Profil Informan Gambaran Umum Kelurahan Ujung Padang

seperti perwiridan kaum bapak, dan kaum ibu, juga terdapat organisasi remaja di Gereja dan Mesjid, dan kebaktian yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan potensi dan kepedulian masyarakat terhadap sesama warga sehingga kerukunan dan ketertiban masyarakat dapat terjaga. g. Sarana Komunikasi Sarana komunikasi sekarang ini sudah menyebar luas hingga pelosok-pelosok Kelurahan di Indonesia ini tidak terkecuali di Kelurahan Ujung Padang.Seperti kebanyakan masyarakat lainnya penduduk Kelurahan Ujung Padang juga memiliki sarana komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari alat-alat elektronik yang dimiliki oleh warga seperti Televisi, Radio, Telepon Genggam hp, Telepon Rumah dan lain-lain. h. Sarana Transportasi Sarana transportasi ke dalam dan ke luar Kelurahan Ujung Padang sudah cukup baik dan lancar meskipun infrastruktur jalan masih rusak. Untuk dapat sampai ke Kelurahan Ujung Padang ini terdapat beberapa jenis angkutan umum yang setiap saat melayani kebutuhan transportasi masyarakat seperti misalnya angkutan jika ingin berangkat ke Kota Pematang Siantar ada nama angkutan nya CAS Citra Anak Simalungun, ada Parisma, Simarjarunjung dan lainnya. Disamping itu masyarakat Kelurahan Ujung Padang juga menggunakan alat transportasi lainnya seperti Sepeda Motor maupun mobil pribadi untuk keperluan transportasi.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kelurahan Ujung Padang bukan desa yang terisolasi dari pengaruh luar.

4.1.9 Profil Informan

1. Nama : Suyanto Ginting Jenis kelamin : laki-laki Usia : 40 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SLTA Status : Kepala Keluarga Alamat : Kelurahan Ujung Padang Link II Kp. Jawa Jumlah tanggungan : 3 orang Suku : Karo Pak Yanto adalah salah satu warga yang melakukan peralihan pertanian dari bertani padi ke bertani kelapa sawit sejak 11 tahun yang lalu lebih tepatnya adalah sejak tahun 2004. Beliau lahir pada tahun 1975 dansekarang sudah berumur 40 tahun. Pendidikan terakhir pak Yanto ini adalah SLTA sementara ibu Tini adalah tamatan SMP. Beliau 3 orang anak yang masih menjadi tanggungannya yang mana terdiri dari 1 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki Alasan pak Yanto untuk melakukan peralihan adalah karna susahnya perawatan dan juga besarnya resiko yang harus dihadapi serta banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk bertani padi. Menurut Pak Yanto juga untuk merawat tanaman padi harus butuh ekstra kesabaran dan ketelatenan untukmenghindari penyakit dan hama yang dapat merusak tanaman belum lagi saat musim penghujan tiba dan terjadi banjir maka sawah juga akan terendam dan menyebabkan gagal panen belum lagi untuk biaya perawatan yang relative mahal karena harus membeli pupuk membeli obat hama dan biaya lainnya seperti biaya perawatan, penyemaian dan pemotonngan padi. Faktor kesulitan merawat padi diataslah yang menjadikan Pak Yanto Beralih dari petani padi ke Petani Kelapa Sawit hingga sekarang. Saat bertani padi pak Yanto memiliki pendapatan sebesar Rp.500.000 – Rp. 600.000 per bulannya dengan pendapatan tersebut beliau memenuhi kebutuhan keluarga dengan tanggungan 3 orang meskipun harus pandai pandai mengatur keadaan ekonomi rumah tangga. Saat bertani padi pak Yanto memiliki rumah sederhana dengan atap rumbia dan beliau juga masih memiliki tabungan dari hasil pekerjaan yang lain dan memiliki kendaraan pribadi yaitu sepeda motor sebanyak 1 unit didalam rumah bapak Yanto juga dilengkapi peralatan elektronik seperti TV dan kipas angin. Luas lahan padi atau sawah yang dimiliki oleh Pak Yanto sebanyak kurang lebih 1 Ha. Dalam mengerjakan sawah Pak Yanto juga menggunakan tenaga orang lain untuk menggarapnya. Dan membutuhkan biaya perawatan hingga panen sebesar kurang lebih sebesar Rp. 1.800.000 selain sebagai petani padi saat itu pak yanto juga menekuni usaha lain yaitu menjadi Makelar baik itu sapi maupun