Sesuai dengan penggunaan lahannya sebagian sumber daya manusia dimanfaatkan pada sektor pertanianperkebunan kelapa dan
peternakan. Namun lebih besar sebagai pekerja nelayan dan nelayan murni bidang perikanan laut. Sebagian sumber daya manusia yang ada
juga tersebar pada sektor industri dan perdagangan hasil laut dan pekerja pelabuhan.
2. Demografi
Berdasarkan laporan kependudukan akhir Oktober tahun 2008, jumlah penduduk di Kota Tanjungbalai adalah 297.047 jiwa, dengan 74.261 kepala
keluarga. Rincian jumlah penduduk di setiap kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Rincian Jumlah Penduduk Setiap Kecamatan di Kota Tanjungbalai
No
Kecamatan Jumlah Penduduk
Jiwa Jumlah
Kepala Keluarga
KK LK
PR 1
2 3
4 5
6 Teluk Nibung
Datuk Bandar Sei Tualang Raso
Tanjungbalai Utara Tanjungbalai Timur
Tanjungbalai Selatan 26.515
23.432 30.925
23.829 16.546
22.219 28.516
22.101 29.012
21.810 23.098
29.044 55.031
45.533 59.937
45.639 39.644
51.263 11.902
9.638 14.406
11.909 12.982
13.424
Jumlah
158.921 138.126
297.047 74.261
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Kota Tanjungbalai Berdasarkan Golongan Umur
Golongan Umur
Tahun
Laki-Laki
Perempuan Total Jiwa
0 – 10 11 – 20
21 – 30 31 – 40
40 keatas 11.127
28.916 30.112
46.792 39.562
13.762 31.229
34.853 42.241
18.453 24.889
60.145 64.965
89.033 58.015
Jumlah
156.509 140.538
297.047
Sumber: Kota Tanjungbalai, 2010
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Tanjungbalai yang berumur 0 – 5 merupakan jumlah penduduk yang terkecil sebanyak 24.889 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk Kota Tanjungbalai yang berumur 31 – 40 merupakan jumlah penduduk yang terbesar sebanyak 89.033 jiwa.
Tabel 4.4. Klasifikasi Penduduk Kota Tanjungbalai Berdasarkan Mata Pencahariannya
No Mata Pencaharian
Jumlahnya
1 2
3 4
5 6
Nelayan Pedagang
PNSABRI Buruh TaniPetani
Buruh Bangunan Lain-lain
32.256 14.796
7.563 14.526
15.624 14.521
Jumlah 99.016
Sumber: Kota Tanjungbalai, 2010. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa klasifikasi penduduk Kota
Tanjungbalai yang berdasarkan mata pencaharian sebagai PNSABRI sebanyak 7.563 merupakan penduduk yang terkecil, sedangkan klasifikasi penduduk Kota
Tanjungbalai yang berdasarkan mata pencaharian sebagai nelayan sebanyak 32.256 adalah penduduk yang terbesar.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Kontribusi UKM dalam Perkembangan Sektor Riil di Kota Tanjungbalai
4.3.1. Kontribusi UKM dalam Menyerap Tenaga Kerja
Di bawah ini akan diuraikan kontribusi UKM dalam perkembangan sektor riil
di Kota Tanjungbalai. Tabel 4.5. Jumlah Pengusaha di Kota Tanjungbalai
No Uraian
Jumlah Unit Persen
1 2
Pedagang Usaha kecil dan menengah
2083 419
83.00 17.00
Jumlah 2502
100.00
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2010. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pedagang yang berkecimpung
di Kota Tanjungbalai adalah 2083 pedagang 83.00 serta sisanya adalah usaha kecil dan menengah sebanyak 419 17.00.
Dibawah ini akan diuraikan perkembangan usaha kecil dan menengah serta tenaga kerja di Kota Tanjungbalai tahun 1999-2008 dapat diuraikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah Serta Tenaga Kerja di Kota Tanjungbalai Tahun 1999 – 2008
Tahun Jumlah Usaha
Kecil dan Menengah
Jumlah Tenaga Kerja
Total Jumlah Tenaga Kerja di
Tanjungbalai Total
Tenaga Kerja UKM
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
792 786
793 481
489 512
513 414
419 419
2511 2447
2473 1876
1686 1486
2486 1448
1415 1415
12939 12784
12881 9784
8969 7768
12189 7821
7045 7033
19,41 19,14
19,20 19,17
18,80 19,13
20,40 18,51
20,09 20,12
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.6 dapat dikatakan bahwa perkembangan usaha kecil dan menengah di Kota Tanjungbalai mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal ini
disebabkan berbagai faktor ekonomi, sosial, politik dan perkembangan lainnya. Pada tahun 1999 jumlah perusahaan berjumlah 792 usaha kecil dan menengah, di mana
jumlah tenaga kerja yang mampu diserap adalah berjumlah 2511 orang. Dan pada tahun berikutnya hanya 786 usaha kecil dan menengah yang ada dan dibarengi
dengan penurunan jumlah tenaga kerja menjadi 2447 orang. Untuk tahun 2001 jumlah usaha kecil dan menengah mengalami peningkatan menjadi 793 dan mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 2473 orang. Akan tetapi untuk tahun 2002 mengalami penurunan yang cukup besar
menjadi 481 usaha kecil dan menengah di mana jumlah tenaga kerja yang mampu diserap hanya 1876 orang. Hal ini disebabkan kurang kondusifnya sektor keamanan
di mana sektor keamanan menjadi salah satu kekuatan agar sektor riil suatu daerah meningkat. Sedangkan untuk tahun 2003 jumlah usaha kecil dan menengah hanya
mengalami sedikit peningkatan menjadi 489 dan tenaga kerjanya menjadi 1686 orang. Tahun 2004 jumlah usaha kecil dan menengah naik menjadi 512, di mana
