Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

peristiwa-peristiwa yang telah lalu. Dengan kejadian yang telah lalu manusia dapat mengukur dan mengkaji bagaimana seharusnya dia melangkah ke depan dengan membawa pengharapan yang lebih baik. 3 Upaya untuk mengatasi sifat alamiah yang berwujud sebagai suatu keadaan yang tidak pasti tadi, antara lain dilakukan oleh manusia dengan cara menghindari atau melimpahkannya kepada pihak-pihak lain diluar dirinya sendiri. Perusahaan asuransi syariah bersaing dengan perusahaan asuransi syariah lainnya dalam penyediaan perlindungan asuransi. Dan setiap sistem ekonomi bekerja menurut prinsip yang sama, yaitu “motif ekonomi” bahwasannya tiap-tiap orang atau masyarakat akan berusaha mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan harga yang serendah-rendahnya dan dalam waktu yang sesingkat- singkatnya Pesaing bisa kita jadikan sebagai sumber inspirasi dalam memperbaiki kinerja manajemen perusahaan sehingga menjadikan perusahaan selalu lebih profesional. pesaing dapat mendorong kita bekerja lebih kreatif dalam menghasilkan produk ataupun jasa dengan bekerja secara lebih efisiensi dan efektif. 4 Tujuan berbisnis yang benar adalah menghasilkan produk ataupun jasa yang dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dengan kualitas terbaik, dan harga 3 Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Historis, Teoritis dan Praktis, hal. 93. 4 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah Jakarta: PT Grafindo, 2007, hal. 8. terjangkau bagi masyarakat sebagai konsumennya. 5 Secara umum pelaturan perasuransian syariah pada dasarnya sama dengan yang berlaku pada asuransi konvensional, terutama yang berkenaan dengan ihwal administrasi dan system pelaporannya. Tetapi yang membedakan dalam setiap kegiatan muamalah, termasuk asuransi syariah, tata cara dan operasinya harus berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Prinsip-prinsip tersebut tidak boleh dilanggar . oleh karena itu, salah satu ketentuan Al-Quran dan Hadist Nabi yang menjadi landasan setiap kegiatan yang bersifat muamalah harus menghindarkan unsur-unsur berikut, yaitu gharar, mayisir, dan riba sebagai gantinya islam selalu menekankan setiap bentuk usaha, suka sama suka dan kebersamaan dalam menghadapi resiko. Sebagaimana diketahui bahwa dalam mekanisme pengelolaan dana pada asuransi syariah terdapat alokasi distribusi dana yaitu dana tabarru ’ dan dana saving, dimana pos-pos dana tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam melakukan manajemen asuransi syariah. Akad yang mendasari kontrak asuransi kerugian syariah adalah akad tabarru ’. Dalam akad ini, pihak pemberi dengan ikhlas memberikan sesuatu dalam bentuk kontribusipremi tanpa ada keinginan untuk menerima apapun dari orang yang menerima kontribusipremi tersebut. Akad tabarru ’ pada asuransi syariah dan reasuransi adalah semua bentuk akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong 5 Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, hal. 37. menolong antar peserta bukan untuk tujuan komersial 6 Dalam hal ini, dana tabarru ’ merupakan kumpulan dari premi tabarru’ sejumlah uang yang diserahkan pemegang polis atau peserta asuransi, yang secara tulus ikhlas dan tidak untuk diminta kembali, yang ditujukan untuk tolong menolong yang mana perusahaan itu berkewajiban untuk mengelola dana tabarru ’, melalui aktifitas investasi dan perusahaan mendapat ujrah fee atas pengelolaan dana tersebut. Oleh karena itu, dana tabarru ’ disimpan dalam satu rekening khusus dimana apabila ada yang mendapat musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening dana tabarru ’ yang sudah diniatkan oleh semua peserta untuk kepentingan tolong menolong. Salah satu prinsip dasar pada asuransi syariah ialah prinsip saling melindungi dari berbagai kesusahan, para peserta asuransi syariah setuju untuk saling melindungi dari musibah, kesusahan, bencana dan sebagainya terutama melalui penghimpunan dana tabarru ’ melalui perusahaan yang diberi kepercayaan untuk itu, yang imblasnya kepada masyarakat luas termasuk masyarakat non asuransi. Dengan adanya dana tabarru ’ ini dari peserta asuransi syariah maka semua dana untuk menanggung resiko dihimpun oleh para peserta sendiri. Premi yang terkumpul dari peserta pemegang polis merupakan milik peserta setelah 6 Dewan Syariah Nasional MUI, Fatwa DSN NO 53DSN-MUIIII2006 Tentang akad tabarru’ pada Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah dikurangi pembiayaan dan fee ujrah perusahaan. Sebab pada hakikatnya perusahaan hanya bertindak sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya dengan akad wakalah dalam kaitan ini al wakalah bil ujrah. 7 Wakalah bil ujrah merupakan pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan pemberian ujrah fee dan dapat diterapkan pada produk asuransi yang mengandung unsur tabungan saving maupun unsur tabarru ’ non saving. 8 Oleh karena dana-dana yang terhimpun dan digunakan oleh dan dari peserta tersebut harus dikelola dengan secara baik, untuk itu peserta memberi kuasa kepada perusahaan asuransi untuk bertindak sebagai operator yang bertugas mengelola dana-dana tersebut secara baik Dalam hal ini, yang menjadi potensi permasalahan adalah ketika dana tabarru ’ tersebut menggelembung seperti balon yang disebabkan karena dana tabarru ’ akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah premi dan hasil investasi, sedangkan klaim yang dibayarkan dari dana tabarru ’ kepada peserta lebih sedikit dari jumlah keseluruhan dana tabarru ’, maka yang terjadi adanya surplus dalam pengelolaan dana tabarru ’ yang kita pahami sebagai surplus underwriting dengan didasarkannya kontrak asuransi syariah kerugian atas akad tabarru ’, perusahaan tidak diharuskan memberikan sesuatu kepada peserta. Namun, apabila perusahaan akan memberikan sesuatu berupa bonus atau 7 Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system, aplikasi dan pemasaran Ciputat: Kholam Pusdishing, 2006, hal. 61. 8 Dewan Syariah Nasional MUI, Fatwa DSN NO 52DSN-MUIIII2006 Tentang Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah. hadiah sebagai tanda terima kasih, itu diperbolehkan asal tidak dijadikan sebagai keharusan. 9 Oleh karena itu, bagi hasil karena surplus dana tabarru ’ bukan merupakan kewajiban bagi pengelola karena dana tabarru ’ adalah dana yang di ikhlaskan hanya untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah SWT. Lalu bagaimana perusahaan mengelola dana tabarru’ yang terhimpun dari dana peserta? Dan bagaimana metode perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan? Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mempelajari dan karena itu penulis merasa tertarik mengangkat sebuah judul: Metode Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru ’ pada Asuransi Kerugian Syariah Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas serta menjaga kemungkinan penyimpangan dalam penelitian skripsi maka dalam penulisan ini penulis memfokuskan dan mambatasi pembahasannya pada hal- hal berikut : Metode alokasi surplus dana tabarru’ dibatasi pada ketentuan dalam pembagian surplus dana tabarru ‟ serta praktik yang dilakukannya pada asuransi syariah general umum di Unit Syariah PT. Asuransi Umum 9 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah; Keberadaan dan kelebihannya di Tengah Asuransi konvensional Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006, hal. 81. Bumiputera Muda 1967, data yang diteliti dibatasi hanya pada tahun 2009- 2010.

2. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana tingkat surplus underwriting dana tabarru’ pada Unit Syariah PT. Asuransi umum Bumiputera Muda 1967 periode 2009 dan 2010 ? b. Bagaimana ketentuan dalam pembagian surplus underwriting dana tabarru ’ ? c. Bagaimana surplus underwriting dana tabarru’ memberikan sumbangannya kepada profit perusahaan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan adanya semua perumusan masalah diatas, diharapkan adanya suatu kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat surplus underwriting dana tabarru’ pada periode 2009 dan 2010 2. Untuk mengetahui ketentuan yang digunakan dalam pembagian surplus dana tabarru ’ 3. Untuk mengetahui peran surplus dana tabarru’ pada profit perusahaan Terkait dengan tujuan diatas, maka penulis ini memiliki manfaat bagi: 1. Penulis : Penelitian ini sebagai study awal dalam mengetahui metode alokasi surplus dana tabarru ’ pada asuransi syariah 2. Fakultas : Penelitian ini menambah khazanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa, staf pengajar dan yang lainnya. 3. Perusahaan : Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan atau masukan dalam metode alokasi surplus dana tabarru ’. Dan diharapkan metode yang dilakukan dalam mengalokasikan surplus dana tabarru ’ akan lebih baik dimasa mendatang. 4. Masyarakat : Merupakan sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan praktisi di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

D. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis menyimpulkan bahwa apa yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini tampaknya sangat penting Adapun kajian pustaka dalam penelitian ini dengan melihat beberapa penelitian skripsi: 1. Perspektif Hukum Islam terhadap Aplikasi Dana Tabarru di PT Asuransi Mubarakah Jakarta, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2009. Penelitian ini membahas tentang perspektif hukum islam terhadap aplikasi dana tabarru ’ di PT Asuransi Syariah Mubarakah, bagaimana aplikasi dana tabarru ’ dari segi pengumpulan, pengelolaan dan penggunaanya, serta apakah ketiga aplikasi tersbut tidak bertentangan dengan hukum islam dan telah sesuai dengan apa yang telah termaktub dalam fatwa DSN. 2. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Pengelolaan Dana Tabarru pada PT Asuransi BRIngin Life Syariah, Ainun Najiebah, 102046225363 Jakarta, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2006. Penelitian yang dilakukan oleh saudari Ainun yaitu membahas tentang konsep ekonomi islam terhadap dana tabarru ’, serta mekanisme pengelolaan dana tabarru ’ pada PT Asuransi BRIngin Life

3. Konsep Dana Tabarru Operasional dan Aplikasinya pada Asuransi syariah

Tinjauan terhadap Praktek Takaful Keluarga Jakarta, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2003. Penelitian ini membahas tentang konsep serta pengelolaan dana tabarru ’ dan bagaimana operasional dana tabarru ’ pada Asuransi Takaful Keluarga. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan mengenai metode alokasi surplus dana tabarru ’ pada asuransi syariah general umum yaitu di PT Asuransi Bumiputera Muda 1967. Penulis akan membahas tentang metode perhitungan yang dilakukan dalam alokasi surplus dana tabarru ’, ketentuan dalam pembagian surplus dana tabarru ’ dan praktik yang dilakukan dalam alokasi surplus dana tabarru ’.