xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Dengan meningkatnya perdagangan internasional serta investasi internasional yang diikuti dengan peningkatan lalu lintas informasi,
komunikasi dan transportasi serta usaha antar negara untuk menurunkan hambatan dan tarif yang mengakibatkan terjadinya integrasi secara global
dari barang dan jasa serta peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya. Transaksi perdagangan baik jasa maupun barang dilakukan dalam berbagai
mata uang suatu negara, sehingga perubahan nilai mata uang suatu negara akan berpengaruh terhadap mata uang negara lainnya.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian Internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara semakin terkait,
telah meningkatkan arus perdagangan barang, uang, serta modal antar negara – negara yang sedang berkembang. Kondisi ini antara lain
disebabkan oleh adanya peningkatan kapitalisasi pasar keuangan, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, dan suku bunga tinggi terutama
di negara berkembang karena suku bunga di negara maju umumnya lebih rendah.
Dorongan proses globalisasi juga berdampak terhadap peningkatan intensitas kegiatan perdagangan internasional maupun kegiatan investasi
luar negeri, sehingga mendorong perusahaan-perusahaan untuk beroperasi
xiii secara efisien agar mampu bersaing di pasar internasional. Beroperasi
secara efisien artinya perusahaan harus mampu untuk memproduksi barang dan jasa dengan biaya rendah pada tingkat economic of scale-nya.
Di samping itu, ada beberapa faktor lain yang berpengaruh terhadap daya saing seperti antara lain kualitas produk, standar lingkungan dan jasa purna
jual bagi produk yang memerlukan pemeliharaan. Perubahan kurs valuta asing juga berpengaruh terhadap arus kas
perusahaan, baik perusahaan tersebut melakukan transaksi dengan pihak luar negeri ataupun hanya melakukan transaksi dengan pihak dalam
negeri. Nilai tukar valuta asing yang merupakan harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain berfungsi sebagai alat perdagangan yang
penting dalam hubungan ekonomi antar negara Fei Ming : 2001. Mekanisme nilai tukar terjadi karena adanya pertemuan antara pembeli
dan penjual yang melakukan transaksi internasional, selain itu pula valas bisa menjadi ukuran bagi para pembisnis yang ingin mencari modal dari
luar negeri, ataupun bisa sebaliknya, jika ada Investor yang ingin menanamkan modalnya di dalam negeri, pasti menggunakan nilai tukar
valas forex sebagai salah satu pertimbangannya. Eksposur Ekonomi jauh lebih penting bagi kesehatan jangka
panjang suatu usaha bisnis disbanding perubahan yang diakibatkan oleh eksposur transaksi maupun eksposur akutansi. Kendati demikian, eksposur
ekonomi seringkali dinilai subyektif karena tergantung dari estimasi perubahan aliran kas di masa mendatang dalam suatu kurun waktu yang
xiv arbitrer dengan kata lain eksposur ekonomi tidak berasal dari proses
akuntansi namun berasal dari analisis operasi ekonomi. Perencanaan mengenai eksposur ekonomi merupakan tanggung jawab manajemen
karena mencakup interaksi strategi pemasaran, pembelian, dan produksi. Dampak eksposur ekonomi tergantung dari horizon waktu yang
digunakan. Setiap perubahan kurs yang tidak diharapkan akan berdampak bagi aliran kas perusahaan dalam empat tahap: jangka pendek, jangka
menengah dengan kasus ekuilibrium, jangka menengah dalam kasus ketidakseimbangan dan jangka panjang.
Dampak pertama terhadap aliran kas perusahaan dalam anggaran yang berjalan dalam satu tahun. Kerugian ataupun keuntungan tergantung
dari mata uang yang mendasari aliran kas yang diharapkan, dalam hal ini peneliti menggunakan kurs mata uang US Dollar. Mata uang mendasari
yang ada misalnya utang, komitmen penjualan atau pembelian tidak dapat diubah. Dalam jangka pendek adalah sulit. Oleh karena itu, realisasi aliran
kas akan berbeda dengan apa yang direncanakan dalam anggaran padahal dengan berjalannya waktu harga dapat berubah akibat kurs valas yang
berubah. Dampak kedua adalah pada aliran kas jangka menengah seperti
ditunjukkan dalam anggaran dua hingga lima tahun dengan asumsi kondisi yang terjadi ialah ekuilibrium atau kesimbangan terjadi antara kurs valas,
inflasi dan suku bunga domestik. Dalam kondisi ekuilibrium perusahaan dapat menyesuaikan harga sepanjang waktu agar dapat mempertahankan
xv aliran kas pada tingkat yang diharapkan. Kebijaksanaan moneter, fiscal
dan neraca pembayaran amat menentukan apakah kondisi ekuilibrium akan terjadi dan apakah perusahaan diperbolehkan menyesuaikan harga
dan biaya. Bila ekuilibrium terjadi secara terus menerus dan perusahaan bebas menyesuaikan harga dan biaya agar dapat mempertahankan posisi
kompertitifnya. Dampak ketiga adalah pada aliran kas jangka menengah dengan
asumsi terjadinya ketidakseimbangan dalam kasus ini, perusahaan tidak dapat menyesuaikan harga dan biayanya akibat perubahan kurs valas.
Realisasi aliran kas perusahaan akan berbeda dengan bisa saja berubah Setidaknya ada dua metode yang biasanya digunakan untuk
mengukur eksposur ekonomi dalam suatu perusahaan seperti Kuncoro Mudrajad: 1996 menjelaskan yaitu.
1. Sensitifitas penerimaan dan biaya terhadap pergerakan kurs 2. Analisis regresi terhadap data histories aliran kas dan kurs.
Sensitivitas penerimaan dan biaya terhadap pergerakan kurs ini dilakukan dengan mengklasifikasikan aliran kas ke dalam pos-pos laporan
rugi laba yang berbeda dan secara subjektif memprediksi masing-masing pos tersebut berdasarkan ramalan kurs valas.
Beberapa perusahaan lebih suka mengunakan harga saham sebagai proyeksi dari nilai perusahaan dan penaksiran pemegang saham mengenai
aliran kas di masa mendatang. Kemudian memperkirakan prosentase perubahan harga sahamnya sebagai akibat pergerakan mata uang. Analisis
xvi regresi digunakan untuk menentukan bagaimana perubahan harga saham
perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode ARCH_GARCH.
Pengaruh perubahan kurs valuta asing akan berpengaruh terhadap arus kas perusahaan, baik perusahaan tersebut melakukan transaksi dengan
pihak luar negeri ataupun hanya melakuknnya dengan pihak dalam negeri. Pengaruh resiko valuta asing terhadap perusahaan atau disebut foreign
exchange exposure dapat dikelompokan dalam tiga bentuk, yaitu
Translation Exposure, Transaction Exposure dan Operating Exposure.
Alan C. Saphiro mengelompokan operating exposure dengan transaction exposure
menjadi satu yang disebut dengan economic exposure
atau eksposur ekonomi dimana eksposur ekonomi menunjukan dampak perubahan nilai kurs terhadap arus kas perusahaan yang akan
datang yang merupakan pencerminan nilai perusahaan yang dapat di lihat juga indikator bagus atau tidaknya kinerja nilai arus kas perusahaan itu
dari pergerakan nilai sahamnya Alan C. Saphiro :1996 ; hal. 277
B. Identifikasi Masalah