jumlah tenaga kerja yang terserap tidak mengalami peningkatan yaitu 1486 tenaga kerja. Untuk tahun 2005 hanya 1 usaha kecil dan menengah yang bertambah, hal ini
bisa dimaklumi di mana terjadinya berbagai bencana alam yang secara tidak langsung juga berdampak kepada Kota Tanjungbalai sebagai salah satu kota perdagangan dan
pelabuhan. Walaupun begitu jumlah tenaga kerja yang mampu diserapnya adalah 2.486 tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
Untuk tahun 2006 jumlah usaha kecil dan menengah adalah 414, hal ini disebabkan masih belum pulihnya sektor riil yang disebabkan bencana alam yang
masih sering terjadi di Provinsi Sumatera Utara yang secara tidak langsung juga berdampak kepada sektor riil di Kota Tanjungbalai. Sedangkan jumlah tenaga
kerjanya adalah 1448 tenaga kerja. Pada tahun 2007 dan 2008 jumlah usaha kecil dan menengah berjumlah 419 naik 7 usaha kecil dan menengah dibandingkan pada tahun
2006 dan jumlah tenaga kerjanya tetap untuk tahun 2007 dan 2008 yaitu 1415 orang. Sedangkan dari persentase dapat dikatakan bahwa persentase usaha kecil dan
menengah dalam menyerap tenaga kerja mengalami peningkatan. Pada tahun 1999 usaha kecil dan menengah mampu menyerap 19,41 dari total tenaga kerja yang ada
di Kota Tanjungbalai dan pada tahun 2008 usaha kecil dan menengah mampu menyerap jumlah tenaga kerja sebesar 20,12 yang berarti mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 1999. Salah satu sebab kenaikan tersebut adalah tahun 1999 masih dalam masa pemulihan akibat krisis multi dimensi pada pertengahan tahun
1997 yaitu krisis ekonomi, politik dan kepercayaan investor, sedangkan pada tahun 2008 naik disebabkan ekonomi tidak mengalami gejolak serta perekonomian masih
stabil.
Universitas Sumatera Utara
Di bawah ini akan diuraikan usaha kecil dan menengah pada tahun 2008:
Tabel 4.7. Jumlah Usaha Kecil dan Menengah di Kota Tanjungbalai Tahun 2008
No Jenis Industri
Memakai Mesin Penggerak Tanpa Mesin
Penggerak Jumlah
Industri Jumlah
Daya Tenaga
Penggerak Jumlah
Tenaga
Kerja Jumlah
Industri Jumlah
Tenaga
Kerja
I. Aneka Industri
1 Crumb Rubber
- -
- -
- 2
Latex -
- -
- -
3 Pabrik Rokok
- -
- -
- 4
Minyak Kelapa 5
1500 KVA 50
- -
5 Minyak Kernel
- -
- -
- 6
Minyak Goreng 2
1250 KVA 20
- -
7 Tepung Ikan
2 75 PK
10 -
- 8
Kelapa Parut -
- -
- -
9 Pabrik Es Batu
3 225 PK
40 -
- 10 Coldstorage
4 210 PK
65 -
- 11 Percetakan
7 3000 W
35 -
- 12 Es Cream
- -
- -
- 13 Kerang Asin
- -
- 3
20 14 Pengolahan Sabut Kelapa
- -
- -
- 15 Komponen Makan Ternak
- -
- -
- 16 Pabrik Minyak Sawit
1 1500 KVA
40 -
- 17 PengrajinPengolahan Kayu
8 3000 W
33 -
- 18 Pengolahan Hasil Laut
2 5000 W
30 -
- II.
Pengolahan Pangan 1
Pengasinan Ikan -
- -
9 43
2 Ikan Rebus
- -
- -
- 3
Daging Asap -
- -
- -
4 Telur Asin
- -
- 5
25 5
Bumbu Masak -
- -
16 32
6 Roti Kering
10 45 PK
45 -
- 7
Roti Basah 8
TaucoKecap -
- -
2 5
Universitas Sumatera Utara
No Jenis Industri
Memakai Mesin Penggerak Tanpa Mesin
Penggerak Jumlah
Industri Jumlah
Daya Tenaga
Penggerak Jumlah
Tenaga
Kerja Jumlah
Industri Jumlah
Tenaga
Kerja
9 Kembang Gula
- -
- -
- 10 Penggilingan Kopi
1 3000 W
2 -
- 11 Mie Basah
- -
- -
- 12 Tahu
5 3000 W
25 -
- 13 Tempe
14 Kerupuk dan Sejenisnya -
- -
9 36
15 Terasi -
- -
1 3
16 Dodol -
- -
- -
17 Pembersih Sarang Burung -
- -
5 55
18 Lemonade -
- -
- -
19 Jamu -
- -
- -
20 Pembungkus Garam 1
5000 W 15
- -
III SandangKulit 1
Tenun -
- -
- -
2 SulamanBordir
5 3000 W
22 -
- 3
Penjahit Pakaian 34
3000 W 45
- -
4 Reparasi Jok
- -
- 2
7 5
Tukang Kasur -
- -
4 20
IV KimiaBangunan 1
Makanan Ternak -
- -
- -
2 Pengolahan Kayu
2 75 PK
32 -
- 3
Meubel Kayu 8
5000 W 26
- -
4 Sabun Cuci
1 5000 W
12 -
- 5
Batu Tuas Dari Semen -
- -
3 11
6 Pembakaran Kapur
- -
- -
- 7
Bhn Bagunan dari Semen -
- -
- -
8 Reparasi DynamoBaterei
- -
- 5
18 9
Batu Bata -
- -
- -
10 Reparasi Boat -
- -
2 24
11 Tukang Gigi 3
3000 W 3
- -
Lanjutan Tabel 4.7
Universitas Sumatera Utara
No Jenis Industri
Memakai Mesin Penggerak Tanpa Mesin
Penggerak Jumlah
Industri Jumlah
Daya Tenaga
Penggerak Jumlah
Tenaga
Kerja Jumlah
Industri Jumlah
Tenaga
Kerja
12 Tukang Gambar 2
5000 W 8
8 16
13 SalonTukang Pangkas 26
3000 W 52
- -
V Logam
1 Pandai Besi
- -
- 2
8 2
Pengecoran Logam 1
15000 W 20
- -
3 Barang dari Alumunium utk
Bangunan 3
3000 W 11
- -
4 Tukang Las
30 5000 W
66 -
- 5
Reparasi RadioTV 22
26400 W 45
- -
6 Reparasi Kulkas
3 3600 W
7 -
- 7
Reparasi Mobil -
- -
12 33
8 Reparasi Sepeda Motor
- -
- 30
45 9
Reparasi SepedaBecak -
- -
14 27
10 Tukang Emas -
- -
17 23
VI Kerajinan Umum 1
Alat-alat Dapur -
- -
7 21
2 Arang Tempurung
- -
- 1
7 3
Tempel Ban -
- -
16 16
4 Pembuatan Stempel
- -
- 3
3 5
Photo Copy 11
13200 W 33
- -
6 Tukang Jam
- -
- 7
8 7
Bubut 16
39600 W 43
- -
8 Pembuatan Sepatu
1 1200 W
2 -
- 9
Reparasi Sepatu -
- -
- -
10 Pertukangan Kapal Kayu 5
6000 W 23
5 34
11 Sapu Lidi Hias -
- -
1 3
12 Barang Dari Kaca 5
6000 W 9
- -
13 Reparasi Timbangan -
- -
1 3
Jumlah 229
869 190
546
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2010.
