Latar Belakang Masalah Evaluasi Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Medan Marelan

12 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kutipan Undang-Undang Dasar 1945 “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengartikan bahwa seluruh elemen masyarakat aktif dalam mencerdaskan kehidupan masing-masing. Untuk mencerdaskan kehidupan tersebut, maka masyarakat membutuhkan pendidikan formal yang disebut dengan sekolah. Sekolah mengajarkan pendidikan bagi siswanya untuk dapat keluar dari kebodohan. Tetapi sekolah tentu tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila tidak didukung oleh sarana dan prasarana. Salah satu prasarana sekolah yang mendukung untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana informasi bagi siswa dan para pengajar yang ada di lingkungan sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar. Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Keberadaan perpustakaan sekolah tentu membuat bertambahnya pengetahuan dan daya kreativitas siswa serta guru dalam mengembangkan ilmunya. Karena salah satu fungsi perpustakaan, adalah fungsi informasi dan fungsi pendidikan. Sedangkan menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 010301981 fungsi perpustakaan sekolah adalah : a Sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, b pusat penelitian sederhana, c pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan, d tempat rekreasi. Melihat fungsi perpustakaan sekolah di atas maka jelas bahwa perpustakaan sangat dibutuhkan bagi sekolah, terutama sekolah dengan pendidikan dasar seperti Universitas Sumatera Utara 13 sekolah dasar. Sekolah dasar yang merupakan sekolah awal bagi seorang siswa tentu membutuhkan pendidikan yang dapat menumbuhkembangkan kecerdasan intelektual untuk menjadi modal awal siswa tersebut maju dan mendapatkan pendidikan selanjutnya.Untuk mendukung tujuan tersebut harus beriringan dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia. Oleh sebab itu, sekolah sebagai lembaga yang memiliki otoritas terhadap pendidikan siswanya harus dapat memanfaatkan eksistensi perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat difungsikan sebagai institusi penyedia sarana baca cuma-cuma bagi siswa. Melalui koleksi yang dihimpun, perpustakaan sekolah mampu menumbuhkan kebiasaan membaca anak. Oleh sebab itu perkembangan perpustakaan sekolah harus diperhatikan dengan baik. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan masih banyak sekolah dasar yang belum memiliki perpustakaan. Dari data Deputi Pengembangan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengungkapkan bahwa hanya 1 dari 260.000 sekolah dasar negeri yang memiliki perpustakaan Kompas, 25702. Pada tahun 2004 pertumbuhan perpustakaan sekolah dasar hanya bertambah 4 saja, Suara Merdeka, Rabu 9 Juni 2004 Hal ini jelas bertolak belakang dengan Undang-undang nomor 2 pasal 35 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa setiap sekolah diwajibkan memiliki perpustakaan dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 42 ayat 2 diisyaratkan agar SDMI atau sederajat sekurang-kurangnya memiliki tenaga perpustakaan dan ruang perpustakaan guna menunjang proses pembelajaran yang berkelanjutan. Hal ini jelas menjadi pertimbangan yang konkrit bagi pemerintah dan dinas pendidikan mengenai perkembangan perpustakaan Sekolah Dasar. Universitas Sumatera Utara 14 Pada observasi awal terlihat sekolah yang telah memiliki perpustakaan belum dikembangkan dengan baik, hanya menjadi sebuah ruang dengan tumpukan buku yang berdebu. Kondisi ini mengidentifikasikan bahwa buku-buku tersebut jarang dibaca. Dari beberapa Sekolah Dasar Negeri SDN yang diamati, salah satu SDN yaitu SDN 067262 menyatakan melalui petugas perpustakaannya yaitu “koleksi buku kurang dari 100 judul, tenaga perpustakaan yang belum berkualifikasi pustakawan karena masih menggunakan staf guru yang mengajar pelajaran tambahan, anggaran dana yang kurang untuk mencukupi fasilitas perpustakaan”. Selain dari itu, di daerah Medan Marelan terdapat 22 SD yang berstatus negeri Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kota Medan hanya 8 SDN yang memiliki perpustakaan sekolah. Dari jumlah tersebut pada umumnya perpustakaan belum dikelola dengan baik, karena keadan perpustakan di sekolah dasar negeri di Kecamatan Medan Marelan kurang mendapat perhatian dari pemerintah Kota Medan., demikian juga kondisi ruang kurang memadai, atau tidak lebih besar dari ruang kelas belajar siswa. Ditambah lagi koleksi yang tersedia kurang menunjang kurikulum sekolah seperti buku-buku pelajaran. Kalaupun ada buku pelajaran, itu hanya buku paket yang terbit pada dekade 1990-an, yaitu sumbangan dari Dinas Pendidikan, yang tidak digunakan oleh siswa karena sudah tidak sesuai lagi dengan kurikulum. Meskipun demikian bukan berarti tidak ada sama sekali bantuan dari pemerintah daerah. Ada beberapa bantuan yang diberi oleh pemerintah, melalui Dinas Pendidikan. Bantuan-bantuan yang diterima oleh SDN di Medan Marelan berupa bantuan dana untuk mendirikan ruang perpustakaan bagi sekolah yang tidak memiliki ruang yang dapat dimanfaatkan untuk ruangan perpustakaan. Bantuan lain yang diterima adalah koleksi-koleksi berupa buku cerita anak yang berasal dari Badan Universitas Sumatera Utara 15 Perpustakaan dan Arsip Daerah BAPERASDA sedangkan yang menyangkut kurikulum pendidikan belum memadai. Sampai saat ini hanya bantuan itu yang didapatkan oleh pihak sekolah dari pemerintah daerah. Pihak sekolah terus mengupayakan untuk mendapatkan bantuan operasional dari pemerintah sebagai upaya pengadaan perpustakaan sekolah. Ada beberapa kendala yang dihadapi sekolah dalam pengadaan perpustakaan sekolah yaitu, tidak adanya lahan kosong untuk ruang perpustakaan, tenaga profesional yang dapat mengelola perpustakaan dengan baik, serta koleksi yang sesuai untuk pengguna perpustakaan sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat masalah melalui penelitian ini dengan judul “Evaluasi Perpustakan Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Medan Marelan”.

1.2 Rumusan Masalah