Aspek Teknis Perpustakaan Sekolah

42 Tabel-6: jumlah koleksi non fiksi No Nama Sekolah Jumlah koleksi 1 SD Negeri 064996 200-500 Judul 2 SD Negeri 065004 100-200 Judul 3 SD Negeri 066659 100-200 Judul 4 SD Negeri 067249 200-500 Judul 5 SD Negeri 067256 200-500 Judul 6 SD Negeri 067260 100-200 Judul 7 SD Negeri 067264 50-100 Judul 8 SD Negeri 060954 50-100 Judul Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah koleksi fiksi lebih banyak dari jumlah koleksi non fiksi. Jumlah koleksi fiksi berada antara 500-1000 judul sedangkan jumlah koleksi non fiksi 200-500 judul. Tidak adanya jumlah yang pasti karena pengelola perpustakaan tidak mengetahui jumlah koleksi fiksi dan non fiksi, dengan alasan bahwa semua koleksi belum ditulis kedalam buku besar. Berdasarkan pengamatan di lapangan, untuk beberapa perpustakaan SD seperti SDN 065004, SDN 067256, SDN 067249, SDN 067264 dan SDN 066659 koleksinya masih berserakan di lantai. Ini disebabkan karena ruang perpustakaan baru selesai dibangun sehingga pengelola perpustakaan belum menyusun koleksi dengan rapi. Data di atas diambil berdasarkan dari data koleksi yang lama ditambah dari data koleksi yang baru datang. Namun pengelola perpustakaan belum menyusunnya menjadi lebih baik sehingga sulit untuk menghitung jumlah pastinya.

4.3 Aspek Teknis Perpustakaan Sekolah

Aspek teknis menjelaskan mengenai teknis langsung yang ada pada perpustakaan sekolah, yaitu mengenai pengelola perpustakaan, pengadaan koleksi, dan sistem pengatalogan. Untuk lebih jelas maka akan dijabarkan pada tabel di berikut ini. Universitas Sumatera Utara 43 Tabel-7: Kualifikasi Pengelola Perpustakaan. No Nama Sekolah Pustakawan Bukan pustakawan 1 SD Negeri 064996 - √ 2 SD Negeri 065004 - √ 3 SD Negeri 066659 - √ 4 SD Negeri 067249 - √ 5 SD Negeri 067256 - √ 6 SD Negeri 067260 - √ 7 SD Negeri 067264 - √ 8 SD Negeri 060954 - √ Dari semua pengelola perpustakaan di SD Negeri tidak ada satu orang pun yang berkualifikasi sebagai pustakawan. Dari hasil pengamatan beberapa dari pengelola perpustakaan merupakan guru yang mengajar salah satu bidang studi. Beberapa diantaranya merupakan pegawai khusus yang di pekerjakan oleh pihak sekolah untuk mengelola perpustakaan, namun bukan seorang pustakawan. Walau hanya perpustakaan sekolah dasar, pengelola perpustakaan setidaknya memiliki sertifikasi pustakawan atau pernah mengikuti pelatihan dan seminar kepustakawanan agar dapat mengelola perpustakaan dengan baik. Tanpa pengetahuan yang cukup tentang perpustakaan, maka perpustakaan tidak akan berjalan dengan sempurna. Karena pustakawan merupakan profesi sehingga tidak semua orang dapat melakukan pekerjaannya. Bila ingin perpustakaan sekolah dapat berkembang seperti perpustakaan pada umumnya, maka sebaiknya pihak sekolah merekrut seorang yang telah memiliki sertifikasi pustakawan atau pihak sekolah memberikan pendidikan kepada pengelola perpustakaan mengenai perpustakaan melalui instansi yang terkait. Aspek teknis yang lain yaitu mengenai sumber pengadaan koleksi. Penjelasan mengenai sumber pengadaan koleksi dijelaskan pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara 44 Tabel-8: sumber pengadaan koleksi No Nama Sekolah Hibah Pembelian Hadiah Pertukaran 1 SD Negeri 064996 - √ - - 2 SD Negeri 065004 √ - - - 3 SD Negeri 066659 √ - - - 4 SD Negeri 067249 √ - - - 5 SD Negeri 067256 √ - - - 6 SD Negeri 067260 √ - - - 7 SD Negeri 067264 √ - - - 8 SD Negeri 060954 - √ - - Dari tabel di atas koleksi yang didapat oleh perpustakaan sekolah berasal dari hibah pemerintah. Hanya dua perpustakaan sekolah saja yang melakukaan pembelian yaitu perpustakaan SD Negeri 064996 dan perpustakaan SD Negeri 060954. Dari pengamatan dan wawancara dengan pihak pengelola perpustakaan, hibah dari pemerintah ada yang berupa koleksi fisik namun ada juga yang berbentuk uang tunai, kemudian pihak sekolah yang membeli koleksi perpustakaan tersebut. Semua koleksi yang berasal dari pemerintah disalurkan melalui dana BOS Biaya Operasional Sekolah kemudian pihak sekolah bertanggung jawab mengelolanya untuk kepentingan perpustakaan. Pengadaan koleksi perpustakaan sebaiknya dilakukan sendiri oleh pihak sekolah. Karena pihak sekolah yang lebih mengetahui kebutuhan dari siswa dan perpustakaan. Bila pemerintah memberikan bantuan dana, sebaiknya perpustakaan dapat mengelola dana tersebut untuk membeli koleksi perpustakaan, bukan hanya menerima langsung koleksi fisik saja. Untuk mengetahui pedoman pengklasifikasian yang digunakan oleh perpustakaan Sekolah Dasar Negeri di Kecamtan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara 45 Tabel-9: pedoman pengklasifikasian No Nama Sekolah DDC UDC 1 SD Negeri 064996 - - 2 SD Negeri 065004 - - 3 SD Negeri 066659 - - 4 SD Negeri 067249 - - 5 SD Negeri 067256 - - 6 SD Negeri 067260 - - 7 SD Negeri 067264 - - 8 SD Negeri 060954 - - Dari hasil tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua perpustakaan SD Negeri di Kecamatan Medan Marelan tidak memakai pedoman klasifikasi dengan menggunakan DDC atau UDC. Pengklasifikasian yang digunakan oleh perpustakaan disusun berdasarkan subjek tanpa ada nomor klasifikasi. Sebagai contoh, buku matematika disusun menurut subjek matematika dan begitu seterusnya untuk buku- buku yang lain. Tanpa ada nomor klasifikasi penyusunan buku di rak tidak teratur dan dapat membingungkan siswa. Selain itu penyusunan buku yang telah keluar dari rak dapat membuat buku diletakkan tidak pada tempatnya kembali. Tidak digunakannya pedoman klasifikasi pada perpustakaan sekolah dasar disebabkan karena pengelola perpustakaan tidak mengetahui mengenai pedoman klasifikasi baik itu DDC ataupun pedoman klasifikasi lainnya. Ini merupakan salah satu dampak bila pengelola perpustakaan sama sekali tidak mengetahui ilmu perpustakaan.

4.4 Aspek Sosial Perpustakaan Sekolah