Lanjutan Tabel 4.7
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Kontribusi UKM terhadap Investasi
Di bawah ini akan diuraikan kontribusi UKM terhadap investasi di Kota
Tanjungbalai dapat diuraikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Perkembangan Nilai Investasi Usaha Kecil dan Menengah di Kota
Tanjungbalai Tahun 2004 – 2008
Tahun Nilai Investasi
UKM Rp Perkembangan
PDRB Sektor Riil Rp
Persentase Nilai Investasi UKM
terhadap PDRB
2004 2.731.000.000
352.181.670.000 0.78
2005 3.266.200.000
371.490.140.000 0.88
2006 2.457.054.000
402.098.270.000 0.61
2007 2.559.854.000
438.198.470.000 0.58
2008 2.579.925.000
485.269.790.000 0.53
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2010. Dari data di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2004 nilai investasi
Rp. 2.731.000.000, sedangkan PDRB Sektor Riil adalah Rp. 352.181.670.000, jadi dapat dikatakan bahwa kontribusi persentase UKM terhadap PDRB adalah sebesar
0.78. Dan pada tahun 2005 nilai investasi Rp. 3.266.200.000, sedangkan PDRB Sektor Riil adalah Rp. 371.490.140.000, kontribusi persentase UKM terhadap PDRB
adalah sebesar 0.88. Hal ini cukup tinggi kenaikannya dibandingkan tahun sebelumnya. Ada berbagai faktor pendukung yang menyebabkan nilai UKM naik
begitu tinggi, salah satunya adalah kondusifnya pemilu presiden pada tahun 2004 sehingga banyak konsumen percaya dan menambah nilai investasinya di Kota
Tanjungbalai. Pada tahun 2006 nilai investasi Rp. 2.457.054.000, sedangkan PDRB Sektor
Riil adalah Rp. 402.098.270.000, kontribusi persentase UKM terhadap PDRB adalah
Universitas Sumatera Utara
sebesar 0.61 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2007 nilai investasi Rp. 2.559.854.000,
sedangkan PDRB Sektor Riil adalah Rp. 438.198.470.000, kontribusi persentase UKM terhadap PDRB adalah sebesar 0.58, juga mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2006. Pada tahun 2008 nilai investasi UKM adalah Rp. 2.579.925.000, sedangkan
PDRB Sektor Riil adalah Rp. 485.269.790.000, kontribusi persentase UKM terhadap PDRB adalah sebesar 0.53. Dari data tersebut dapat dijelaskan mengapa nilai
investasi yang ditanamkan tetap, sedangkan nilai PDRB mengalami kenaikan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kenaikan PDRB tersebut, antara lain ada beberapa usaha sejenis yang sama seperti UKM tapi dimiliki oleh usaha besar sehingga secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kenaikan PDRB sektor riil.
4.3.3. Kontribusi UKM terhadap PDRB
Dibawah ini akan diuraikan kontribusi UKM terhadap PDRB di Kota
Tanjungbalai dapat diuraikan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Perkembangan PDRB Usaha Kecil dan Menengah terhadap Tenaga
Kerja di Kota Tanjungbalai Tahun 2004 – 2008 Tahun
PDRB UKM Rp
PDRB Rp Persentase UKM
terhadap PDRB
2004 111.424.800
352.181.670.000 0,03
2005 140.773.220
371.490.140.000 0.04
2006 81.082.782
402.098.270.000 0,02
2007 73.979.781
438.198.470.000 0,02
2008 67.852.028
485.269.790.000 0,01
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas dapat dikatakan bahwa persentase UKM terhadap PDRB pada tahun 2004 adalah sebesar 0,03 dan mengalami peningkatan pada tahun
berikutnya menjadi 0,04. Hal ini disebabkan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap UKM. Pada tahun 2006 persentase UKM terhadap PDRB adalah
sebesar 0,02 artinya mengalami penurunan dibandingkan tahun 2005 dikarenakan munculnya pesaing-pesaing yang baru. Pada tahun 2007 persentase UKM terhadap
PDRB adalah sebesar 0,02 juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan masih belum siapnya pelaku UKM dalam
menyikapi pesaing-pesaing yang baru dan tidak adanya inovasi dari pelaku UKM untuk membuat terobosan yaitu menciptakan produk terbaru agar dapat bersaing
dengan pesaing-pesaing tersebut. Sedangkan pada tahun 2008 persentase UKM terhadap PDRB adalah sebesar
0,01 yang artinya tetap mengalami penurunan yang lumayan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 0,02. Dengan terjadi penurunan setiap tahunnya, maka
pemerintah mengeluarkan UU No. 20 Tahun 2008 yang memberikan kemudahan bagi pelaku UKM untuk memperoleh dana bantuan dari pemerintah serta kemudahan
dalam mengurus izin usaha agar mampu bersaing dengan usaha lainnya sehingga dapat berkembang serta menjadi soko guru bagi perekonomian daerah maupun
nasional.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Karakteristik UKM
Dilihat dari segi usaha, kategori terbesar 25,40 responden bergerak di bidang industri pangan. Kemudian disusul oleh industri reperasi kendaraan roda 2
12,90 , industri kerajinan, industri pakaian, reperasi mobil Roda 4 sebesar 9,52, kemudian industri reperasi TVelektronik radio dan salonpangkas 7,94,
service becak 6,35, jasa tukang jam 4,76, reperasi kulkas 3,17 dan reperasi timbangan serta pertukangan pandai besi sebesar 1,59. Hal ini menunjukkan
bahwa sektor usaha yang sangat berperan adalah sektor industri pangan dan industri kendaraan roda 2.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa karakteristik UKM yang menjadi survey yang telah dilakukan.
