Kondisi Ekonomi Setelah Bertani Kelapa Sawit

perubahan pada masyarakat yaitu pengembangan masyarakat daerah, sebaliknya jika tingkat pendapatan yang diperoleh rendah maka rendah pula tingkat kesejahteraannya. Sehingga masyarakat ini tergolong miskin. BPS 2011 Menurut Sukirno 2005:47 pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerja dalam periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Beberapa klarifikasi pendapatan antara lain: 1 pendapatan pribadi, yaitu: semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara. 2 pendapatan disposibel, yaitu pendapatan pribadi yang dikurangi pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan. Sisa pendapatan yang diterima inilah yang dikatakan pendapatan disposibel. 3 pendapatan nasional, yaitu nilai keseluruhan barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun Sukirno, 2005: 47. Masalah pendapatan tidak dilihat dari jumlahnya saja, tetapi bagaimana distribusi pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan petani di Indonesia. Pada umumnya faktor utama dalam pertanian adalah tanah atau lahan, kedua tenaga kerja yang digunakan dan yang ke tiga adalah modal. Ketiga- tiga faktor ini sangat erat kaitannya dengan pendapatan petani. Sugihen: 2006: 134 Disini penulis melihat kondisi kesejahteraan para petani yang beralih dari petani padi menjadi petani kelapa sawit dari ketiga aspek. Pertama, ekonomi. Kedua, kesehatan. Ketiga, Pendidikan. Ketiga aspek ini dapat penulis jelaskan melalui tabel.