jual beli tanah yang ada di kecamatan Ujung Padang kelurahan Ujung Padang Ini. Pada saat bertani padi beliau sanggup menyekolahkan anaknya karena pada saat itu anaknya masih kecil sehingga kebutuhan pendidikannya tidak terlalu mahal. Ketika pak Yanto beralih ke kelapa sawit beliau memiliki penghasilan sebesar Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000 perbulannya dimana ada peningkatan pendapan secara drastis saat beralih ke petani kelapa sawit. Dan pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan 3 orang tanggungan.Pak Yanto Saat ini memiliki lahan sawit seluas 2 Ha dan telah membangun rumah permanen sebagai tempat peristirahatan dan tempat berkumpul dengan keluarga di rumah yang lebih baik dibandingkan dengan rumah yang terdahulu yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik yang lebih baik pula.Saat ini pak Yanto juga memiliki tabungan dan penambahan kendaraan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor. 2. Nama : Paimo Jenis kelamin : laki-laki Usia : 50 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMP Status : Kepala Keluarga Alamat : Kelurahan Ujung Padang Link II Kp. Jawa Jumlah tanggungan : 5 orang Suku : Jawa Pak Paimo adalah salah satu warga yang melakukan peralihan pertanian dari petani padi ke petani kelapa sawit sejak 12 tahun yang lalu lebih tepatnya adalah sejak tahun 2003. Beliau lahir pada tahun 1965 dan sekarang sudah berumur 50 tahun. Dari hasil pernikahannya pak Paino memiliki 4 orang anak yang masih menjadi tanggungannya yang mana terdiri dari 1 orang anak perempuan dan 3 orang anak laki-laki.Anak yang pertama telah berumur 22 tahun berpendidikan terakhir SMA dan telah menikah. Sedangkan anak pak Paino yang kedua dan berumur 19 dan sedang berkuliah di salah satu universitas di Siantar dan anak ketiga beliau berusia 17 tahun dan anak keempat berumur 16 dan masih duduk di bangku SMA. Menurut Pak Paino juga untuk merawat tanaman padi harus butuh ekstra kesabaran dan ketelatenan untuk menghindari penyakit dan hama yang dapat merusak tanaman belum lagi saat musim penghujan tiba dan terjadi banjir maka sawah juga akan terendam dan menyebabkan gagal panen belum lagi untuk biaya perawatan yang relative mahal karena harus membeli pupuk membeli obat hama dan biaya lainnya seperti biaya perawatan, penyemaian dan pemotonngan padi. Faktor kesulitan merawat padi diataslah yang menjadikan Pak Paimo Beralih dari petani padi ke Petani Kelapa Sawit hingga sekarang. Saat bertani padi pak Paimo memiliki pendapatan sebesar Rp.500.000 – Rp. 600.000 per bulannya dengan pendapatan tersebut pada saat itu beliau bisa memenuhi kebutuhan keluarga meskipun harus bijak dalam mengatur keadaan ekonomi rumah tangga. Saat bertani padi pak Paino memiliki rumah sederhana dengan atap rumbia dan beliau tidak memiliki tabungan namun memiliki kendaraan pribadi yaitu sepeda motor sebanyak 1 unit didalam rumah bapak Paimo juga dilengkapi peralatan elektronik yang sederhana. Luas lahan padi atau sawah yang dimiliki oleh Pak Paino sebanyak kurang lebih 1 Ha.Dalam mengerjakan sawah Pak Paino menggunakan tenaga sendiri untuk menggarapnya.Dan membutuhkan biaya perawatan hingga panen sebesar kurang lebih sebesar Rp. 1.500.000 - Rp. 1.800.000.Pada saat bertani padi beliau sanggup menyekolahkan anaknya karena pada saat itu anaknya masih kecil dan baru masuk SD sehingga kebutuhan pendidikannya tidak terlalu mahal. Peralihan pertanian dari petani padi ke Petani Kelapa sawit secara ekonomi membawa dampak positif bagi Pak Paino, saat pak Paino beralih ke kelapa sawit beliau memiliki penghasilan sebesar Rp. 3.000.000 - Rp. 3.500.000 per bulannya dimana ada peningkatan pendapan secara drastis saat beralih ke petani kelapa sawit. Dan pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pak Paino Saat ini memiliki lahan sawit seluas 1,5 Ha dan telah membangun rumah permanen sebagai tempat peristirahatan dan tempat berkumpul dengan keluarga di rumah yang lebih baik