jiwa 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Hutabaringin, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk desa Hutabaringin yang berjenis kelamin perempuan Iebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. jumlah penduduk yang berjenis kelamin Pernpuan sebanyak 249 jiwa, ecangkan penduduk yang berenis kelamin laki-laki hanyak 216 jiwa.

2. Komposisi penduduk Berdasarkan Kelompok Usia

Konposis penduduk desa I luIaharinin hcrdasark;m usia dapat dihlmt pada thel berikut: tabel. 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Kelompok usia Jumlah persentase 0-15 175 jiwa 38.28 15-24 93 jiwa 20 24-80 171 jiwa 36.77 80 23 jiwa 4.95 Total 465 jiwa 100 Sumber: kantor kepala desa tahun 2010

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Universitas Sumatera Utara Manusia adalah makhluk sosial yang mernpunyai dua kehutuhan yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, kehutuhan tersebut saling berhuhungan dan harus seimbang. Agama termasuk kebutuhan rohani yang sangat penting karena turut mempengaruhi tata kehidupan sosial. Secara sosiologis agama mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah fungsi edukatif, penyelamat, dan kontrol sosial social control. Desa Hutabaringin merupakan wilayah yang homogen dalarn hal agama, semua penduduknya rnerneluk agama Islam hal ini menandakan bahwa agarna Islam memberikan pengaruh yang cukup kuat dalarn setiap sendi kehidupan masyarakat di desa ini. Nilai-nilai ajaran agarna Islam masih sangat dipegang teguh oleh Agama sebagai fungsi kontrol sosial masih sangat jelas terlihat pada kehidupan sehari -hari.

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku

Disamping agamanya yang homogen suku bangsa penduduk desa Hutabaringin juga bisa dikatakan homogen karena hanya terdapat dua keluarga saja yang melakukan perkawinan dengan suku bangsa lain yakni dengan suku bangsa Jawa dan Sunda. Keadaan tersebut mernbuat masyarakat masih sangat memegang nilai-nilai dan adat istiadat suku bangsa Mandailing hal ini dapat dilihat pada upacara perkawinan dan upacara adat lainnya.

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Bidang pekerjaan

Mayoritas penduduk desa Hutabaringin hidup dan sektor pertanian. Hasil utama dan desa ini adalah padi, gula aren, karet, sayur-sayuran, dan kulit manis. Area sawah yang ada di desa ini ditanami secara bergilir dengan tanarnan Padi dan palawija khususnya cabe dan kacang tanah. Pergiliran pemanfaatan lahan sawah dengan tanaman Universitas Sumatera Utara padi dan palawija sudah berlangsung sejak lama, hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan hasil lahan yang ada. Tidak semua penduduk memiliki lahan, karena sebagian lahai adalah milik warga yang bermukim di perantauan, mereka yang tidak memiliki lahan sawah dapat mengolah lahan orang lain dengan sistim bagi hasil 13 untuk pemilik dan 23 untuk pengelola. Dengan alasan kekurangan lahan yang ada di desa, akhir ini berkembang pola penyewaan lahan dengan terlebihi dahulu memberikan jaminan emas kepada pemilik sawah dan pembagian hasil panen tetap seperti di atas. Sedangkan untuk hasil ladangkebun, karet merupakan produksi andalan desa ini, namun sejak tahun 1 990-an hasilnya mulai mengalarni kernerosotan, saat ini hasil karet berkisar 400-500 KilogramMinggu, dengan harga jual berkisar 7000 Kilogram. Penurunan produksi Karet dan desa ini akihat hanyaknya penduduk yang melakukan konversi dan kebun karet ke kebun jeruk pada tahun 1990-an. Pada tahun 1990-an hingga tahun 2001 di desa ini berkembang budidaya jeruk dan hampir semua penduduk memilki tanaman jeruk, desa ini pernah mengeluarkan jeruk sekitar 15 Ton per minggu, namun hal itu tidak berlangsung lama. Sejak lahun 2000 tanaman jeruk tidak produktif karena dilanda harna tanaman. Setelah tanaman jeruk habis warga kemudian berarah dengan menanarn karet kembali dan tanaman kakao sebagai tanarnan pengganti jeruk. Selain tanaman karet desa ini juga rnempunyai produk andalan, yakni gula aren yang diolah dan pohon-pohon aren yang hanyak tumbuh secara alarniah di desa ini, saat ini desa Hutahaningin mengeluarkan sekitar 1,5 Tonminggu dengan harga jual Rp. 7000,- Kg. gula aren ini kemudian dikirim ke kota Medan.