25 ,4
9, 52
9, 52
4, 76
3, 17
1, 59
1, 59
9, 52
12 ,7
6, 35
7, 94
7, 94
INDUSTRI PANGAN INDUSTRI KERAJINAN
PENJAHIT PAKAIAN JASA TUKANG JAM
REPARASI KULKAS REPARASI TIMBANGAN
PERTUKANGAN PANDAI BESI REPARASI MOBIL RODA 4
REPARASI KENDERAAN RODA 2 SERVICE BECAK
REPARASI TV ELEKTRONIK RADIO SALON PANGKAS
Gambar 4.1. Karakteristik UKM terhadap Jenis Komoditi
Jumlah tenaga kerja yang mampu diserap dari survey yang telah dilaksanakan adalah 78,70 laki-laki, sedangkan perempuan sebesar 21,30. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa tenaga kerja laki-laki memegang peran penting dalam memberdayakan UKM di Kota Tanjungbalai.
78,70 21,30
Laki-laki Perempuan
Gambar 4.2. Rasio Tenaga Kerja yang Diserap oleh UKM Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari gambar di bawah dapat diketahui bahwa jumlah produksi terbesar adalah sektor industri penjahit pakaian 32,57 diikuti oleh sektor industri pangan sebesar
24. Sedangkan sektor reperasi kendaraan roda 2 sebesar 18,90, reperasi mobil 7,36, jasa tukang jam 6,76, service becak dan industri kerajinan 3,98.
Industri reperasi kulkas 1,18, pertukangan pandai besi 0,84, reperasi TVelektronik radio 0,76, reperasi timbangan 0,18 dan salonpangkas 0,10.
Dari data tersebut menunjukkan gambaran bahwa masyarakat sangat berkepentingan terhadap perkembangan industri penjahit pakaian yang sangat besar
dalam menghasilkan produksi per tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3. Jumlah Unit Layanan dalam UKM
Dari segi usaha, nilai investasi terbesar 34,63 adalah bergerak di bidang reperasi kendaraan roda 2, disusul kemudian industri pangan 18,97, kemudian
penjahit pakaian 12,33. Sektor industri kerajinan 9,56, reperasi mobil 7,90, reperasi TVradio 5,84, jasa tukang jam 3,17, salonpangkas 2,87, reperasi
kulkas 1,86, pertukangan pandai besi sebesar 0,75 dan reperasi timbangan sebesar 0,10. Data tersebut menggambarkan nilai investasi yang sangat
membutuhkan biaya banyak adalah reperasi kendaraan roda 2 dan berpotensi dapat meningkatkan nilai tambah bagi kemajuan UKM.
24,00
3,38 32,57
6,76 1,18
0,18 0,84
7,36 18,90
3,98 0,76
0,10
Universitas Sumatera Utara
18,97 9,56
12,33 3,17
1,86 7,90
34,63
2,01 5,84
2,87 0,75
0,10
IN DU
ST RI
P AN
GA N
IN DU
ST RI
K ER
AJ IN
AN PE
NJ AH
IT P
AK AI
AN JA
SA TU
KA NG
JA M
RE PA
RA SI
K UL
KA S
RE PA
RA SI
T IM
BA NG
AN
PE RT
UK AN
GA N
PA ND
AI B
ES I
RE PA
RA SI
M OB
IL R
OD A
4
RE PA
RA SI
K EN
DE RA
AN R
OD A
2 SE
RV IC
E BE
CA K
RE PA
RA SI
T V
E LE
KT RO
NI K
RA DI
O SA
LO N
P AN
GK AS
Gambar 4.4. Jumlah Persentase Investasi yang Mampu Diserap UKM
Data survey menyatakan bahwa industri kendaraan roda 2 mempunyai izin usaha sebesar 12,70, disusul industri penjahit pakaian dan reperasi TVradio
sebesar 7,94, kemudian service becak sebesar 6,35. Sedangkan industri pangan, kerajinan, jasa tukang jam dan salongpangkas sebesar 4,76, kemudian reperasi
kulkas 3,17, reperasi timbangan dan pertukangan pandai besi 1,59 serta reperasi mobil Roda 4 tidak mempunyai izin usaha sama sekali. Sisanya 39,68
tidak mempunyai izin usaha sama sekali. Hal ini dapat diketahui bahwa tingkat kesadaran dari industri UKM kurang
memadai di mana kebanyakan UKM kurang mengetahui bagaimana pentingnya izin usaha agar bisa menaikkan nilai tambah bagi mereka untuk bersaing dengan industri
luar daerah ataupun luar negeri yang mempunyai kepentingan yang sama yaitu jenis usaha yang sama.