dibandingkan dengan rumah yang terdahulu yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik yang lebih baik pula.Pak Paimo juga sekarang memiliki usaha sampingan yaitu sebagai penjual martabak ketika ada acara hajatan di desa-desa.Saat ini pak Paino juga memiliki tabungan dan penambahan kendaraan kendaraan pribadi yaitu 3 unit sepeda motor. Nama : Subadi Jenis kelamin : laki-laki Usia : 56 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMP Status : Kepala Keluarga Alamat : Kelurahan Ujung Padang Link II Kp. Jawa Jumlah anak : 6 orang Suku : Jawa Pak Subadi adalah salah satu warga yang melakukan peralihan pertanian dari petani padi ke petani kelapa sawit sejak 15 tahun yang lalu lebih tepatnya adalah sejak tahun 1998. Beliau lahir pada tahun 1959 dan sekarang sudah berumur 56 tahun. Pendidikan terakhir pak Subadi ini adalah SMP. Beliau memiliki 6 orang anak yaitu 4 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki, yang masih menjadi tanggungannya adalah sebanyak 3 orang anak sementara tiga orang anak lainnya sudah menikah dan ikut suami mereka masing-masing. Alasan pak Subadi untuk melakukan peralihan pertanian ini sama juga dengan pendapat warga lain yang melakukan peralihan pertanian dari petani padi ke petani kelapa sawit alas an mereka adalah karena masa panennya juga relative lama belum lagi jika terkena penyakit maka produksi gabah juga akan menurun jika produksi gabah menurun maka pendapatan petani juga akan menurun jadi penghasilan dari panen padi hanya cukup untuk menutupi hutang bahkan kurang begitulah siklusnya belum lagi jika musim panen tiba harga gabah yang tiba-tiba menurun karena harga jual gabah yang rendah dan tidak tau penyebab pastinya apa apalagi proses untuk merawat padi membutuhkan waktu yang panjang bayangkan untuk memanen padi harus menunggu dan merawatnya hingga waktu 5 sampai 6 bulan baru bisa panen. Menurut Pak Subadi juga untuk merawat tanaman padi harus butuh ekstra kesabaran dan ketelatenan untukmenghindari penkyakit dan hama yang dapat merusak tanaman belum lagi saat musim penghujan tiba dan terjadi banjir maka sawah juga akan terendam dan menyebabkan gagal panen belum lagi untuk biaya perawatan yang relative mahal karena harus membeli pupuk membeli obat hama dan biaya lainnya seperti biaya perawatan, penyemaian dan pemotonngan padi. Faktor kesulitan merawat padi diataslah yang menjadikan Pak Subadi Beralih dari petani padi ke Petani Kelapa Sawit hingga sekarang. Saat bertani padi pak Subadi memiliki pendapatan sebesar Rp.500.000 – Rp. 600.000 per bulannya dengan pendapata tersebut beliau mampu memenuhi kebutuhan keluarga dengan tanggungan 4 orang meskipun harus pandai pandai mengatur keadaan ekonomi rumah tangga. Pada saat bertani padi pak Subadi memiliki rumah sederhana dengan atap rumbia dan beliau tidak memiliki tabungan dari hasil pekerjaannya sebagai petani padi. Luas lahan padi atau sawah yang dimiliki oleh Pak Subadi sebanyak kurang lebih 0,8 Ha. Dalam mengerjakan sawah Pak Subadi menggunakan tenaga sendiri untuk menggarapnya. Ketika pak Subadi beralih ke kelapa sawit beliau memiliki penghasilan sebesar Rp. 3.000.000 - Rp. 3.500.000 per bulannya dimana ada peningkatan pendapan secara drastis saat beralih ke petani kelapa sawit. Pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pak Subadi Saat ini memiliki lahan sawit seluas 1,5 Ha dan telah membangun rumah permanen sebagai tempat peristirahatan dan tempat berkumpul dengan keluarga di rumah yang lebih baik dibandingkan dengan rumah yang terdahulu yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik yang lebih baik pula seperti TV untuk menonton dan bersantai bersama keluarga dan perabotan elektronik rumahtangga lainnya.Selain sebagai petani sawit saat ini pak Subadi juga menekuni usaha lain yaitu menjadi tukang belah kayu.Saat ini pak Subadi juga memiliki tabungan dan penambahan kendaraan kendaraan pribadi yaitu 4 sepeda motor. 