6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Universitas Sumatera Utara Tabel dibawah ini memperlihatkan pembagian jurnlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan. Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Ti ngkat Pendidikan No Tingkat pendidikan Jumlah persentase 1 Belum sekolah 97 orang 20.86 2 Buta huruf 5 orang 1.07 3 Tidak tammat SD 5 orang 1.07 4 SD 207 orang 44.52 5 SLTP 84 orang 21.72 6 SLTA 41 orang 8.60 7 Perguruan tinggi 10 orang 2.15 Total 465 orang 100 Sumber: kantor kepala desa tahun 2010 Dan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas jumlah penduduk desa Hutabaringin hanya berpendidikan sampai tamat SD saja yakni sebanyak 207 orang. Namun penduduk yang belum sekolah juga cukup besar jumlahnya 97 orang. Hal ini merupakan hal yang wajar apabila dilihat dan komposisi penduduk berdasarkan usia, dimana penduduk yang berusia 0 — 5 tahun merupakan kelompok umur yang paling besar jumlahnya Tabel 4. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di desa Hutabaringin masih sangat rendah karena mayoritas penduduk hanya berpendidikan sarnpai tingkat SD saja dan masih terdapat penduduk yang buta huruf. Universitas Sumatera Utara

4.6. Sarana dan Prasarana Desa

Untuk menunjang aktifitas rnasyarakat, di desa Hutabaringin terdapat berbagai sarana dan prasarana yang mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut kehidupan sehari-hari masyarakat didesa ini dapat berjalan dengan lebih baik. Adapun sarana dan prasarana tersebul anlara lain: Sarana Transportasi Sarana transportasi ke desa dan keluar dan desa Hutaharingin setelah terjadinya konflik dengan desa Pasar Maga sudah cukup baik dan lancar, masyarakat ang dahulunya berorientasi ke Pasar Maga kini beralih ke Pasar Kayu Laut dan Panyabungan. Rute yang melewati desa Sibanggor ke Pasar Kayu Laut yang semula hanya dilalui angkutan sekali serninggu yakni pada hari selasa saja hari pekan kini dilalui angkutan pedesaan setiap hari, menurut seorang informan saat ini terdapat sekitar 35 mobil angkutan pedesaan minibus Anatra yang melewati jalan desa ini dan menghubungkannya dengan ibukota kabupaten Mandailing Natal. Untuk rnencapai ibukota Kabupaten Mandailing Natal hanya dihutuhkan waktu sekitar 45 menit saja karena kondisi jalan rnelalui rute ini lurnayan baik. Dibukanya jalur jalan yang menghubungkan desa-desa di kecamatan Puncak Sorik Marapi dengan ibukota kabupaten rnelalui Kayu laut membawa perubahan yang sangat baik bagi desa-desa yang berada di jalur ini. Desa-desa yang selama ini terisolir dan jarang sekali dilalui angkutan kini dapat rnenikmati lancarnya arus transportasi, dibukanya jalur ini juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat dimana sebagian Universitas Sumatera Utara warga mengambil kesempatan dengan cara membuka warung makan bagi para sopir angkutan, dan adapula yang membuka bengkel. Sarana pendidikan Sarana pendidikan sudah dapat dinikinali oleh niasyarakat desa karena sudah tersedianya sarana transportasi yang cukup niemadai, yang menghubungkan desa ini dengan Ibu kota Kabupaten. Desa Hulabaringin saat ini terdapat sebuah Sekolah Dasar SD, adapun muridnya berasal dari dua desa yaitu Hutahaningin dan Hutabaringin Julu. Pada Tahun Ajaran 20062007 terdapat 189 siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah ini. Saat ini terdapat 7 Tujuh orang tenaga pengajar ditambah seorang kepala sekolah yang memberikan pengajaran di sekolah ini. Sekolah Menengah Pertarna SMP terdapat di desa Hutalombang dan di desa Kampung lamo yang jaraknya rnencapai 2 Km dan desa Hutabaringin, mereka biasanya berjalan kaki untuk rnencapai sekolah ini. Sedangkan bagi masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya ke tingkat Sekolah Menengah Atas SMA mereka harus ke ibu kola kabupaten karena di kecamatan Puncak Sorik Marapi hanya terdapat satu sekolah Madrasah Aliyah Sawsta setingkat SMA. Sekolah tersebut kurang diminati warga karena fasilitas belajar yang