Universitas Sumatera Utara
39 ,6
8
4, 76
7, 94
6, 35
12 ,7
0, 00
1, 59
1, 59
3, 17
4, 76
7, 94
4, 76
4, 76
IN D
US TR
I P AN
G AN
IN D
US TR
I K ER
AJ IN
AN PE
N JA
H IT
P AK
AI AN
JA SA
T UK
AN G
JA M
RE PA
RA SI
K U
LK AS
R EP
AR AS
I T IM
BA NG
AN
PE R
TU KA
NG AN
P AN
DA I B
ES I
R EP
AR AS
I M O
BI L
R O
D A
4
R EP
AR AS
I K EN
DE R
AA N
R O
DA 2
SE RV
IC E
BE C
AK
R EP
AR AS
I T V
E LE
KT RO
N IK
R AD
IO SA
LO N
PA N
G KA
S
Ti da
k m
em pu
ny ai
izi n
Us ah
a
Gambar 4.5. Jumlah Persentase UKM yang Mempunyai Izin Usaha
Dagi gambar di bawah dapat dinyatakan bahwa mayoritas survey mempunyai komoditi unggulan sebesar 80.95, disusul komoditi umum sebesar 14,29 dan
komoditi kerajinan sebesar 4,76. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi unggulan harus lebih diperhatikan dan dikembangkan oleh pemerintah karena masyarakat
menjadikan komoditi ini sebagai pendapatannya.
80,95
14,29 4,76
0,00 Unggulan
Umum Kerajinan
Andalan
Gambar 4.6. Jumlah Persentase Komoditi Unggulan
Universitas Sumatera Utara
4.5. Perkembangan Sektor Riil Kota Tanjungbalai
Perkembangan ekonomi di Kota Tanjungbalai harus dilihat dari fungsi-fungsi utama Kota Tanjungbalai dalam kerangka konteks Regional Kota Tanjungbalai yaitu:
1. Sebagai pusat pemerintahan daerah yaitu Kota Tanjungbalai, sejalan dengan itu,
perwakilan dari berbagai usaha dagang juga berdomisili di Tanjungbalai. 2.
Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat. Dalam kerangka ini, antara lain, di Tanjungbalai terdapat rumah sakit umum, rumah sakit umum
daerah, RRI dan lain sebagainya. Fungsi ini kemudian ditopang lagi dengan munculnya fasilitas yang samafasilitas pelengkap yang dikembangkan oleh
swasta. 3.
Sebagai alat perkantoran swasta, yaitu sebagai kantor koordinasi walaupun kegiatan lapangannya tersebar diberbagai tempat di Kota Tanjungbalai.
4. Sebagai kota pelabuhan yang wilayah pengaruhnya mencakup seluruh Provinsi
Sumatera Utara, bahkan juga provinsi tetangga. 5.
Sebagai pintu gerbang ekspor dan impor melalui baik laut, dan fungsi ini juga dimanfaatkan oleh kota-kota di provinsi tetangga terutama Daerah Istimewa Aceh
dan Riau. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, maka sektor-sektor yang menonjol
di Kota Tanjungbalai adalah yang bersifat fungsi pelayanan terhadap wilayah hinterlandnya. Wilayah Hinterland Kota Tanjungbalai bukan hanya seluruh
Tanjungbalai tetapi mencakup juga wilayah tetangga terutama Kabupaten Asahan karena kota Tanjungbalai dikelilingi Kabupaten Asahan. Hal ini juga berarti bahwa
Universitas Sumatera Utara
perkembangan Kota Tanjungbalai sangat terkait erat dengan perkembangan wilayah belakangnya tersebut.
Kota Tanjungbalai sebagai salah satu kota pelabuhan di Provinsi Sumatera Utara, sudah barang tentu perekonomiannya akan mengikuti gaya daerah maju. Hal
ini dapat dilihat dari struktur perekonomian Kota Tanjungbalai yang sumbangan terbesarnya berasal dari sektor tersier yaitu sekitar 70. Penopang utama sektor
tersier adalah pada sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi serta sektor bank dan lembaga keuangan lainnya.
Basis ekonomi Kota Tanjungbalai berdasarkan peranan pembentukan PDRB Kota Tanjungbalai adalah sektor penggalian, bangunan dan sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan. Dengan ditunjang oleh letak Kota Tanjungbalai yang strategis dan infrastruktur yang tersedia cukup baik maka Kota Tanjungbalai sangat
potensial akan menjadi pusat pelabuhan di Sumatera Utara. Pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungbalai kurun waktu 2004 – 2009 dapat
dilihat dari perkembangan nilai PDRB Kota Tanjungbalai baik menurut harga konstan maupun menurut harga berlaku. Dari pertumbuhan angka-angka tersebut
terlihat adanya suatu bentuk turun naik dari pertumbuhan nilai PDRB dalam persentase kenaikan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10. Distribusi Persentase PDRB Kota Tanjungbalai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2008
No
Lapangan Usaha 2004
2005 2006
2007 2008
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Pertanian
Penggalian Industri Pengolahan
Listrik,Gas Air Bangunan
Perdagangan Angkutan
Keuangan Jasa-Jasa
22,37 1,63
22,73 0,75
8,32 21,21
7,19 4,50
11,30 21,09
1,89 23,12
0,75 10,06
20,55 7,33
4,35 10,86
20,38 2,10
23,02 0,76
11,59 20,07
7,29 4,27
10,52 19,66
2,33 22,27
0,76 13,45
19,76 7,25
4,46 10,06
19,57 2,46
20,97 0,76
13,85 20,34
7,36 4,72
9,97
PDRB Kota Tanjungbalai 100.00
100.00 100.00 100.00
100.00
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2010. Dalam persentase kontribusi terhadap PDRB Kota Tanjungbalai, ada beberapa
sektor yang mengalami peningkatan maupun penurunan. Sektor-sektor yang mengalami peningkatan antara lain:
1. Sektor penggalian mengalami kenaikan yaitu sebesar 1,63 tahun 2004 menjadi
2,46 pada tahun 2008. 2.
Sektor Listrik, Gas dan Air Minum mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,75 tahun 2004 menjadi 0,76 pada tahun 2008.
3. Sektor bangunan mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu pada tahun
2004 hanya sebesar 8,32 naik menjadi 13,85 tahun 2008. 4.
Sektor angkutan mengalami dari 7,19 tahun 2004 menjadi 7,36 tahun 2008. 5.
