Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

Analisa pengaruh pemberian post chlorination terhadap pertumbuhan mikroba pada air yang telah diolah dilakukan dengan menggunakan metode ALT Angka Lempeng Total. Dari data diatas dapat dilihat bahwa pemberian post chlorination, tidak hanya mempengaruhi angka lempeng total bakteri tetapi berpengaruh juga terhadap penurunan pH. Hal itu dapat dilihat dari hasil analisa, yaitu air yang belum mendapatkan penambahan bahan kimia diperoleh hasil angka lempeng total sebesar 900 cfuml dengan kekeruhan sebesar 106 NTU dan pH sebesar 7,2 sedangkan pada air setelah penambahan pree chlorination yaitu air yang telah diberikan klorinasi awal diperoleh bahwa angka lempeng totalnya mulai berkurang yaitu sebesar 402 cfuml dengan kekeruhan sebesar 32,7 NTU dan pH sebesar 6,9 dan pada air setelah penambahan koagulan angka lempeng totalnya sebesar 380 cfuml dengan kekeruhan sebesar 3,79 NTU dan pH sebesar 6,6 sedangkan pada air yang telah ditambahkan post chlorination diperoleh bahwa angka lempeng totalnya sebesar 40 cfuml dengan kekeruhan sebesar 1,81 NTU dan pH sebesar 6,7 dan telah memenuhi Persyaratan Menteri Kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 492MenkesPerIV2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dikatakan bahwa air minum tidak boleh mengandung bakteri koliform dan kadar kekeruhan maksimal sebesar 5 NTU dengan kisaran pH sebesar 6,5 – 8,5. Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh bahwa angka lempeng total bakteri setelah pemberian post chlorination adalah 40 cfuml. Air tersebut sudah dapat dikonsumsi tetapi sebelum air tesebut dikonsumsi harus dimasak terlebih dahulu. Klorin telah terbukti sebagai disinfektan yang ideal. Klorin akan membinasakan kebanyakan makhluk mikroskopis jika dimasukkan ke dalam air. Klorin dalam bentuk asam hipoklorus 40 hingga 80 kali lebih efektif daripada ion hipoklorit, maka disinfeksi dengan klorin akan paling efektif pada pH asam. Klorin cair didapat dalam suatu klorimator. Klorimator kecil memasukkan gas tersebut secara langsung kedalam air, sedangkan klorimator besar biasannya melarutkan gas didalam ir, kemudian mengisi larutan. Klorimator harus dipelihara pada suhu paling sedikit 70 o F 21 o C untuk mencegah kondisasi gas klorin di pipa-pipa pengisian pengatur otomatik maupun manual untuk pemakaian klorin dapat diperoleh Linsley dan Joseph, 1996. Air akan mengalami disinfeksi cukup baik bila residu klor bebas sebanyak 0,2 mgl. Residu klor yang lebih besar dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Klor akan sangat efektif jika pH air rendah, tetapi jika persediaan air mengandung fenol maka penambahan klorin ke air akan mengakibatkan rasa yang kurang enak akibat pembentukan senyawa-senyawa klorofenol. Rasa ini dapat dihilangkan dengan menambahkan amoniak ke air sebelum klorinasi Linsley dan Joseph, 1985.