69
tani yang menggarap sawah atau kebun orang lain dengan upah Rp 15.000hari dan mendapatkan makan siang dari sawah. Selanjutnya 3 orang
yang lain berprofesi sebagai kuli bangunan 12, tukang roti 13 dan tukang ojek 13. Setelah mengikuti program sentra ternak domba
BAZNAS, mereka lebih terfokus untuk mengelola dan mencari pakan ternak untuk domba.
Sebagai program pendayagunaan ZIS, program sentra ternak juga memberikan manfaat kepada masyarakat yang tergolong mustahik yang
tinggal di sekitar program. Saat ini manfaat yang mereka dapat dari program sentra ternak domba BAZNAS masih berupa hasil keuntungan dari penjualan
domba, belum berupa pemberdayaan ekonomi. Adapun jumlah mustahiq yang mendapatkan manfaat tersebut berjumlah 60 orang dengan jumlah nominal
yang mereka terima masing-masing Rp 195.000,-. Mereka mendapatkan proporsi dari pembagian keuntungan hasil ternak sebesar 50 dan sisanya
dibagikan masing-masing 25 untuk pelaksana program dan karyawan sentra ternak. Adapun nama-nama mustahiq serta besaran manfaat yang mereka
dapat dari program sentra ternak terlampir pada bagian akhir penelitian ini.
3. Kendala yang Dihadapi dalam Program
Dalam pelaksanaan program sentra ternak domba ini berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan dan hasil wawancara mendalam terhadap
70
pelaksana program, karyawan sentra ternak maupun BAZNAS, maka didapat kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi terbagi dalam tiga bagian utama, yaitu:
a Kendala yang dihadapi oleh Penanggung Jawab Program Sentra Ternak
Domba
Dalam hal ini Bapak Bunyamin Tawakkal Farm selaku penanggung program di lapangan menuturkan beberapa kendala yang dihadapi dalam
program sentra ternak domba BAZNAS yaitu: 1 Kondisi jalan dari depan sentra ternak hingga menuju tempat
pengambilan rumput masih dalam keadaan yang rusak atau kurang memadai. Hingga saat ini belum ada satu pun bentuk partisipasi dari
BAZNAS untuk ikut memperbaiki jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut rumput. Saat ini upaya yang tengah dilakukan oleh Pak
Bunyamin adalah meminta bantuan kepada pemerintah daerah setempat untuk membangun akses jalan baru dari Pasar Caringin
– Curug Dendeng sebagai akses alternatif bagi kendaraan pengangkut
rumput Sentra Ternak BAZNAS. 2 Alokasi dana dari BAZNAS untuk program sentra ternak ini masih
tergolong kecil dan baru sebatas diberikan dalam bentuk bantuan ternak dan operasional, belum meliputi pendidikan dan pelatihan
diklat. Belum dibangunnya pusat diklat ini membuat tujuan program
71
sentra ternak membentuk mustahiq menjadi muzakki melalui kegiatan ternak menjadi terhambat.
3 Pencairan anggaran periodik per 3 bulan dari BAZNAS untuk program sentra ternak ini sering mengalami keterlambatan. Hal ini
membuat Pak Bunyamin harus menutupi terlebih dahulu dengan uang pribadinya. Beliau melakukan hal tersebut supaya aktivitas peternakan
di sentra ternak tetap berjalan meskipun anggaran dari BAZNAS belum turun.
4 Kurangnya pendampingan dari pihak BAZNAS terhadap program sentra ternak domba Cimande. BAZNAS baru melakukan
pengawasan sebatas monitoring setiap 3 bulan sekali. Salah satu penyebab dari hal ini adalah fokus perhatian BAZNAS yang masih
terpecah kepada program bencana seperti wasior, mentawai dan merapi.
5 Ada satu kasus dimana BAZNAS bekerjasama dengan salah satu bank syariah berjanji kepada pak Bunyamin ingin membangun satu
kandang baru untuk pembibitan domba. Namun baik BAZNAS maupun bank syariah tersebut meminta pak Bunyamin untuk
mengeluarkan uang pribadinya terlebih dahulu untuk membangun kandang tersebut dan dijanjikan akan dibayar setelah kandang selesai
dibangun. Namun setelah kandang selesai dibangun, BAZNAS dan bank syariah tersebut hingga saat ini belum mengganti biaya
72
pembangunan kandang pembibitan yang sudah dikeluarkan oleh pak Bunyamin.
