38
konkret adalah bertambah akibat pembiakan dan perdagangan dan sejenisnya, sedangkan berkembang tidak secara konkret adalah kekayaan
itu berpotensi berkembang baik berada di tangannya maupun di tangan orang lain atas namanya.
Adapun syarat sahnya zakat adalah sebagai berikut: 1. Adanya niat muzakki orang yang mengeluarkan zakat
2. Pengalihan kepemilikan dari muzakki ke mustahiq orang yang berhak menerima zakat.
d. Macam-macam Zakat
Secara umum, zakat terbagi ke dalam dua kategori yaitu zakat maal harta dan zakat nafs atau juga dikenal dengan zakat fitrah Shiddieq, 2007. Zakat maal
harta adalah bagian dari harta kekayaan seseorang juga badan hukum yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah dipunyai selama
jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu Fakhruddin, 2008. Zakat profesi, zakat perusahaan, zakat surat-surat berharga dan sebagainya merupakan
zakat maal. Sedangkan zakat fitrah adalah pengeluaran wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar
pada malam dan hari raya Idul Fitri.
39
e. Hikmah dan Manfaat Zakat Hafidhuddin 2002 mengemukakan tujuh hikmah dan manfaat zakat, yaitu:
1. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah swt, mensyukuri nikmat- Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang
tinggi, menghilangkan
sifat kikir,
rakus dan
materialistis, menumbuhkan
ketengan hidup
sekaligus membersihkan
dan
mengembangkan harta yang dimiliki.
2. Karena zakat merupakan harta mustahiq, maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina terutama fakir miskin ke arah
kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada
Allah swt, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri dengki dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka
ketika mereka melihat orang kaya yang memiliki harta cukup banyak.
3. Sebagai pilar amal bersama jama’i antara orang-orang kaya yang
berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah swt yang karena kesibukannya
tersebut, ia tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk berusaha dan
berikhtiar bagi kepentingan nafkah diri dan keluarganya.
4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah,
40
pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi sekaligus sarana
pengembangan kualitas sumber daya manusia muslim.
5. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan
bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah swt.
6. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrument pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan
baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan, economic with equity
11
.
7. Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang-orang yang beriman untuk berzakat, berinfak dan bersedekah menunjukkan bahwa
ajaran Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang di samping dapat memenuhi
kebutuhan hidup diri dan keluarganya, juga berlomba-lomba menjadi muzakki
dan munfik
12
. Selain itu, Fakhruddin 2008 mengutip Wahbah Zuhaili dalam al-Fiqh
al-Islamiy wa Adillatuhu bahwa terdapat 4 hikmah zakat, yaitu:
11
Ahmad Muflih Saefuddin dalam Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hal. 14.
12
M. Zainal Muttaqin dalam Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hal.15.
41
1. Menjaga harta dari pandangan dan tangan-tangan orang yang jahat. 2. Membantu faqir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
3. Membersihkan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil serta membiasakan
orang mukmin dengan pengorbanan dan kedermawanan. 4. Mensyukuri nikmat Allah swt berupa harta benda.
Kemudian dalam penjelasan lain, Ali 1988 juga menyimpulkan beberapa hikmah zakat yaitu
13
: 1. Mensyukuri karunia Ilahi, menumbuhsuburkan harta dan pahala serta
membersihkan diri dari sifat-sifat kikir dan loba, dengki, iri serta dosa.
2. Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat kemelaratan.
3. Mewujudkan rasa solidaritas dan kasih sayang antara sesama manusia.
4. Manifestasi kegotongroyongan dan tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa.
5. Mengurangi kefakirmiskinan yang merupakan masalah sosial. 6. Membina dan mengembangkan stabilitas sosial.
7. Salah satu jalan mewujudkan keadilan sosial.
13
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam dan Wakaf Jakarta: UI Press, 1988
42
f. Definisi dan Jenis-Jenis Pendayagunaan ZIS