tersedia masih kurang memadai, disamping itu guru tenaga pengajarnya tidak lengkap sehingga siswa harus tetap mengikuti pelajaran tambahan ke kota kabupaten agar tidak ketinggalan pelajaran. Sarana Kesehatan Desa Hutabaringin kini mempunyai sebuah klinik yang dijaga oleh seorang bidan desa, berdasarkan pengamatan penulis masyarakat tidak begitu berminat untuk berobat di Universitas Sumatera Utara klinik ini karena menurut mereka biaya berobat disini sangat mahal. Seorang informan mengatakan ia menyesal berobat di klinik tersebut karena biaya yang dikenakan oleh bidan lersebut sangat mahal, pada saat ia berobat ia dikenakan biaya sehanyak Rp,20.000,—. Saat ini warga desa Hutabaringin masih ada yang menemui dukun apabila ingin berobat. warga rnasih jarang rnernakai jasa bidan desa dan mereka lehih sering memakai jasa dukun yang biasa menangani persalinan di desa ini. Sebagian dan warga yang kurang mampu di desa Hutabaringin diberikan Kartu Sehàt secara gratis oleh Peinerintah Daerah Mandailing Natal, kartu tersebut dapat digunakan untuk berobat secara gratis di Puskesmas yang ada di Kecamatan. Ketika penulis melakukan observasi di lapangan, penulis melihat petugas dan Dinas Kesehatan Mandailing Natal yang datang memberikan Iayanan kesehatan gratis bagi warga pemegang kartu sehat, seyogiyanya mereka datang ke desa ini sekali dalam seminggu. Adanya pelayanan kesehatan gratis ini disambut dengan gembira oleh warga karena mereka merasa cukup terbantu. Di desa Hutabaningin, sarana air bersih sudah cukup baik, namun untuk WC masih sangat kurang karena paling tidak hanya terdapat sepuluh 10 rumah yang mernpunyai kamar mandi dan WC di desa ini. Sedangkan warga lainnya harus ke sungai atau ke WC Mesjid apabila ingin buang hajat. Sarana air bersih yang ada didesa ini sudah sangat mernadai, saat ini terdapat 8 delapan titik pengambilan air bersih yang berada di antara pemukirnan warga, sarana air bersih tersebut berasal dan bantuan Pemerintah. Keheradaan sarana air bersih tersehut sangat membantu bagi warga karena airnya selalu lancar haik siang maupun rnalam han sehingga warga biasa mengambil air minum untuk dimasak kapan saja, selain untuk air minurn sarana air bersih tersebut digunakan warga untuk mencuci piring dan mengambil wudhu. Universitas Sumatera Utara Sarana Peribadatan Di desa ini terdapat sebuah Mesjid yang berdiri kokoh di ujung desa, rnesjid tersehut sangat bagus untuk uktiran desa seperti desa Hulaharingin, rnesjid tersebut rnempunyai petugas adzan sehingga shalat berjamaah dapat dilaksanakan pada setiap waktu shalat. Selain rnesjid lerdapat 2 dua buah Musholla atau Langgar yang dapat digunakan sebagai sarana ibadah bagi warga. Sarana Kemasyarakatan Di desa Hutabaringin terdapat berbagai organisasi kemasyarakatanlembaga sosial seperti Serikat Tolong Menolong STM berupa perkumpulan marga Nasution, Perkumpulan marga Rangkuti, kelompok pengajian kaum Ibu yang melakukan kegiatan pengajian pada setiap hari Minggu sore hari pekan, dan Perkumpulan Naposo Nauli Bulung Pemuda-Pemudi. Persatuan Naposo Nauli Bulung ini rnernpunyai kegiatan seperti melakukan pengajiantakdziah jika ada keluarga yang mendapat rnusibah kernalangan di desa, membantu pelaksanaan pesta perkawinan di desa, melakukan gotong-royong memhersihkan jalan desa atau gotong-royong mernbersihkan saluran air untuk Mesjid, dan melakukan kegiatan Olahraga seperti Bola kaki. Sarana Kornunikasi Saat ini desa Hutabaringin belum tersedia jaringan telepon rumah, narnun dua tahun terakhir beberapa warga mulai membeli Handphone sebagai alat komunikasi mereka. Warga lainnya apabila ingin menelepon saudaranya yang berada diperantauan mereka harus ke desa Kampung lamo karena hanya di desa ini mereka dapat rnenemui Universitas Sumatera Utara wartel yang paling dekat dari kampung mereka. Begitu juga dengan alat-alat elektronik seperti Televisi dan Radio belum semua warga rnemilikinya. 4.7. Profil Informan. 4.7.1. Informan Kunci key Informan