4. Nama : Mispan Jenis kelamin : laki-laki Usia : 57 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMP Status : Kepala Keluarga Alamat : Kelurahan Ujung Padang Link V Kp. Melayu Jumlah anak : 2 orang Suku : Jawa Pak Mispan melakukan peralihan ke kelapa sawit sejak 10 tahun yang lalu lebih tepatnya adalah sejak tahun 2005. Beliau lahir pada tahun 1958 dan sekarang sudah berumur 57 tahun.. Pendidikan terakhir pak Mispan ini adalah SMP. Dari hasil pernikahannya pak Mispan memiliki 1 orang anak yang masih tinggal bersamanya dirumah.Pendidikan terahir anak pak miswar yang adalah SLTA dan sekarang bekerja membantu orang tuanya di Kebun. Secara umum dapat disimpulkan bahwa alasan pak Mispan untuk melakukan peralihan pertanian dari petani padi ke kelapa sawit ini sama dengan warga yang lain yang melakukan peralihan pertanian, alas an pak Mispan adalah karena semakin meningginya kebutuhan ekonomi dimana tidak cukup lagi jika hanya mengandalkan padi sebagai sumber mata pencahaian karena panennya juga relative lama belum lagi jika terkena penyakit maka produksi gabah juga akan menurun jika produksi gabah menurun maka pendapatan petani juga akan menurun jadi penghasilan dari panen padi hanya cukup untuk menutupi hutang bahkan kurang begitulah siklusnya belum lagi jika musim panen tiba harga gabah yang tiba- tiba menurun karena harga jual gabah yang rendah dan tidak tau penyebab pastinya apa apalagi proses untuk merawat padi membutuhkan waktu yang panjang bayangkan untuk memanen padi harus menunggu dan merawatnya hingga waktu 5 sampai 6 bulan baru bisa panen. Menurut Pak Mispan juga untuk merawat tanaman padi harus butuh ekstra kesabaran dan ketelatenan untuk menghindari penyakit dan hama yang dapat merusak tanaman belum lagi saat musim penghujan tiba dan terjadi banjir maka sawah juga akan terendam dan menyebabkan gagal panen belum lagi untuk biaya perawatan yang relative mahal karena harus membeli pupuk membeli obat hama dan biaya lainnya seperti biaya perawatan, penyemaian dan pemotonngan padi. Faktor kesulitan merawat padi diataslah yang menjadikan Pak Mispan Beralih dari petani padi ke Petani Kelapa Sawit hingga sekarang. Saat bertani padi pak Mispan memiliki pendapatan sebesar Rp.550.000 – Rp. 600.000 per bulannya dengan pendapata tersebut beliau mampu memenuhi kebutuhan keluarga meskipun harus berhemat untuk mengatur keadaan ekonomi rumah tangga. Saat bertani padi pak Mispan memiliki rumah sederhana dengan atap rumbia dan beliau juga masih memiliki tabungan dari hasil pekerjaan dari hasil bertani padi beliau juga memiliki kendaraan pribadi yaitu sepeda motor sebanyak 1 unit didalam rumah bapak Mispan juga dilengkapi peralatan elektronik seperti TV dan dipas angin yang sangat sederhana sekali. Luas lahan padi atau sawah yang dimiliki oleh Pak Mispan sebanyak kurang lebih 1,4 Ha. Dalam mengerjakan sawah Pak Mispan juga menggunakan tenaga orang lain untuk menggarapnya, Pak Mispan menggunakan sistem kerja Kelompok untuk menggarap sawahnya hinga panen. Dan membutuhkan biaya perawatan hingga panen sebesar kurang lebih sebesar Rp. 1.800.000- 2.000.000.Pada saat bertani padi beliau sanggup menyekolahkan anaknya hingga lulus SMA. Ketika pak Mispan beralih ke kelapa sawit beliau memiliki penghasilan sebesar Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000 perbulannya dimana ada peningkatan pendapan secara drastis saat beralih ke petani kelapa sawit. Dan pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan 2 orang tanggungan.Pak Mispan Saat ini memiliki lahan sawit seluas 2 Ha dan telah membangun rumah permanen sebagai tempat peristirahatan dan tempat berkumpul dengan keluarga di rumah yang lebih baik dibandingkan dengan rumah yang terdahulu yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik yang lebih baik pula.Selain sebagai petani kelapa sawit saat ini pak Mispan juga memiliki usaha lain yaitu menjadi memiliki kedai kelontong Saat ini pak Mispan juga memiliki tabungan dan penambahan kendaraan