xlv ER = ER
t
- ER
t – 1
x 100 ER
t – 1
Keterangan : ER = perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar
ER
t
= nilai tukar RupiahUS Dollar bulan t ER
t – 1
= = nilai tukar RupiahUS Dollar bulan lalu.
D. Inflasi
1. Defenisi Inflasi Inflasi adalah kecenderungan dari tingkat harga-harga dan biaya-
biaya untuk naik secara umum dengan jangka waktu tertentu Samuelson dan Nordhaus;1991
2. Penggolongan Inflasi Terdapat beberapa cara menggolongkan inflasi. Penggolongan
pertama didasarkan atas parah atau tudaknya inflasi tersebut. Di sini ada perbedaan yang membedakan beberapa macam inflasi sebagai
berikut : a. Inflasi Ringan 10 per tahun
b. Inflasi Sedang 10 - 30 per tahun c. Inflasi Berat 30 - 100 per tahun
d. Hyper Inflation 100 per tahun
xlvi Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab musabab awal
dari inflasi. Atas dasar penggolongan ini kita dapat bedakan inflasi menjadi dua macam, yaitu:
a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu tinggi. Inflasi semacam ini disebut juga dengan
inflasi akan permintaan atau demands of inflation. b. Inflasi yang terjadi karena biaya tatu ongkos produksi atau biasa
disebut dengan cost inflation. Penggolongan yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi
tersebut, apakah berasal dari dalam negeri atau dari luar negeri. a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation,
misalnya karena defisit anggaran belanja yang ditutupi dengan pencetakan uang baru, panen raya yang gagal dan contoh lainnya
yang tidak bisa disebutkan satu per satu di sini. b. Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation, adalah
inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga inflasi di luar negeri atau di negara-negara langganan yang menjadi mitra dagang
utama Indonesia.
3. Teori Inflasi Ada tiga teori utama mengenai inflasi yaitu teori kuantitas, teori
Keynes dan teori Strukturalis.
xlvii a. Teori Kuantitas
Teori Kuantitas mengenai inflasi mengatakan bahwa penyebab utama dariinflasiadalah pertambahan jumlah uang
beredar dan sisi psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga- harga di masa mendatang.
b. Teori Keynes Teori Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena
masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya. Teori ini menyoroti bagaimana perebutan rezeki diantara golongan-golongan
masyarakat bisa menimbulkan agregat yang lebih daripada jumlah barang yang tersedia yaitu apabila terjadi inflation gap. Selama
inflation gap masih terjadi, selama itu pula proses inflasi akan
berkelanjutan. Teori ini menaril karena ada peranan sistem distribusi pendapatan dalam proses inflasi dan menyarankan
hubungan antara inflasi dan faktor-faktor non-ekonomis. c. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang. Kenapa disebut dengan jangka panjang ?, karena menyoroti sebab-
sebab inflasi yang berasal dari kekuatan struktur ekonomi, khususnya ketegaran suplai bahan makanan dan barang-barang
ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan produksi yang lambat yang tak berbanding lurus dengan pertumbuhan
kebutuhannya, sehingga menaikan harga makanan dan kelangkaan
xlviii devisa. Akibat selanjutnya adalah keniakan harga-harga lain
sehingga terjadi inflasi. Inflasi semacam ini tidak bisa diatasi hanya dengan misalnya mengurangi jumlah uang yang beredar, tetapi
lebih dari itu inflasi ini harus ditangani dengan pembangunan di sektor bahan pangan dan ekspor.
4. Pengukuran Inflasi Laju inflasi dapat diukur dengan menghitung perubahan Indeks
Harga Konsumen yang merupakan indeks harga dari barang yang selalu digunakan oleh para konsumen dengan memakai indeks harga
tahun sebelumnya sebagai tahun dasar, yakni: Laju Inflasi = IHK
t
- IHK
t - 1
IHK
t - 1
Adanya inflasi sangat berdampak besar bagi perekonomian suatu negara. Pada saat terjadi inflasi, harga-harga barang cenderung untuk
naik, maka hai tersebut akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan. Peningkatan biaya produksi ini
menyebabkan harga jual produk meningkat sehingga akan mengurangi kuantitas produk yang dijual, akibatnya laba yang diperoleh
perusahaan akan menurun. Dengan menurunya kinerja keuangan perusahaan maka akan menyebabkan deviden yang dibagikan kepada
pemegang saham
berkurang, sehingga
investor enggan
xlix mempertahankan kepemilikannya atas saham perusahaan, yang
akhirnya berakibat pada penurunan indeks harga saham.
E. Hasil Penelitian Sebelumnya.