Sektor keuangan, walaupun sektor ini banyak dilanda krisis macet tetapi mengalami peningkatan yang cukup kontribusi persentasenya terhadap PDRB
yaitu dari 4,50 tahun 2004 meningkat menjadi 4,72 tahun 2008. Sektor-sektor yang mengalami penurunan persentase kontribusi terhadap
PDRB Kota Tanjungbalai ialah:
Universitas Sumatera Utara
1. Sektor Pertanian, Kontribusinya PDRB Kota Tanjungbalai menurun dari 22,37
2004 menjadi 19,57 tahun 2008. 2.
Sektor Industri Pengolahan: Selama kurun waktu 2004 – 2008 mengalami penurunan persentasenya terhadap PDRB Kota Tanjungbalai. Tahun 2004
kontribusi persentasenya sebesar 22,73 turun menjadi 20,97 tahun 2008. 3.
Sektor Perdagangan mengalami penurunan yang cukup berarti sejak terjadi krisis menerpa Indonesia dari 21,21 tahun 2004 menjadi 20,34 tahun 2008.
4. Sektor jasa-jasa mengalami penurunan kontribusi persentase terhadap PDRB Kota
Tanjungbalai dari 11,30 tahun 2004 menjadi 9,97 pada tahun 2008. Dari uraian di atas dengan melihat besarnya konstribusi yang diberikan
masing-masing sektor terhadap PDRB Kota Tanjungbalai, maka selama kurun waktu 2004 – 2002, sektor-sektor yang paling dominan ada 4 sektor yaitu:
1. Sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 20,97,
2. Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,34,
3. Sektor pertanian sebesar 19,57,
4. Sektor bangunan sebesar 13,85.
Dari uraian di atas terlihat ada beberapa sektor yang menjadi dominan dalam memberikan kontribusi bagi PDRB Kota Tanjungbalai. Salah satu yang paling
menonjol adalah sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 19,57. Melihat besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor pertanian terhadap PDRB,
tentu saja hal ini tidak terlepas dari peranan UKM.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Perkembangan PDRB dan Pendapatan Per kapita Kota Tanjungbalai Atas Dasar Harga Berlaku Kurun Waktu 2001 – 2008
Uraian Tahun
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
1 2
3 4
5 6
7 8
9
PDRB adhb Jutaan Rp
1.024.044,89 1.164.066,52 1.352.281,61 1.574.157,56 1.763.001,23 1.972.647,91
2.229.501,59 2.479.882,94
Penduduk Pertengahan
Tahun jiwa 139.734,00
142.149,00 145.572,00
149.238,00 152.814,00
156.475,00 159.935,00
163.686,00 PDRB Per
Kapita Rp 7.328.530,59 8.189.058,81 9.289.434,88 10.547.967,42 11.536.909,13 12.606.792,85 13.940.048,08 15.150.244,61
Persentase Kenaikan
PDRB Per Kapita
9,73 11,74
13,44 13,55
9,38 9,27
10,58 8,68
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2010.
Keterangan : r Angka perbaikan
Angka sementara 57
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa persentase kenaikan PDRB per kapita pada tahun 2002 adalah sebesar 11,74 naik dari 9,73 pada tahun
sebelumnya. Pada tahun 2003 nilai persentase kenaikan PDRB per kapita adalah 13,44 naik sekitar 1,7 dibandingkan tahun 2002. Begitu juga dengan tahun 2004
kembali mengalami kenaikan nilai persentase PDRB per kapita menjadi 13,55. Pada tahun 2005 nilai persentase kenaikan PDRB per kapita mengalami
penurunan menjadi 9,38 dibandingkan tahun 2004. Hal ini disebabkan berbagai faktor antara lain terjadinya Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam pada akhir tahun
2004. Sebagian masyarakat lebih memilih untuk membeli kebutuhan pokok untuk disumbangkan ke daerah-daerah yang terkena dampak musibah tsunami.
Pada tahun 2006 persentase nilai kenaikan PDRB per kapita mengalami penurunan sebesar 0,11 atau menjadi 9,2 . Sedangkan pada tahun 2007 persentase
kenaikan PDRB per kapita mengalami peningkatan menjadi sebesar 10,58 dan pada tahun 2008 persentase kenaikan PDRB per kapitanya turun menjadi 8,68 atau 1,9
dibandingkan tahun 2007. Hal ini disebabkan banyak bencana yang terjadi di berbagai daerah Sumatera Utara yang secara tidak langsung mempengaruhi nilai
penjualan.
4.6. Program Pengembangan UKM
Program ini bertujuan mengembangkan sentra UKM menjadi klaster bisnis yang dinamis di setiap daerah. Program ini mencakup rangkaian kebijakan dan
aktivitas sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Mengembangkan kebijakan sentra UKM dan klaster bisnis sebagai pendekatan
pengorganisasian dalam pemberdayaan UKM di Kota Tanjungbalai. 2.
Menstimulan dan memfasilitasi peran serta Pemerintah Propinsi, Pemerintah KabupatenKota dan Dunia Usaha untuk mengembangkan sentra UKM
di wilayahnya menjadi klaster bisnis yang dinamis. 3.
Mengidentifikasi dan memetakan sentra bisnis UKM di Kota Tanjungbalai, serta menginventarisasi potensinya.
4. Mengembangkan dan memfasilitasi kerjasama antar UKM di dalam sentra, dan
antar UKM dengan sentra lainnya, serta kerjasama UKM dalam sentra dengan pelaku usaha lainnya dalam rangka mencapai skala ekonomis.
5. Mendorong terbentuknya Forum Pengembangan Klaster di Tingkat Provinsi dan
KabupatenKota untuk Memfasilitasi Keterkaitan Usaha di Klaster 6.
Mengembangkan sentra bisnis UKM unggulan di setiap kabupatenkota melalui peningkatan produktivitas UKM yang berbasis teknologi tepat guna.
7. Melaksanakan perencanaan, fasilitasi, pemantauan dan evaluasi pengembangan
sentra bisnis UKM di Kota Tanjungbalai.