kendaraan pribadi yaitu 3 sepeda motor. Nama : M. Salimi Jenis kelamin : laki-laki Usia : 50 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMP Status : Kepala Keluarga Alamat : Kelurahan Ujung Padang Link II Kampung Jawa Jumlah Anak : 2 orang Suku : Jawa Pak Salim melakukan peralihan pertanian dari petani padi ke petani kelapa sawit sejak 10 tahun yang lalu lebih tepatnya adalah sejak tahun 2005. Beliau lahir pada tahun 1965 dan sekarang sudah berumur 50 tahun.. Pendidikan terakhir pak Salim ini adalah SMP.Dari hasil pernikahannya pak Salim memiliki 2 orang anak yang masih duduk di bangku SMA dan yang terahir masih duduk di kelas 1 SMP. Secara umum dapat disimpulkan bahwa alasan pak Salim untuk melakukan peralihan pertanian dari petani padi ke kelapa sawit ini sama dengan warga yang lain yang melakukan peralihan pertanian, alasan pak Salim adalah karena semakin meningginya kebutuhan ekonomi dimana tidak cukup lagi jika hanya mengandalkan padi sebagai sumber mata pencahaian karena panennya juga relative lama belum lagi jika terkena penyakit maka produksi gabah juga akan menurun jika produksi gabah menurun maka pendapatan petani juga akan menurun jadi penghasilan dari panen padi hanya cukup untuk menutupi hutang bahkan kurang begitulah siklusnya belum lagi jika musim panen tiba harga gabah yang tiba- tiba menurun karena harga jual gabah yang rendah dan tidak tau penyebab pastinya apa apalagi proses untuk merawat padi membutuhkan waktu yang panjang bayangkan untuk memanen padi harus menunggu dan merawatnya hingga waktu 5 sampai 6 bulan baru bisa panen. Menurut Pak Salim juga untuk merawat tanaman padi harus butuh ekstra kesabaran dan ketelatenan untukmenghindari penyakit dan hama yang dapat merusak tanaman belum lagi saat musim penghujan tiba dan terjadi banjir maka sawah juga akan terendam dan menyebabkan gagal panen belum lagi untuk biaya perawatan yang relative mahal karena harus membeli pupuk membeli obat hama dan biaya lainnya seperti biaya perawatan, penyemaian dan pemotonngan padi. Faktor kesulitan merawat padi diataslah yang menjadikan Pak Salim Beralih dari petani padi ke Petani Kelapa Sawit hingga sekarang. Saat bertani padi pak Salim memiliki pendapatan sebesar Rp. 600.000 per bulannya dengan pendapatan tersebut beliau mampu memenuhi kebutuhan keluarga meskipun harus berhemat untuk mengatur keadaan ekonomi rumah tangga.Saat bertani padi pak Salim memiliki rumah sederhana dengan atap rumbia dan beliau juga masih memiliki tabungan dari hasil pekerjaan dari hasil bertani padi beliau juga memiliki kendaraan pribadi yaitu sepeda motor sebanyak 2 unit didalam rumah bapak Salim juga dilengkapi peralatan elektronik sederhana.Luas lahan padi atau sawah yang dimiliki oleh Pak Salim sebanyak kurang lebih 1 Ha. Dalam mengerjakan sawah Pak Salim juga menggunakan tenaga orang lain untuk Ketika pak Salim beralih ke kelapa sawit beliau memiliki penghasilan sebesar Rp.4.000.000. Dan pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pak Salim Saat ini memiliki lahan sawit seluas 1.8 Ha dan telah membangun rumah permanen sebagai tempat peristirahatan dan tempat berkumpul dengan keluarga di rumah yang lebih baik dibandingkan dengan rumah yang terdahulu yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik yang lebih baik pula. Saat ini pak Salim juga memiliki tabungan dan penambahan kendaraan kendaraan pribadi yaitu 3 unit sepeda motor, jika keluarga beliau sakit maka berobat ke dokter dan dan masih tetap mengikuti program kesehatan pemerintah yaitu Jamkesmas dan mampu menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi seperti sekarang. 