lain di hati, senang melanggar aturan yang telah disepakati, tega merugikan orang lain.
2.9. Strategi Pengembangan Sektor-sektor Produksi
Sebagaimana  telah  diuraikan  terdahulu,  salah  satu  tugas  seorang  perencana wilayah  adalah  menentukan  kegiatan  yang  perlu  dilaksanakan  di  mana  lokasinya.
Untuk  sementara  pembahasan  dibatasi  untuk  kegiatan  sektor  produksi  karena kegiatan  ini  lebih  mudah  dianalisis.  Setiap  kegiatan  produksi  akan  membutuhkan
input  berupa  lahan,  tenaga  kerja,  modal,  dan  tehnologi.  Sebagai  imbalannya  akan tercipta  nilai  tambah  yang  dapat  dinikmati  oleh  faktor-faktor  produksi  yang  terlibat
atau  terkait  dengan  kegiatan  tersebut.  Sektor  terkait  tetapi  bukan  faktor  produksi, misalnya pemerintah menarik pajak dari kegiatan tersebut. Akan tetapi, dampak daru
suatu kegiatan produksi bukanlah hanya yang disebutkan di atas. Setiap kegiatan produksi umumnya memiliki backward linkage daya menarik
dan  forward  linkage  daya  mendorong.  Misalnya  pengembangan  tersebut perkebunan  kelapa  sawit  seluas  1.000  ha,  akan  memiliki  banyak  dampak  terhadap
perekonomiankehidupan  masyarakat  di  sekitarnya.  Pada  masa  pembersihan  lahan penanaman, dibutuhkan banyak tenaga kerja lepas, bibit, pupuk, penyewaan alat, dan
sebagainya.  Hal  tersebut  akan  mendorong  tumbuhnya  kegiatan  transportasi  untuk mengangkut orang, bahan, dan alat dan juga akan meningkatkan volume perdagangan
termasuk  pedagang  makanankebutuhan  sehari-hari  yang  berlokasi  di  sekitar  tempat
Universitas Sumatera Utara
proyek.  Hal  ini  juga  akan  terjadi  pada  masa  pemeliharaan  walaupun  intensitasnya lebih rendah dibanding dengan pada waktu pembersihan lahanpenanaman.
Seorang perencana wilayah harus mampu menyeleksi kegiatan apa dan lokasi mana  yang  dipilih  untuk  dilaksanakan  atau  diprioritaskan.  Dalam  hal  ini,  perencana
wilayah  dapat  menggunakan  konsep  nilai  tambah,  yaitu  kegiatan  apa  yang memberikan nilai total tambah tertinggi. Setelah kegiatannya dapat ditentukan, dipilih
lokasi yang paling sesuai memiliki keunggulan komparatif untuk kegiatanproduksi tersebut.
Nilai  tambah  sendiri  dapat  dihitung  untuk  berbagi  variabel  pembatasan misalnya nilai tambah dapat dihitung per satuan luas misalnya per hektar persatuan
tenaga kerja yang dapat diserap atau persatuan modal yang diinvestasikan. Untuk  semua  faktor  pembatas  tersebut  digunakan  satuan  waktu  yang  sama,
misalnya  nilai  tambah  per  tahun.  Dalam  hal  ini  nilai  tambah  diukur  terhadap  salah satu faktor produksi yang paling terbatas. Misalnya apabila lahan adalah yang paling
terbatas  maka  nilai  tambah  dihitung  terhadap  persatuan  lahan.  Apabila  tenaga  kerja yang terbatas maka dipilih nilai tambah tertinggi persatuan tenaga kerja yang diserap.
Sebaliknya  apabila  modal  yang  paling  terbatas,  nilai  tambah  dihitung  persatuan modal  yang harus  ditanamkan.  Yang  akhirnya dipilih adalah  yang  memberikan nilai
tambah tertinggi persatuan faktor pembatas tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.10. Hakikat Perencanaan Strategis