Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Konsep

si penerima pesan dapat berupa seorang anggota organisasi, seorang kepala bagian, pimpinan, kelompok orang dalam organisasi, atau organisasi secara keseluruhan. Istilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara terus menerus, berubah-ubah, dan tidak henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi didalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, efektif atau psikomotor. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas jelaslah bahwa pesan yang disampaikan oleh pimpinan selaku komunikator kepada para staf selaku komunikan tidak lain tujuannya adalah sebagai upaya untuk merubah pemikiran, sikap dan perilaku para staf agar mau melakukan pekerjaan organisasi sebagaimana mestinya melalui komunikasi yang diciptakan oleh pimpinan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing perusahaan PT. Telkomsel Pematang Siantar.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang dapat ditarik peneliti dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing perusahaan PT. Telkomsel Pematang Siantar..

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup penelitian maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Pengaruh komunikasi organisasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing perusahaan PT. Telkomsel Pematang Siantar 2. Perusahaan yang dipilih adalah PT. Telkomsel Pematang Siantar yang terletak di Komp Megaland A53 Jl. Sang Nawaluh Pematang Siantar 3. Objek penelitian adalah pegawai yang masih aktif yang ada di lingkungan kantor tersebut. Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar 3. Untuk mengetahui hubungan komunikasi dan motivasi pimpinan perusahaan terhadap kinerja staf marketing di PT. Telkomsel Pematang Siantar.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian mengenai komunikasi. 2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat pada umumnya serta perusahaan atau instansi yang bersangkutan pada khususnya.

1.6 Kerangka Teori

Dalam penelitian ini ilmiah, teori berperan sebagai landasan berfikir. Dengan demikian pemecahan masalah yang diteliti tampak jelas dan sistematis sesuai dengan pengertian teori sendiri yakni serangkaian asumsi, konstruk, defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Mecardo, 1984:84. Nawawi 1991:39-41 mempertegas bahwa kerangka teori merupakan mempertegas bahwa kerangka toeri merupakan landasan dan kerangka berfikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang meggambarkan dari sudut mana masalah penelitian disoroti. Dalam penelitian ini landasan teori yang digunakan adalah teori mengenai komunikasi dalam organisasi, dan motivasi. Universitas Sumatera Utara

1.6.1 Komunikasi dalam organisasi.

Komunikasi merupakan istilah umum, ia dipergunakan dalam semua kesempatan baik dalam pembahasan, maupun dalam membicarakan berbagai masalah. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris, “communication” yang berarti “sama”. Sama disini maksudnya sama makna Effendy, 1990:2. Interaksi yang terjadi didalam organisasi, baik antara atasan dengan bawahan hanya dapat dimungkinkan dengan adanya komunikasi. Menurut Carl I Hovland di dalam bukunya “Social Communication Proccduring of The American Philosophical Society” dalam Effendy, 1984:2 menyatakan bahwa, “Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan opini dan sikap. Dengan demikian naka komunikasi merupakan proses merubah pikiran orang lain. William F Gluech dalam bukunya yang berjudul “Management” seperti dikutip oleh Widjaya1983:8 menyatakan bahwa komunikasi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu : Interpersonal communication komunikasi antar pribadi ; yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang lebih didalam sutu kelompok kecil manusia. Organizational communication komunikasi organisasi ; yaitu pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lenbaga diluar yang ada hubungannya dengan kebutuhan kegiatan pengintegrasian dan modifikasi kepentingan-kepentingan yang berbeda ataupun berlawanan, agar tercapailah kerjasama yang harmonis. Informasi seperti itu mengalir baik melalui struktur formal maupun informal, dan ia mengalir ke arah bawah, ke atas, dan dalam samping.

1. Teori Komunikasi ke Bawah

Menurut Haryani 2001 :43 bahwa komunikasi ke bawah downward communication merupakan aliran komunikasi dari manajemen tingkat atas ke manajemen yang tingkatannya lebih rendah atau kepada karyawan. Komunikasi ke Universitas Sumatera Utara bawah biasanya merupakan aliran atau penyampaian informasi dari atasan kepada bawahannya, yang dapat berupa perintah kerja, evaluasi, prosedur organisasi, pelatihan, dan pengarahan. Katz dan Khan yang dikutip oleh Pace Faules dan diterjemahkan oleh Mulyana 2000 :185 manyatakan bahwa ada 5 jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan : • Informasi mengenai bagaiman melakukan pekerjaan. • Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. • Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi. • Informasi mengenai kinerja pegawai. • Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas

2. Teori Komunikasi ke Atas

Effendy 2005 :43 mengemukakan bahwa : “Komunikais ke atas upward communication adalah komunikasi dari bawahan kepada pimpinan” Pace dan Faules 2000:190 yang diterjemahkan oleh Mulyana mengungkapkan beberapa pendapat ahli mengenai pentingnya komunikasi ke atas, yaitu : • Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya. • Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan mereka. • Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran – saran mengenai operasi organisasi. • Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah. Universitas Sumatera Utara • Komunikasi ke atas membantu pengawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.