5. Nama : Sulaiman Jenis kelamin : laki-laki Usia : 55 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SLTA Status : Kepala Keluarga Alamat : Kelurahan Ujung Padang Link I Pekan Ujung Padang Jumlah anak : 4 orang Suku : Sunda Pak Sulaiman beliau adalah salah satu warga yang mengalami peralihan pertanian dari petani padi ke petani kelapa sawit sejak 12 tahun yang lalu lebih tepatnya adalah sejak tahun 2003. Beliau lahir pada tahun 1960 dan sekarang sudah berumur 55 tahun. Pendidikan terakhir pak Sulaiman ini adalah tamatan SLTA.Dari hasil pernikahannya pak Sulaiman memiliki 4 orang anak terdiri dari 1 anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan yang masih tinggal bersamanya dirumah. Anak yang pertama tamatan SLTA Sementara yang lainnya 2 orang masih duduk di bangku SMA dan yang terahir masih duduk di kelas 4 SD. Secara umum dapat disimpulkan bahwa alasan pak Sulaiman untuk melakukan peralihan pertanian dari petani padi ke kelapa sawit ini sama dengan warga yang lain yang melakukan peralihan pertanian, alasan pak Sulaiman adalah karena harga jual padi yang berbeda dengan harga jual kelapa sawit juga karena panennya juga relative lama belum lagi jika terkena penyakit maka produksi gabah juga akan menurun jika produksi gabah menurun maka pendapatan petani juga akan menurun. Faktor kesulitan merawat padi diataslah yang menjadikan Pak Sulaiman Beralih dari petani padi ke Petani Kelapa Sawit hingga sekarang. Saat bertani padi pak Sulaiman memiliki pendapatan sebesar Rp. 650.000 per bulannya dengan pendapatan tersebut beliau mampu memenuhi kebutuhan keluarga meskipun harus berhemat untuk mengatur keadaan ekonomi rumah tangga. Saat bertani padi pak Sulaiman memiliki rumah sederhana dengan atap rumbia dan beliau juga masih memiliki tabungan dari hasil pekerjaan dari hasil bertani padi beliau juga memiliki kendaraan pribadi yaitu sepeda motor sebanyak 2 unit didalam rumah bapak Sulaiman juga dilengkapi peralatan elektronik seperti TV dan kipas angin yang sederhana. Luas lahan padi atau sawah yang dimiliki oleh Pak Sulaiman sebanyak kurang lebih 1,5 Ha. Ketika pak Sulaiman beralih ke kelapa sawit beliau memiliki penghasilan sebesar Rp.4.000.000 per bulannya dimana ada peningkatan pendapan secara drastis saat beralih ke petani kelapa sawit.Dan pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pak Sulaiman Saat ini memiliki lahan sawit seluas 2,5 Ha dan telah membangun rumah permanen sebagai tempat peristirahatan dan tempat berkumpul dengan keluarga di rumah yang lebih baik dibandingkan dengan rumah yang terdahulu yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik yang lebih baik pula. Pak salami juga mempunyai pekerjaan sampingan sebagai kontraktor ketika telah bertani kelapa sawit.Saat ini pak Sulaiman juga memiliki tabungan dan penambahan kendaraan kendaraan pribadi yaitu 4 unit sepeda motor. 6. Nama : Paiman Jenis kelamin : laki-laki Usia : 53 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMA Status : Kepala Keluarga Alamat : Kelurahan Ujung Padang Link II Kampung. Jawa Jumlah Anak : 2 orang Suku : Jawa Pak Paiman adalah salah satu warga yang melakukan peralihan pertanian dari petani padi ke petani kelapa sawit sejak 10 tahun yang lalu lebih tepatnya adalah sejak tahun 2004. Beliau lahir pada tahun 1962 dan sekarang sudah berumur 53 tahun. Pendidikan terakhir pak Paiman ini adalah SMA dari hasil pernikahannya pak Paiman memiliki 2 orang anak. Secara umum jika diperhatikan Alasan pak Paiman adalah sama dengan pendapat informan yang lainya yaitu karana untuk merawat padi membutuhkan waktu yang panjang bayangkan untuk memanen padi harus menunggu dan merawatnya hingga waktu 5 sampai 6 bulan baru bisa panen. Menurut Pak Paiman juga untuk merawat tanaman padi harus butuh ekstra kesabaran dan ketelatenan untukmenghindari penyakit dan hama yang dapat merusak tanaman belum lagi saat musim penghujan tiba dan terjadi banjir maka sawah juga akan terendam dan menyebabkan gagal panen belum lagi untuk biaya perawatan yang relative mahal karena harus membeli pupuk membeli obat hama dan biaya lainnya seperti biaya perawatan, penyemaian dan pemotonngan padi. Faktor kesulitan merawat padi diataslah yang menjadikan Pak Paiman Beralih dari petani padi ke Petani Kelapa Sawit hingga sekarang. Saat bertani