4.2.4.1. Kondisi Ekonomi Setelah Bertani Kelapa Sawit

Dari hasil wawancara, didapati informasi bahwa pendapatan yang di peroleh oleh para petani yang melakukan peralihan saat ini tidak hanya diperoleh dari hasil pertanian saja melainkan juga ada beberapa petani yang juga mempunyai pekerjaan sampingan lainya seperti yang dilakukan oleh pak Suyanto Ginting mempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebagai makelar sepeda motor, rumah, tanah dan hewan ternak seperti lembu. Pak paimo mempunyai pekerjaan sampingan sebgai pedagang martabak ketika ada acara-acara pesta biasanya pak paimo berkeliling dari desa ke desa yang ada hajatanya. Pak Mispan mempunyai toko kelontong. Pak Subadi mempunyai kerja sampingan sebagai tukang chain saw kayu. Pak Sulaiman mempunyai kerja sampaingan sebagai pengawas di kontraktor.Pak Paiman mempunyai kerja sampingan sebagai tukang bangunan.Pak kusmin mempunyai pekerjaan sampaingan yaitu jual beli hasil pertanian umumnya yang sering dibeli adalah buah-buahan atau biasa disebut “galas”. Dari hasil seperti inilah kemudian para petani mempunyai simpanan dan tabungan . Tabel:4.14. PerbandinganPendapatan Informan per bulan sebelum dansetelah beralih Sumber: hasil wawancara Berdasarkan tabel tersebut dapat dianalisis, bahwa kedelapan informan yang diwawancarai di kelurahan Ujung Padang kecamatan Ujung Padang, Kabupatan No Nama Informan Pendapatan Lama Pendapatan Baru 1. Suyanto Ginting 500.000-600.000 3.000.000-4.000.000 2. Paimo 500.000-600.000 3.000.000-3.500.000 3. Subadi 550.000-600.000 3.000.000-3.500.000 4. M.Salimi 500.000-600.000 4.000.000-4.500.000 5. Sulaiman 500.000-650.000 4.000.000-5.000.000 6. Paiman 400.000-500.000 3.000.000-4.000.000 7. Kusmin 500.000-750.000 4.000.000-5.000.000 8. Mispan 550.000-600.000 3000.000-4000.000 Simalungun menanggapi bahwasanya bertani kelapa sawit dari segi ekonomi lebih menguntungkan. Hal ini disebabkan pendapatan rata-rata responden hanya bisa panen dua kali dalam setahun jika bertani padi, dengan luas panen rata-rata 1 hektar atau setara dengan 1 ton padi. Jika dirupiahkan rata-rata pendapatan responden antara Rp 3.500.000 sampai dengan Rp 4.000.000dalam sekali panen dengan harga jual padi antara Rp 3500 sampai dengan Rp 4000 dengan demikian jika petani hanya panen dua kali dalam setahun maka pendapatan petani dalam sebulan kurang dari 1.000.000 Manusia selalu membutuhkan rumah yang merupakan kebutuhan pokok dalam hidupnya selain sandang dan pangan. Dengan perkataan lain, rumah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk dapat terus bertahan hidup. Apabila rumah sebagai salah satu kebutuhan pokok tersebut tidak tersedia maka manusia tersebut sulit untuk bertahan hidup secara layak. Manusia membutuhkan rumah selain sebagai tempat berteduh atau berlindung dari hujan dan panas, rumah juga diperlukan untuk memberi rasa aman kepada penghuninya dari gangguan yang tidak diinginkan. Rumah menjadi tempat berkumpul bagi penghuninya yang biasa merupakan satu ikatan keluarga. Seperti halnya yang terjadi pada petani di kelurahan ujung dimana keadaan rumah ketika bertani padi mengalami perubahan yang dulunya masih menggunakan atap rumbia kini setelah beralih menjadi petani kelapa sawit diganti menjadi seng, ada juga yang sebelumnya berdindingkan papan setelah beralih diganti menjadi batu, hal tersebut berubah setelah petani tersebut beralih menjadi petani kelapa sawit. Seperti halnya yang di katakan oleh pak Suyanto Ginting ketika diwawancarai mengenai kondisi rumah beliau saat ini: “yah alhamdulilah kalau untuk sekarang rumah udah beda, ya bangunnya pelan-pelan dulu rumah saya setengah batu setengah papan atapnya juga masih rumbia kalau sekarang alhamdulilah udah permanaen itu juga kumpul-kukpul uang sampai bisa seperti ini” Sumber: Hasil wawancara 4 januari 2015 Hal yang sama juga dikatakan oleh pak paimo: “ini sekarang rumahnya udah beda dengan yang dulu rumah yang dulu kan papan kalau yang sekarang ya kayak ginilah udah pake batu semua atapnya juga udah pake seng, ini bangunnya dulu pelan ada rejeki sikit ditambah- tambah buat bangun”. Sumber hasil wawancara tanggal 3 januari 2015 Rumah pak Paimo mengalami perubahan dari yang dulunya hanya papan dan atap sekarang menjadi rumah batu permanen perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap-tahap. Hal yang sama juga terjadi dengan pak Subadi, seperti yang dikatakan malalui hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis: “iya sekarang rumah bapak sudah batu permanen kayak ginilah sepuluh tahun lalu belum kayak gini. Masi pake papan semua sama atap yang kalo hujan ya sering bocor. Lagian sekarang kan juga memang rata-rata orang udah pake batu semua jarang lah yg masih papan sama atap. Sumber hasil wawancara 3 januari 2015 Hal yang sama juga dikatakan oleh pak Mispan mengenai kondisi rumah belau saat ini melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis: “kalau dulu rumah bapak setengah batu setengah papan, kalau sekarang udah batu semua kalau ditanya ada perubahan ya tentulah ada yang dari dulunya setengah papan batu jadi yang kayak sekarang ni, yah sedikit demi sedikit disisihkan uang buatnya sampe sekarang jadi seperti ini”. Sumber Hasil wawancara tanggal 4 januari 2015 Seperti juga yang dikatakan oleh pak Kusmin mengenai kondisi rumah beliau sekarang melalui hasil wawancara dengan menulis: “bangun rumah yang sekarang ini dari hasil nabung juga mulai dari nanam padi dulu sampe sekarang, itulah uangnya dibuat untuk bagusin rumah kan yang dulu papan, pelan pelan diganti jadi kayak yang sekarang ini udah permanen batu semua”. Sumber hasil wawancara tanggal 3 januari 2015 Hal yang sama juga diungkapkan oleh pak Sulaiman mengenai kondisi rumahnya sekarang melalui hasil wawancara yang dilakukan dengan penulis: “kalau ditanya bedanya kondisi rumah dulu dengan yang sekarang ya bedalah, bedanya kalau yang dulu masih pake papan sama batu sebagaian rumahnya kalau yang sekarang udah batu semua. Alhamdulilah beberapa tahun terakhir ini ada rejeki itulah dipake buat rumah ini”. Sumber wawancara tanggal 5 januari 2015 Hal yang berbeda terjadi dengan pak salimi dengan para informan yang lainya yang mana kondisi rumah pak Salimi sudah menggunakan batu mulai sejak masih bertani kelapa sawit. Seperti yang diktakan melalui wawancara dengan penulis: “dari dulu rumah bapak ya ini kondisinya ya tetap kayak gini udah pake batu ga ada perubahan, paling ya cuman cat ajalah yang diganti selebihnya ya tetap sama kayak yang dulu. Karna ini juga rumah orang tua jadi dari dulu bapak disuruh nempati sampe sekarang ini.” Sumber hasil wawancara tanggal 3 januari 2015 Kondisi rumah dapat dijadikan sebagai salah satu indikator bagi kesejahteraan secara ekonomi bagi pemiliknya. Semakin baik fasilitas yang dimiliki, dapat di asumsikan semakin sejahtera rumah tangga yang menempati rumah tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi titik ukur tingkat kondisi rumah dilihat dari bentuk bangunannya, sumber air bersih yang digunakan, bahan bakar untuk memasak dan alat penerangan rumah yang digunakan beserta peralatan peralatan elektronik rumah tangga yang dimiliki. Dari hasilpengamatan dan wawancara yang diperoleh di lapangan dapat diketahui bahwa kepemilikan rumah petani di kelurahan Ujung Padang kecamatan Ujung Padang rata-rata sudah permanen. Sedangkan sumber air yang digunakan adalah rata-rata memanfaatkan sumber air sumur. Adapun bahan bakar yang digunakan untuk memasak setelah menjadi petani kelapa sawit yaitu rata-rata menggunakan kompor gas, meskipun demikian responden juga memanfaatkan kayu dengan alasan untuk penghematan dan alat penerang rumah yang digunakan rata-rata responden menggunakan listrik yang di hubungkan langsung dari PLN. Kepemilikan barang barang elektronik yang dimiliki oleh informan jumlahnya mengalami penungkatan dari sebelum-sebelumnya ketika masih bertani padi hal ini menandakan bahwa para petani yang melakukan peralihan menjadi petani kelapa sawit jika dilihat dari aspek ekonomi mengalami peningkatan.

4.2.4.2. Kondisi Pendidikan Setelah Bertani Kelapa Sawit