Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

xxx

B. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

1. Pengertian Umum www.jsx.co.id Indeks Harga Saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham. Saat ini Bursa Efek Jakarta memiliki lima macam indeks harga saham, yaitu : a. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dimana menggunakan seluruh saham yang listed tercatat di Bursa Efek Jakarta sebagai komponen penghitungan indeks. b. Indeks Sektoral, menggunakan seluruh saham yang termasuk dalam masing-masing sektor dimana di Bursa Efek Jakarta ada sembilan sektor, yakni Agriculture; Mining; Basic Industry and Chemicals; Miscellaneous Industry; Consumer Goods Industry; Property, Real Estate and Building Construction; Infrastructure, Utilities and Transportation; Finance; Trade, Services and Investment . c. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa macam seleksi. d. Indeks Individual, yaitu indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya. e. Jakarta Islamik Indeks JII, menggunakan 30 saham yang masuk dalam kriteria syariah dan termasuk saham liquid. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai explanatory variable. Indeks Harga Saham xxxi Gabungan Composite Stock Price Indeks pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa, baik saham biasa maupun saham preferen istimewa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100, sedangkan jumlah saham yang tercatat pada waktu itu sebanyak 13 saham. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG menurut PT Bursa Efek Jakarta BEJ pada peraturan no.11 adalah angka yang menunjukkan perkembangan harga seluruh saham yang tercatat di bursa pada suatu saat tertentu. IHSG dapat memberi manfaat berupa informasi kepada investor untuk menilai suatu saham guna menentukan saham-saham atau portfolio yang dapat memberikan pengembalian paling optimal. Hal ini terkait dengan adanya nilai perkiraan suatu saham dan harga pasar saham yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atas pengembalian dan penjualan sahamnya. Dari informasi tersebut diharapkan perkiraan harga saham yang teridentifikasi sehingga investor tidak akan mengalami kerugian yang abnormal. Sumantoro 1998; 215 mengatakan bahwa “informasi harga saham yang wajar dapat mengurangi resiko kerugian”. xxxii 2. Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Terdapat dua metode yang digunakan untuk menghitung IHSG, yaitu Metode Rata-rata average method dan Metode Rata-rata Tertimbang weighted average method. a. Metode Rata-rata Average Method. Berdasrakan metode ini harga pasar saham-saham yang ada dalam penghitungan indeks tersebut dijumlahkan kemudian dibagi dengan suatu faktor penentu. Rumusnya adalah sebagai berikut : IHSG = IPs =…. IP base Keterangan: IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan IP s : Harga Pasar Saham IP base : Nilai pembagi yang dapat beradaptasi terhadap perubaha harga saham teoritis akibat adanya aksi emiten seperti right issue, deviden saham dan saham bonus. b. Metode Rata-rata Tertimbang Weighted Average Method Berdasarkan metode ini IHSG selain ditentukan oleh harga pasar saham dan harga dasar saham juga ditambahkan pembobotan berupa jumlah lembar saham yang dikeluarkan. Ada xxxiii dua model penghitungan dalam metode ini, yakni metode Paasche dan metode Laspeyers. 1 Metode Paasche Laspeyres IHSG = I P s x S s I P base x S s Keterangan: IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan I : Indeks P s : Harga Pasar Saham S s : Jumlah saham yang dikeluarkan P base : Harga Dasar Saham. Berdasarkan rumus tersebut, jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar tidak akan berubah walaupun ada pengeluaran saham baru. Sedangkan pada metode Paasche jumlah saham bisa berubah jika ada pengeluaran saham baru. Selain metode Paasche dan Laspeyres di atas, masih terdapat metode lain yaitu metode Drobish dan metode Fisher. Kedua metode tersebut dijelaskan sebagai berikut : 2 Metode Drobish Menurut Drobish, rata-rata hasil dari kedua metode tersebut adalah pendekatan yang terbaik. IHSG = IHSG paasche + IHSG Laspeyres 2 xxxiv 3 Metode Fisher Sedangkan menurut Fisher hasil akar kedua metode tersebut adalah pendekatan yang terbaik IHSG = IHSG paasche + IHSG Laspeyres 4 Prosentase Perubahan Harga Saham IHSG = IHSG t – IHSG t-1 x 100 IHSG t-1

C. Kurs

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 95 126

Pengaruh Faktor-Faktor Internal Perusahaan Terhadap Eksposur F1uktuasi Nilai Tukar Pada Industri Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta

0 38 127

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 21 124

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 35

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14