4.7. Pengembangan UKM
Dalam rangka pengembangan kapasitas usaha UKM, pengembangan lembaga penyedia jasa pengembangan bisnis terus dilanjutkan. Adapun tujuannya adalah
untuk memberikan layanan informasi, konsultasi, pelatihan, bimbingan, bantuan kontak bisnis, fasilitasi dalam memperluas pasar, akses permodalan, pengembangan
Universitas Sumatera Utara
teknik produksi melalui teknologi tepat guna, serta pengembangan organisasi dan manajemen, termasuk membantu penyusunan proposal pengembangan bisnis UKM.
Sebagai upaya memfasilitasi UKM dalam memperluas akses dan pangsa pasar, antara lain, terus dilakukan promosi produk-produk UKM melalui pameran,
baik di dalam maupun di luar negeri. Kegiatan itu juga dilakukan dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam mengembangkan kegiatan promosi produk-produk
UKM. Hal penting yang telah dilaksanakan adalah merintis pembangunan pangkalan data produk UKM, baik yang berorientasi ekspor maupun berorientasi pasar
domestik. Hasil itu selanjutnya digunakan untuk membangun wahana perdagangan trading board yang berfungsi sebagai wahana pasar secara elektronis electronic
market place yang dapat diakses secara elektronis on-line. Selain itu, pembentukan jaringan pemasaran produk UKM, dan kemitraan
antara UKM termasuk koperasi dan usaha besar terus ditingkatkan. Salah satu upaya yang ditempuh adalah pemanfaatan momentum hari-hari besar nasional dengan
menyelenggarakan pasar rakyat. Manfaat penyelenggaraan pasar rakyat itu, antara lain, adalah memberikan kesempatan kepada koperasi dan UKM untuk memasarkan
produknya, membantu meringankan beban masyarakat dalam memenuhi keperluan bahan pokok seperti pakaian atau barang-barang lain yang diperlukan untuk
merayakan hari besar dengan harga yang relatif murah dan terjangkau; serta memenuhi ketersediaan dan keperluan bahan pokok bagi masyarakat dengan
menyinergikan potensi dunia usaha yang mencakup produsen, distributor, grosir, dan pengecer.
Universitas Sumatera Utara
Dalam rangka pengembangan kewirausahaan dan daya saing UKM telah diupayakan langkah-langkah untuk meningkatkan penerapan dan kualitas
kewirausahaan, baik PKM maupun calon-calon wirausaha baru. Untuk itu, telah disusun program induk pengembangan kewirausahaan serta model pemberdayaan
sumber daya manusia UKM dan pelaksanaan pelatihan kewirausahaan. Langkah- langkah itu diharapkan juga akan mendorong peningkatan jumlah wirausaha baru
berbasis iptek, dan berkembangnya ragam produk-produk unggulan UKM. Kegiatan penumbuhan usaha baru juga didukung oleh penyediaan insentif
melalui program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina lingkungan PKBL sebagai kelanjutan program pembinaan usaha kecil dan koperasi PUKK
yang telah berjalan sejak tahun 1989. Upaya itu dilaksanakan dengan memanfaatkan dana yang bersumber dari penyisihan laba BUMN bagian pemerintah.
Dalam rangka pengoptimalan penyaluran dana yang berasal dari BUMN ke usaha kecil dan koperasi telah dilakukan penyempurnaan mekanisme dan prosedur
pelaksanaannya melalui diterbitkannya Peraturan Bersama Menteri Koperasi dan UKM dengan Menteri Negara BUMN pada tanggal 9 April 2005 tentang Optimalisasi
Pengelolaan Dana Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi.
Selanjutnya, untuk memberikan peluang yang lebih luas bagi UKM dalam rangka meningkatkan nilai tambah berbagai produk, telah dilaksanakan kegiatan
percontohan usaha dengan pola perguliran di sektor agribisnis yang dirintis, yang meliputi pengembangan usaha sapi perah, sapi potong penggemukan sapi,
Universitas Sumatera Utara
persusuan, usaha budi daya, pembibitan itik, usaha kambing, domba, perikanan, dan serat rami haramai.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan produktivitas dari usaha berskala mikro yang merupakan bagian terbesar pelaku usaha, ditempuh langkah-langkah
pemberdayaan usaha mikro sebagai berikut: 1.
Pengembangan usaha mikro, termasuk yang tradisional melalui pendekatan sentra-sentra produksiklaster;
2. Penyediaan skim pembiayaan dan peningkatan kualitas layanan lembaga
keuangan mikro; dan 3.
Penyediaan insentif dan pembinaan usaha mikro. Berbagai hasil penelitaian bahwa pengembangan UKM membutuhkan
pengembangan aspek-aspek non-finansial, luas dan pentingnya pengembangan aspek- aspek non-finansial telah diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008.
4.8. Pengembangan Menurut UU UKM
Berbagai hasil penelitian bahwa pengembangan UKM membutuhkan pengembangan aspek-aspek non-finansial, luas dan pentingnya pengembangan aspek-
aspek non-finansial telah diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008. Bardasarkan UU No. 20 tahun 2008 pasal 7, pengembangan usaha UKM dari
aspek non-finansial menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan memberikan fasilitas pengembangan usaha dalam bidang sarana dan
Universitas Sumatera Utara
prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha, kesempatan berusaha, promosi dagang dan dukungan kelembagaan.
Lebih jauh dalam Pasal 16 tentang pengembangan usaha ditetapkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi pengambangan usaha dalam bidang
produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia serta desain dan teknologi.
Pengembangan dalam bidang produksi dan pengolahan sebagaimana dimaksud dalam meningkatkan teknik produksi dan pengolahan serta kemampuan
manajemen bagi usaha mikro, kecil, dan menengah, mendorong penerapan standarisasi dalam proses produksi dan pengolahan dan meningkatkan kemampuan
rancang bangun dan perekayasaan bagi usaha menengah. Dalam
bidang pemasaran,
pengembangan dilakukan
dengan cara
melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran, menyebar luaskan informasi pasar, meningkatkan kemampuan manajemen dan tehnik pemasaran, menyediakan
sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba pasar, lembaga pemasaran, penyedian rumah dagang, dan promosi usaha mikro dan kecil, memberikan dukungan
promosi produk, jaringan pemasaran, dan distribusi dan menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran.
