Prosedur Penelitian Analisis Pemecahan Masalah Kesimpulan dan Saran

b. Kuesioner terbuka dan tertutup, yaitu kuesioner yang berisi pernyataan mengenai atribut fasilitas kerja dan karakteristik produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh operator. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner ini disesuaikan dengan karakteristik teknik dari fasilitas yang akan dirancang. 3. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung terhadap pimpinan atau pekerja mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan mereka diperusahaan tersebut, untuk menunjang pembahasan masalah. 4. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data sekunder yang dilakukan dengan mencatat data-data dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

4.11. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan dalam penelitian disebut juga dengan prosedur penelitian. Blok diagram prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan Pengumpulan Data Pengolahan Data Kesimpulan dan Saran Studi Pendahuluan - Studi literatur - Pengamatan langsung pada perusahaan Data Primer - Keluhan Musculoskeletal - Postur Kerja Operator - Waktu Siklus Perakitan - Dimensi Tubuh Operator - Atribut dan karakteristik Fasilitas Kerja yang Akan Dirancang Analisis Dan Pemecahan Masalah Analisis dilakukan terhadap fasilitas kerja hasil rancangan yang dilihat dari berbagai aspek Data Sekunder - Data proses produksi - Sejarah perusahaan - Jumlah pekerja di lantai produksi Gambar 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian

4.12. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data, selanjutnya diolah untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai perancangan fasilitas kerja berdasarkan fasilitas kerja yang lama. Blok diagram pengolahan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data

4.12.1. Penentuan Modus Keluhan Berdasarkan Kuisioner SNQ

13 Sakit : bobot 2 Kuisioner SNQ yang telah dibagikan kepada pekerja direkapitulasi kemudian dilakukan penskoran sehingga dapat diketahui modus keluhan terbesar yang dirasakan oleh pekerja. Data hasil penyebaran Standard Nordic Questionnaire diberi penilaian atau pembobotan untuk masing-masing kategori sebagai berikut: Tidak sakit : bobot 0 Agak sakit : bobot 1 13 Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan produktivitas. UNIBAS Press. Surakarta Penilaian Postur Kerja dengan Metode RULA Perancangan Fasilitas Kerja dengan Metode QFD Uji Statistik Kuesioner Tertutup Penentuan Modus Keluhan Berdasarkan Kuesioner Standard Nordic Quesioner Perhitungan Data Anthropometri Pengukuran waktu proses kerja Universitas Sumatera Utara Sangat sakit : bobot 3 Untuk setiap kategori yang dirasakan oleh operator adalah sebagai berikut: Tidak sakit : Jika operator merasakan bagian tubuhnya tidak terasa nyeri sedikitpun karena kontraksi otot yang terjadi berjalan normal, biasanya hal ini terjadi jika bagian tubuh tidak langsung bersentuhan dengan benda kerja. Agak sakit : Jika operator merasakan bagian tubuhnya mulai terasa nyeri, namun rasa nyeri yang timbul tidak membuat operator jenuh atau cepat lelah. Operator masih bisa bekerja seperti kondisi semula. Sakit : Jika operator merasakan bagian tubuhnya nyeri yang cukup hebat dan keadaan ini membuat operator mulai jenuh dan cepat lelah, sehingga operator cenderung mengalami keluhan yang sangat hebat pada bagian tubuh tertentu. Sangat sakit : Jika operator merasakan bagian tubuhnya nyeri yang sangat luar biasa disertai dengan ketegangan kontraksi otot yang sangat hebat membuat operator merasakan jenuh dan kelelahan yang cukup besar. Blok diagram penentuan modus keluhan berdasarkan kuisioner SNQ dapat dilihat pada Gambar 4.4. Universitas Sumatera Utara Perhitungan Persentase Keluhan Bagian Tubuh Penentuan Modus Keluhan Kuisioner SNQ Gambar 4.4. Blok Diagram Penentuan Modus Keluhan Berdasarkan Kuisioner SNQ

4.12.2. Penilaian Postur Kerja dengan Metode RULA

14 Pemberian Skor Postur Kalkulasi Skor RULA Konfirmasi Level Tindakan Postur kerja aktual pekerja dianalisa dan dinilai dengan menggunakan RULA sehingga dapat diketahui skor penilaian postur kerja dan level risiko. Blok diagram penilaian level risiko kerja dengan metode RULA dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5. Blok Diagram Penilaian Postur Kerja dengan Metode RULA