padi pak Paiman memiliki pendapatan sebesar Rp.400.000 per bulannya dengan pendapata tersebut beliau mampu memenuhi kebutuhan keluarga tetapi harus bijak dalam mengatur keadaan ekonomi rumah tangga. Saat bertani padi pak Paiman memiliki rumah sederhana dengan atap rumbia dan beliau tidak memiliki tabungan namun memiliki kendaraan pribadi yaitu sepeda motor sebanyak 1 unit didalam rumah bapak Paiman juga dilengkapi peralatan elektronik yang sederhana seperti TV Hitam putih. Luas lahan padi atau sawah yang dimiliki oleh Pak Paiman sebanyak kurang lebih 0,75 Ha atau setara dengan 7500 M 2 . Dalam mengerjakan sawah Pak Paiman menggunakan tenaga sendiri untuk menggarapnya. Pada saat bertani padi beliau sanggup menyekolahkan anaknya karena pada saat itu anaknya masih kecil dan baru masuk SD sehingga kebutuhan pendidikannya tidak terlalu mahal. Peralihan pertanian dari petani padi ke Petani Kelapa sawit membawa dampak positif bagi Pak Paiman, saat pak Paiman beralih ke kelapa sawit beliau memiliki penghasilan sebesar Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000 per bulannya dimana ada peningkatan pendapatan secara drastis saat beralih ke petani kelapa sawit. Dan pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan 4 orang tanggungan.Pak Paiman Saat ini memiliki lahan sawit seluas 1 Ha dan telah membangun rumah permanen sebagai tempat peristirahatan dan tempat berkumpul dengan keluarga di rumah yang lebih baik dibandingkan dengan rumah yang terdahulu yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik yang lebih baik pula. Saat ini pak Paiman juga memiliki tabungan dan penambahan kendaraan kendaraan pribadi yaitu 2 unit sepeda motor, Saat ini pak Paiman juga memiliki Profesi sebagai tukang bangunan di desa dan kelurahan Nama : Kusmin Jenis kelamin : laki-laki Usia : 54 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMP Status : Kepala Keluarga Alamat : Kelurahan Ujung Padang Link VI Cinta Jadi Jumlah anak : 2 orang Suku : Jawa Pak Kusmin beliau adalah salah satu warga yang mengalami peralihan pertanian dari petani padi ke petani kelapa sawit sejak 10 tahun yang lalu lebih tepatnya adalah sejak tahun 2004. Beliau lahir pada tahun 1961 dan sekarang sudah berumur 54 tahun. Pendidikan terakhir pak Kusmin ini adalah tamatan SMP. dari hasil pernikahannya pak Kusmin memiliki 2 orang anak terdiri dari 1 anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan yang masih tinggal bersamanya dirumah. Anak yang pertama tamatan SLTA dan sekarang ikut membantu orang tuanya mengurus kebun kelapa sawit.Sementara yang lainnya 1 orang masih duduk di bangku SMA. Pak Kusmin memiliki alasan yang sama dengan informan lainnya Secara umum dapat disimpulkan bahwa alasan pak Kusmin untuk melakukan peralihan pertanian dari petani padi ke kelapa sawit ini sama dengan warga yang lain yang melakukan peralihan pertanian yaitu karna terlalu susah dibandimgkan dengaqn bertani kelapa sawit. Menurut Pak Kusmin juga untuk merawat tanaman padi harus butuh ekstra kesabaran dan ketelatenan untuk menghindari penyakit dan hama yang dapat merusak tanaman belum lagi saat musim penghujan tiba dan terjadi banjir maka sawah juga akan terendam dan menyebabkan gagal panen belum lagi untuk biaya perawatan yang relative mahal karena harus membeli pupuk membeli obat hama dan biaya lainnya seperti biaya perawatan, penyemaian dan pemotonngan padi. Faktor kesulitan merawat padi diataslah yang menjadikan Pak Kusmin Beralih dari petani padi ke Petani Kelapa Sawit hingga sekarang. Saat bertani padi pak Kusmin memiliki pendapatan sebesar Rp. 750.000 per bulannya dengan pendapatan tersebut beliau mampu memenuhi kebutuhan keluarga meskipun harus berhemat untuk mengatur keadaan ekonomi rumah tangga. Saat bertani padi pak Kusmin memiliki rumah sederhana dengan atap rumbia dan beliau juga masih memiliki tabungan dari hasil pekerjaan dari hasil bertani padi beliau juga memiliki kendaraan pribadi yaitu sepeda motor