b Kendala yang dihadapi oleh Karyawan Program Sentra Ternak Domba
Secara umum kendala yang dihadapi oleh karyawan sentra ternak domba BAZNAS adalah:
1 Tidak adanya mobil yang dialokasikan khusus oleh BAZNAS untuk mengangkut rumput. Saat ini para karyawan sentra ternak masih
menumpang mobil milik Tawakkal Farm untuk mengambil rumput dan pakan ternak lainnya, sehingga waktu pengiriman pakan ternak
untuk sentra ternak domba BAZNAS masih sering terlambat karena mereka harus mengalah dengan pengambil rumput dari Tawakkal
Farm. 2 Nominal gaji yang mereka terima belum cukup untuk memenuhi
seluruh kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Untuk menutupi kekurangan tersebut, para istri dan anak mereka harus ikut serta
membantu para suaminya dengan membuka warung dan membersihkan kandang. Jumlah gaji yang mereka terima sebesar Rp
200.000,-minggu. 3 Kejenuhan yang timbul akibat dari rutinitas pekerjaan yang monoton.
Hal ini muncul karena dari 8 orang karyawan yang ada hanya 2 orang yang benar-benar mengerti aktivitas peternakan. Selanjutnya 6 orang
73
karyawan lainnya belum sepenuhnya memiliki keahlian dalam beternak dikarenakan fokus pekerjaan mereka hanya bertugas mencari
rumput. c Kendala yang Dihadapi Oleh BAZNAS
Secara umum kendala yang dihadapi oleh BAZNAS dalam program sentra ternak domba ini adalah pada tahap awal sosialisasi, program ini masih
belum mendapat sambutan baik dari masyarakat sekitar. Pada saat itu masyarakat sekitar menilai bahwa program ini adalah milik pribadi sehingga
mereka khawatir program ini tidak mampu memberikan manfaat bagi warga yang tinggal di sekitar program sentra ternak. Namun seiring makin
intensifnya sosialisasi yang dilakukan oleh BAZNAS, anggapan tersebut perlahan hilang.
B. Analisis Efektivitas Pendayagunaan Dana ZIS Berbasis Sentra Ternak Domba 1. Analisis Program Berdasarkan Perhitungan Kinerja Keuangan
Setiap model pengembangan ekonomi harus ditunjukkan dampak pada perbaikan kondisi ekonomi masyarakat terhadap adanya suatu proyek dalam kurun waktu
tertentu. Untuk menganalisis pengaruh model pendayagunaan ZIS berbasis sentra ternak yang dilaksanakan oleh BAZNAS, perlu dilakukan penelaahan terhadap kinerja
keuangan usaha tersebut dengan menggunakan teknik analisis arus kas cash flow
74
terhadap usaha peternakan domba yang pencatatannya dilakukan oleh pihak pelaksana program dalam hal ini bapak Bunyamin dari Tawakkal Farm.
Mengingat bentuk usaha yang dijalankan oleh bapak Bunyamin dan karyawan sentra ternak masih sederhana, maka analisis arus kas yang diterapkan pun akan
sederhana menyesuaikan dengan kondisi laporan keuangan yang ada. Penilaian kinerja keuangan dilakukan menggunakan analisis Profitability Index PI atau Benefit and
Cost Ratio BC Ratio dengan rumus:
Keterangan: PI
= Profitability Index, yaitu salah satu metode penilaian investasi dengan menghitung perbandingan antara nilai sekarang present
value dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang
akan datang dengan nilai sekarang present value dari investasi yang telah dilaksanakan
PV = Present Value, yaitu nilai sekarang dari arus kas masuk akan datang
dari proyek tersebut Dimana apabila hasil analisis rasio lebih besar dari 1, maka kinerja keuangan
berada dalam posisi yang baik dan bisa diterima. Namun jika hasil analisis rasio lebih
75
kecil dari 1, maka kinerja keuangan berada dalam posisi yang tidak baik dan tidak dapat diterima
1
. Berbeda dengan sektor perdagangan dan jasa, sektor peternakan memiliki siklus
usaha yang lebih panjang. Rata-rata setiap usaha ternak baru akan mencapai masa panen setelah melewati 6-7 bulan masa penggemukan, sehingga pendapatan dari
usaha penggemukan ini tidak bisa diukur per bulan, melainkan setelah mencapai masa panenmomen Idul Adha. Sehingga analisis laporan keuangannya diukur per
tahun anggaran. Berikut ini adalah hasil analisis Profitability Index PI atau Benefit and Cost
Ratio BC Ratio berdasarkan arus kas yang tercatat di buku kas sentra ternak
BAZNAS terhadap hasil penjualan domba yang telah digemukkan.