1.6.2 Teori Motivasi

Salah satu faktor penting yang mendorong karyawan mau bekerja secara produktif adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan semangat kerja. Untuk mengetahui konsep dasar motivasi kerja karyawan maka perlu diuraikan pengertian motivasi serta teori motivasi. Menurut Stanford dalam Mangkunegara 2000: 93 menyatakan bahwa motivasi didefinisikan sebagai suatu perusahaan karena dengan adanya motivasi diharapkan setiap karyawan mau kerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Selanjutnya dikemukakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan orang untuk mencapai rasa memiliki tujuan bersama dengan memastikan bahwa sejauh mungkin keinginan dan kebutuhan organisasi serta keinginan dan kebutuhan anggotanya berada dalam keadaan yang harmonis atau seimbang. Menurut Stoner et. al. 1995: 134, motivasi merupakan karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Dengan kata lain, motivasi adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Malayu S.P. Hasibuan 2000: 140 menyatakan bahwa motivasi motivation dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Sebagaimana yang dikemukakan Cokroaminoto “ bahwa faktor motivasi memiliki hubungan lansung dengan kinerja individual karyawan “. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya menurut Arni Muhammad 2005:17-18 berpendapat bahwa komponen dasar komunikasi yaitu : • Pengirim Pesan, adalah individu atau orang yang mengirim pesan. • Pesan, adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. • Saluran, adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima. • Penerima Pesan, adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya. • Balikan, adalah respon terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Dari berbagai pendapat para ahli diatas, mengindikasikan bahwa komponen- komponen yang terdapat dalam proses komunikasi, merupakan unsur yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya masing-masing komponen mempunyai peran dan fungsi masing-masing sesuai maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan kepada para staf, maupun antara sesame staf marketing di perusahaan.

1.6.3 Kinerja

Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar kerja yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi . Bisa pula berarti hasil kerja . Pengertian Kinerja Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2000 : 67 “Kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Universitas Sumatera Utara Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani 2003 : 223 “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan 2001:34 mengemukakan “kinerja prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

1.6.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson 2001 : 82 faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi, 3.Dukungan yang diterima, 4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja output individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Menurut Mangkunegara 2000 menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan realita pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap attiude seorang pegawai dalam menghadapi situasi situasion kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc Cleland 1997 seperti dikutip Mangkunegara 2001 : 68, berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau Universitas Sumatera Utara tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja kinerja dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1 Memiliki tanggung jawab yang tinggi 2 Berani mengambil risiko 3 Memiliki tujuan yang realistis 4 Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5 Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6 Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan Menurut Gibson 1987 ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1 Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2 Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja 3 Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan reward system

1.6.3.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja performance appraisal pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Bambang Wahyudi 2002 : 101 “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”. Universitas Sumatera Utara Menurut Henry Simamora 338 : 2004 “ penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”.

1.6.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Syafarudin Alwi 2001 : 187 secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan : 1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision 3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan : 1.Prestasi riil yang dicapai individu 2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi- pestasi yang dikembangkan. Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan latihan dan pengembangan 4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain pegawai

1.7 Kerangka Konsep

Didalam setiap penelitian sosial, seorang peneliti harus terlebih dahulu menetapkan variabel-variabel penelitian sebelum memulai pengumpulan data. Hal ini tertuang dalam kerangka konsep dengan menetapkan variabel akan memudahkan si peneliti untuk melaksanakan penelitiannya. Universitas Sumatera Utara Kerangka Konseptual merupakan defenisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami. Singarimbun, 1989 :17 Guna membantu untuk lebih mengarahkan penelitian ini sesuai objek sasaran yang diharapkan maka dirasakan perlu untuk memberikan pengertian-pengertian tentang konsep variabel sebagai berikut : a Variabel Bebas X1 Komunikasi adalah : Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk merubah pengetahuan, sikap dan prilaku penerima pesan komunikan. a Variabel Bebas X2 Motivasi adalah : Suatu keadaan fisikologi yang muncul akibat adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan. a Variabel Terikat Y Kinerja staf adalah : Hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

1.8 Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

2 46 109

Komunikasi Kelompok Dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Motivasi Pengembangan Diri pada Member MLM CNI di PO DC-369 Kota Pematang Siantar)

5 141 126

Peranan Komunikasi Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT. Asianagro Agungjaya Tanjung Balai Asahan)

9 115 162

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MOTIVASI KERJA PIMPINAN DALAM MEWUJUDKAN MISI PERUSAHAAN DI PT PLNAPJ SURAKART

3 36 156

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 26

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 3

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 39

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 10

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 2

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 17