2.4. Jenis-jenis UKM
Menurut Setyobudi 2007, sekarang ini banyak ragam jenis usaha UKM di Indonesia, tetapi secara garis besar dikelompokkan dalam 4 kelompok:
1. Usaha Perdagangan
Keagenan: agen koranmajalah, sepatu pakaian dan lain-lain; pengecer: minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan, dan lain-lain: EksporImpor: produk lokal dan
internasional; sektor inormal: pengumpulan barang bekas, pedagang kaki lima dan lain-lain.
2. Usaha Pertanian
Meliputi Perkebunan: pembibitan dan kebun buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain; Peternakan: ternak ayam petelur, susu sapi; dan Perikanan: daratlaut
seperti tambak udang, kolam ikan, dan lain-lain. 3.
Usaha Industri Industri MakananMinuman; Pertambangan: Pengrajin: Konveksi, dan lain-lain.
4. Usaha Jasa
Jasa Konsultan; Perbengkelan; Restoran; Jasa Kontruksi; Jasa Transportasi, Jasa Telekomunikasi; Jasa Pendidikan, dan lain-lain.
2.5. Visi Misi UKM
Sebagai negara yang sedang berkembang dengan mayoritas penduduk berada di sektor pertanian-perikanan, maka ekonomi kerakyatan merupakan tulang punggung
bangsa Indonesia. Adanya krisis moneter yang berkepanjangan membuat bangsa
Universitas Sumatera Utara
Indonesia mengubah paradigma dalam arah kebijakan ekonominya, yang tadinya berpihak pada para konglomerat pengusaha besar dalam pertumbuhan ekonomi
negara, sekarang berbalik arah berpihak pada UKM untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan pengentasan kemiskinan melalui ekonomi kerakyatan yang
terpadu Kwartono, 2007. Sebelum krisis ekonomi sebanarnya sudah ada upaya-upaya pembinaan dan
pengembangan usaha kecil yang pelaksanaannya menjadi tugas BI Bank Indonesia yang diwujudkan dalam paket kebijaksanaan moneter Juni 1983 yang berbentuk
pemberian kredit kepada usaha kecil dengan jenis-jenis KIK Kredit Industri kecil, KMKP Kredit Modal Kerja Permanen, KI Kredit Investasi, namun dihentikan
bulan Januari 1990, karena menambah uang beredar mendorong inflasi dan sebagai gantinya bank-bank diwajibkan menyalurkan KUK Kredit Usaha Kecil senilai 20
persen dari total portopolio pemberian kreditnya, serta keharusan setiap BUMN membina pengusaha kecil sebagai mitra binaan dengan mengalokasikan 2 persen
keuntungannya. BI sendiri masih membantu kredit secara terbatas seperti Kredit Koperasi untuk Koperasi Unit Desa dan Koperasi Usaha Tani; Kredit untuk anggota
Koperasi Primer; Kredit Investasi. Namun kebijakan tersebut juga tidak berlangsung lama karena banyak BLBI
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang diselewengkan oleh bank-bank penerima BLBI yang menambah keterpurukan ekonomi Negara Indonesia.
Menurut Soetanto 2005 menegaskan dalam pemberdayaan kepada pengusaha kecil dan menengah sebaiknya jangan terlalu diberi fasilitas yang
Universitas Sumatera Utara
berlebihan sebagai gugus pengusaha yang harus dikasihani. Selain itu dalam pemberian insentif kepada UKM jangan diberikan subsidi lagi seperti pola kredit
bisnis Bimbingan Massal, Kredit Usaha Tani KUT, KIK Kredit Industri Kecil, dan KMKP Kredit Modal Kerja Permanen, tetapi pengelola bank pemberi
profesional, prudential banking system hati-hati dan bunga ditetapkan berdasarkan pasar.
Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah UKM masyarakat akan dilakukan melalui program pembangunan ekonomi kerakyatan khususnya pada
daerah tertinggal. Palaksanaan akan dilakukan secara sinergis dengan departemen terkait. Upaya percepatan penyaluran kredit untuk UKM diperluas, khususnya oleh
bank-bank yang terkait dengan MoU Menko Kesra dengan Gubernur. Dari kesepakatan tersebut dapat dilihat Visi-Misi dan UKM sebagai berikut:
1. Visi UKM adalah menganggulangi kemiskinan.
2. Misi UKM adalah peningkatan pendapatan penduduk miskin dengan memperluas
kesepakatan kerja dan usaha.
2.6. Peran UKM Bagi Perekonomian Indonesia