1
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Kencana, 2004, h. 164.
76
Sumber: data diolah, 2011
Analisis Profitability Index program pada tahun 2008 sebagai berikut :
= 1,47
Tabel 4.1. Laporan Arus Kas Peternakan Domba BAZNAS Di Cimande
Periode 2008-2010
KETERANGAN 2008
2009 2010
SALDO SEBELUMNYA Rp -
Rp 154.130.000 Rp 185.225.000
PEMASUKAN Anggaran Baznas
Rp 105.000.000 Rp 74.875.000
Rp - Dana Operasional
Rp 49.129.500 Rp -
Rp - Pinjaman dari Tawakkal Farm
Rp 5.000.000 Rp -
Rp - Penjualan Kambing
Rp 186.600.000 Rp 264.626.000
Rp 310.850.000 TOTAL PEMASUKAN
Rp 345.729.500 Rp 339.501.000 Rp 310.850.000
PENGELUARAN Pembelian domba
Rp 105.000.000 Rp 161.000.000
Rp 150.000.000 Biaya Perlengkapan
Rp 16.611.000 Rp 26.002.000
Rp 23.342.000 Biaya Upah Karyawan
Rp 25.725.000 Rp 27.425.000
Rp 38.880.000 Biaya Peralatan
Rp 2.008.000 Rp 1.430.000
Rp 835.000 Biaya Transportasi
Rp 7.200.000 Rp 14.400.000
Rp 13.280.000 Biaya Listrik
Rp 2.330.000 Rp 4.599.000
Rp 3.524.000 Tunjangan Hari Raya Bonus Karyawan
Rp 7.890.000 Rp 6.950.000
Rp 5.500.000 Pelunasan Pinjaman
Rp 5.000.000 Biaya Kesehatan Domba
Rp 1.245.500 Rp 5.720.000
Rp 1.375.000 Penyaluran laba ke mustahik
Rp 11.700.000 Rp 11.400.000
Rp 9.500.000 Penyaluran laba ke pengelolaPJ
Rp 6.890.000 Rp 5.700.000
Rp 4.250.000 Piutang
Rp 43.780.000 TOTAL PENGELUARAN
Rp 191.599.500 Rp 308.406.000
Rp 250.486.000 BALANCE TPM - TPN
Rp 154.130.000 Rp 31.095.000
Rp 60.364.000 SALDO
Rp 154.130.000 Rp 185.225.000
Rp 245.589.000
77
Terlihat bahwa pada tahun 2008, hasil analisis rasio lebih besar dari 1 yaitu 1,47 yang menandakan bahwa kinerja keuangan sentra ternak domba pada tahun ini
baik. Hal ini dikarenakan dukungan dana yang cukup besar dari BAZNAS pada awal periode serta tingkat kematian domba tergolong rendah yaitu 3 ekor.
Berikutnya adalah analisis Profitability Index pada tahun 2009:
= 0,19 Terlihat bahwa Profitability Index dari tahun 2008 sampai tahun 2009 mengalami
penurunan dari yang awalnya berada pada posisi baik karena 1,47 1, menjadi tidak baik kurang 1 pada posisi 0,19. Hal ini disebabkan jumlah anggaran yang
diberikan oleh BAZNAS menurun dan tingkat kematian domba cukup tinggi yaitu mencapai 12 ekor. Meskipun pada periode ini sudah ada dokter hewan yang terlibat
dalam aktivitas sentra ternak, namun keberadaannya tidak mempengaruhi tingkat kematian domba ternak.
Berikutnya adalah analisis Profitability Index pada tahun 2010:
= 0,40 Dapat dilihat bahwa terjadi sedikit peningkatan rasio keuntungan pada tahun
2010 dibandingkan dengan periode 2009 yaitu 0,40. Namun jumlah ini masih memposisikan kinerja keuangan sentra ternak pada posisi tidak baik karena hasil PI
masih lebih kecil dari 1. Beberapa penyebab di antaranya BAZNAS tidak
78
menyuntikkan anggaran untuk program sentra ternak domba sehingga bapak Bunyamin selaku penanggung jawab program di lapangan menggunakan saldo dari
periode sebelumnya sebagai modal untuk membeli domba pada periode 2010. Selain itu masih terdapat piutang yang belum dibayarkan oleh beberapa pihak pada periode
2009 sehingga mempengaruhi total arus kas bersih program sentra ternak domba periode 2010.
2. Analisis Perubahan Kondisi Ekonomi Karyawan Sentra Ternak