Kemudian untuk mengembangkan bidang sumber daya menusia dilakukan dengan memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan, meningkatkan
keterampilan teknis dan manajerial, dan membentuk dan mengembangkan lembaga
Universitas Sumatera Utara
pendidikan dan pelatihan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motifasi dan kreativitas bisnis dan penciptaan wirausaha baru.
Pengembangan dalam bidang desain dan teknologi sebagaimana dimaksud dalam UU No. 20 Tahun 2008 dilakukan dengan meningkatkan kemampuan
di bidang desai dan teknologi serta pengendalian mutu, meningkatkan kerjasama dan alih teknologi, meningakatkan kemampuan usaha kecil dan menengah di bidang
penelitian untuk mengembangkan desai dan teknologi baru, memberikan insentif kepada usaha mikro, kecil, dan menengah yang mengembangkan teknologi dan
melestarikan lingkungan hidup dan mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah untuk memperoleh sertifikat hak hak atas kekayaan intelektual.
4.9. Tindak Lanjut Pemberdayaan UKM
Berlandaskan kondisi objektif dan isu-isu strategis yang berkembang, beberapa tindak lanjut untuk memberdayakan koperasi dan UKM perlu dilakukan,
khususnya meliputi: 1.
Penuntasan penyelesaian penyempurnaan UU tentang Koperasi, UU tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, termasuk produk perundangan turunannya,
antara lain, tentang kegiatan usaha simpan pinjam dan kemitraan pola subkontrak serta peningkatan fasilitasi perizinan dan formalisasi badan usaha bagi UKM dan
koperasi. 2.
Penuntasan penyelesaian kredit macet UKM dan menyusun peta jalan pengembangan lembaga keuangan mikro beserta landasan hukumnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Peningkatan kualitas koordinasi kebijakan dan program antarinstansi sektoral,
antara pemerintah pusat, daerah, dan pemilik kepentingan. 4.
Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi melalui penataan serta penguatan organisasi dan manajemen koperasi, termasuk pula memperluas pemasyarakatan
praktik-praktik terbaik koperasi.
4.10. Strategi Pengembangan UKM
Luasnya wilayah di Kota Tanjungbalai merupakan salah satu bentuk keunggulan yang dimiliki oleh para pelaku UKM sehingga ketika UKM
meningkatkan jumlah produksinya, maka produksinya bisa di pasarkan di Kota Tanjungbalai saja serta berharap bisa juga dilirik oleh wilayah lainnya. Berbagai
peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah semakin memudahkan UKM untuk meningkatkan kemampuan baik dari segi dana maupun berbagai kemudahan lainnya.
UU No. 20 Tahun 2008 merupakan salah satu undang-undang yang sangat menguntungkan bagi para pelaku UKM yang salah satu isinya adalah kemudahan
dalam mengurus perizinan usaha. Peraturan tersebut, dengan demikian dapat dikatakan bahwa UKM memiliki
nilai lebih untuk dapat berkembang secara pasti karena kemudahan dalam memperoleh pinjaman, izin usaha dan sebagainya.
Kerjasama juga perlu ditingkatkan antara pelaku UKM tersebut, hal ini dimaksudkan agar kerjasama tersebut bisa menghasilkan point-point tersendiri seperti
kesamaan dalam memasarkan produksi, inovasi produk agar lebih bervariasi serta
Universitas Sumatera Utara
menciptakan suatu produk yang mencerminkan keadaan dan masyarakat kota Tanjungbalai itu sendiri.
Selain berbagai keunggulan tersebut, ternyata kelemahan yang dimiliki UKM masih ada seperti masih sedikitnya pelaku UKM memiliki izin usaha walaupun telah
diberikan berbagai kemudahan untuk pengurusan izin. Hal ini bisa menjadi salah citra buruk bagi UKM untuk kedepannya, karena banyak hambatan yang bakal di temui
ketika UKM harus berurusan dengan birokrasi dan dalam setiap pengembangan UKM-nya.
Meningkatkan iptek, karena iptek sangat penting dalam mendukung peningkatan jumlah produksi, menciptakan berbagai variasi produk serta mengurangi
tingkat kesalahan manusia. Perlu ditingkatkan lagi dari UKM itu sendiri adalah promosi yang selama ini
hanya melalui Pekan Raya Sumatera Utara. Sebaiknya para pelaku UKM mempunyai inisiatif dalam melakukan promosi seperti membuat brosur tentang berbagai produk
yang dimiliki oleh UKM sehingga tidak hanya masyarakat Kota Tanjungbalai itu saja yang tahu, akan tetapi juga di luar Kota Tanjungbalai juga mengetahui berbagai
produk UKM. Izin usaha yang tidak ada, maka peluang untuk meningkatkan ke arah yang
lebih baik lagi bisa terbentur tidak adanya izin usaha seperti peminjaman modal bagi pengembangan UKM-nya.
Perlunya pelatihan bagi tenaga kerja UKM, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi maupun inovasi dari produk yang dimiliki oleh UKM.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya pelatihan, maka UKM bisa meningkatkan daya saing terhadap usaha yang sejenis serta bisa meminimalisir tingkat kesalahan dari hasil produksi.
4.11. Analisis SWOT 4.11.1. Analisis Faktor-faktor Internal
A. Elemen Kekuatan 1.
Kemudahan Bahan Baku
Kota Tanjungbalai merupakan salah satu kota perdagangan di Sumatera Utara, jadi dapat dikatakan karena merupakan salah satu kota perdagangan maka kemudahan
dalam memperoleh bahan baku sangat penting bagi kemajuan UKM. Dengan adanya bahan baku, maka UKM akan dapat bersaing secara sehat terhadap usaha-usaha
sejenis lainnya yang muncul baik dalam skala menengah maupun skala besar.
2. Kemudahan untuk beroperasi