4.12.3. Pengukuran Waktu Proses Kerja

15 14 Sue Hignent and Lynn Mc Atamney. 2000. Rapid Entire Body Assessment RULA ; Applied. Ergonomics 15 Winjosoebroto, S. 1995. “Ergonomi : Studi Gerak dan Waktu”. Jakarta: PT.Guna Widya Berdasarkan elemen kegiatan aktual yang terdapat pada aktivitas perakitan, maka dapat diketahui data waktu siklus perakitan. Hal ini dapat ditentukan dengan menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan. Universitas Sumatera Utara Blok diagram pembuatan peta tangan kiri dan tangan kanan dapat dilihat pada Gambar 4.6 . Gambar 4.6. Blok Diagram Pengukuran Waktu Proses Kerja 4.12.4. Pengukuran Data Anthropometri 16 16 Winjosoebroto, S. 1995. “Ergonomi : Studi Gerak dan Waktu”. Jakarta: PT.Guna Widya Pengukuran data anthropometri dilakukan untuk mengetahui dimensi fasilitas kerja yang akan dirancang agar sesuai dengan dimensi tubuh pekerja yang akan menggunakan fasilitas tersebut. Blok diagram pengukuran data anthropometri dapat dilihat pada Gambar 4.7. Uji Keseragaman Data Uji Kecukupan Data Perhitungan Waktu Rata-rata Perhitungan Waktu Standar Universitas Sumatera Utara Penentuan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum dan Maksimum Uji Keseragaman Data Anthropometri Uji Kecukupan Data Anthropometri Uji Kenormalan Data Anthropometri Perhitungan Persentil Prinsip Perancangan Data Anthropometri Gambar 4.7. Blok Diagram Pengukuran Data Anthropometri

4.12.5. Uji Statistik Kuesioner Tertutup

17 Perhitungan Nilai r Pembuatan Kesimpulan Penentuan Hipotesis Awal, Taraf Signifikan dan Wilayah Kritis Blok diagram uji statistik kuesioner terbuka dan tertutup dapat dilihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.8. Blok Diagram Uji Statistik Kuesioner Tertutup 17 Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Universitas Sumatera Utara

4.12.6. Perancangan Fasilitas Kerja dengan Metode QFD

18 Klarifikasi Tujuan Penetapan Fungsi Penyusunan Kebutuhan Penentuan Karakteristik - Mengidentifikasi Keinginan Konsumen Kedalam Bentuk Atribut Produk - Menetukan Tingkat Kepentingan Relatif dari Atribut Produk - Mengevaluasi Atribut Produk Pesaing - Menggambarkan Matriks Perlawanan Antara Atribut Produk dengan Karakteristik Teknik - Mengidentifikasi Hubungan Antara Atribut Produk dengan Karakteristik Teknik - Mengidentifikasi Interaksi yang Relevan Antara Karakteristik Teknik - Menentukan Gambaran Target yang Ingin Dicapai Selain mempertimbangkan faktor ergonomis dalam merancang fasilitas kerja, peneliti juga mempertimbangkan keinginan konsumen dalam perancangan fasilitas kerja. Oleh sebab itu digunakan pendekatan QFD untuk mengetahui keinginan konsumen tersebut. Blok diagram perancangan fasilitas dengan metode QFD dapat dilihat pada Gambar 4.9. Gambar 4.9. Blok Diagram Perancangan Fasilitas dengan Metode QFD

4.13. Analisis Pemecahan Masalah

Setelah dilakukan perancangan terhadap fasilitas kerja, kemudian dilakukan analisis terhadap fasilitas kerja tersebut. Analisis dan pemecahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 18 Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Universitas Sumatera Utara 1. Analisis tingkat keluhan musculoskeletal operator untuk mengetahui keluhan musculoskeletal yang dialami oleh operator yang akan menjadi landasan dalam menetukan rancangan fasilitas kerja. 2. Analisis postur kerja aktual pada proses perakitan untuk mengetahui gerakan yang tidak sesuai dengan postur kerja alami manusia sehingga dapat ditentukan bagian-bagian fasilitas kerja yang harus diperbaiki atau dirancang. 3. Analisis data anthropometri untuk mengetahui dimensi fasilitas kerja yang akan dirancang. 4. Analisis metode perancangan QFD untuk mengetahui atribut fasilitas kerja yang akan dirancang. 5. Perancangan fasilitas kerja usulan. Hal yang menjadi pertimbangan adalah dimensi dan kebutuhan operator terhadap desain produk yang akandirancang sehingga operator nyaman mengoperasikan fasilitas kerja tersebut. 6. Perbandingan fasilitas kerja aktual dengan fasilitas kerja usulan. 7. Perbandingan metode kerja aktual dengan metode kerja usulan. 8. Perbandingan elemen gerakan aktual dengan elemen gerakan usulan. 9. Analisis postur kerja pada fasilitas kerja usulan. Postur kerja dianalisis melalui gambar usulan yang memperlihatkan penggunaan fasilitas kerja usulan. 10. Perbandingan postur kerja aktual dengan postur kerja usulan. 11. Analsis ergonomi terhadap fasilitas kerja usulan. 12. Peta tangan kiri dan tangan kanan metode kerja usulan. 13. Estimasi biaya perancangan. Universitas Sumatera Utara

4.14. Kesimpulan dan Saran

Tahap terakhir dari penelitian ini adalah membuat kesimpulan dan saran berdasarkan pada hasil pengolahan data dan analisis pemecahan masalah yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data keluhan musculoskeletal 2. Data postur kerja operator bagian perakitan 3. Data waktu operasi aktual proses perakitan 4. Data dimensi tubuh operator 5. Data atribut dan karakteristik produk yang diinginkan operator sebagai fasilitas kerja dengan kuesioner

5.1.1. Data Keluhan Musculoskeletal

Rekapitulasi hasil penyebaran kuisioner SNQ kepada operator pembuatan sepatu di UD. M Irfan Shoes dapat dilihat pada Tabel 5.1. Universitas Sumatera Utara