sebanyak 1 unit didalam rumah bapak Kusmin juga dilengkapi peralatan elektronik seperti TV dan kipas angin yang sederhana. Luas lahan padi atau sawah yang dimiliki oleh Pak Kusmin sebanyak kurang lebih 1,5 Ha. Dalam mengerjakan sawah Pak Kusmin juga terkadang menggunakan tenaga orang lain untuk menggarapnya. Pada saat bertani padi pak Kusmin dan keluarga pernah namun tidak selalu ketika sakit berobat ke puskesmas Pada saat bertani padi beliau sanggup menyekolahkan semua anaknya hingga lulus SD, SMP dan SMA dengan hasil panen dan gaji hasil jual beli hasil pertanian yang ditekuni oleh pak Kusmin. Ketika pak Kusmin beralih ke kelapa sawit beliau memiliki penghasilan sebesar Rp.4.000.000 per bulannya dimana ada peningkatan pendapan secara drastis saat beralih ke petani kelapa sawit.Dengann pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.Pak Kusmin Saat ini memiliki lahan sawit seluas 2 Ha dan telah membangun rumah permanen sebagai tempat peristirahatan dan tempat berkumpul dengan keluarga di rumah yang lebih baik dibandingkan dengan rumah yang terdahulu yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik yang lebih baik pula.Saat ini pak Kusmin juga menekuni profesi lain yaitu menjadi agen atau toke jual beli hasil pertanian di kecamatan Ujung Padang Saat ini pak Kusmin juga memiliki tabungan dan penambahan kendaraan kendaraan pribadi yaitu 3 unit sepeda motor, jika keluarga beliau sakit maka berobat ke puskesmas. 9. Nama : Syahmaikosda Damanik Jenis kelamin : laki-laki Usia : 40 tahun Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMA Status : Kasubbag TU UPTD Pertanian Ujung Padang Alamat : Kelurahan Ujung Padang Jumlah tanggungan : 3 orang Suku : Batak Pak Syahmaikosda Damanik beliau adalah Kasubbag TU UPTD Pertanian Ujung Padang. Beliau lahir pada tahun 1975 dan sekarang sudah berumur 40 tahun. Pak Syahmaikosda Damanik memiliki seorang istri yang bernama Ibu Aisyah yang berumur 37 tahun. Pendidikan terakhir pak Syahmaikosda Damanik ini adalah SMA.Beliau memiliki total 4 orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan dari hasil pernikahannya pak Syahmaikosda Damanik memiliki 2 orang anak laki-laki yang masih tinggal bersamanya dirumah.Anak yang pertama bernama Maulana SLTA dan sekarang sedang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi di Kota Siantar dan 1 orang anak lainnya masih duduk di Bangku SMP. Menurut pak Damanik peralihan dari pertanian padi kekelapa sawit sudah dimulai sejak tahun 1994 namun tidak diikuti oleh seluruh anggota masyarakat yang ada di kelurahan Ujung padang, bahkan kecamatan ujung padang ini karna perubahan yang dilakukan secara bertahap baru sekitar awal tahun 2000 beberapa masyarakat melakukan peralihan. Dinas pertanian Ujung Padang telah memberikan himbauan kepada para petani untuk tidak mengalihfungsikan lahan pertanian padi kekelapa sawit karena akan berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat mengingat beras adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh orang Indonesia pada umumnya. Kendala yang sering dihadapi para petani padi adalah ketika musim penghujan datang akan menyebabkan banjir dan menyebabkan sawah terendam dan dengan demikian maka petani akan gagal panen sehingga pendapatan para petani padi juga otomatis akan berkurang tidak seperti biasanya. Sementara jika bertani kelapa sawit kendalanya hampir tidak ada dan tidak seperti bercocok tananam dengan padi. Kelapa sawit sudah bisa dipanen hanya dalam waktu dua minggu sekali jika sudah memasuki usia produktif kelapa sawit hanya perlu merawatnya dengan baik maka hasil buahnya juga akan besar-besar. Dinas pertanian kecamatan Ujung Padang telah memberikan bantuan berupa pupuk subsidi kepada para petani padi dan kelapa sawit. Selain memberikan bantuan pupuk subsisi dinas terkait juga memberikan penyuluhan dan pengarahan kepada para petani padi maupun kepada para petani kelapa sawit yang sebelumnya bertani padi.

4.2 Intepretasi Data