Klasifikasi Hidroponik Sistem Hidroponik

II.3.2.1.1 Keuntungan Hidroponik

• Perawatan lebih praktis serta gangguan hama lebih terkontrol • Pemakaian pupuk lebih hemat efisien • Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru • Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat dan memiliki standardisasi • Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak. • Hasil produksi lebih kontinu dan lebih tinggi dibanding dengan penanaman di tanah • Bebeberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim • Tidak ada risiko bajir, erosi, kekeringan atau ketergantungan kondisi alam • Tanaman hidrponik dapat dilaukan pada lahan atau ruang yang terbatas seperti atap, dapur atau garasi.

II.3.2.1. Klasifikasi Hidroponik

Tipe utama dari hidroponik adalah pemeliharaan dengan larutan dan pemeliharaan dengan medium. Pemeliharaan dengan larutan tidak menggunakan medium solid pada bagian akar, hanya dialirkan dengan larutan nutrisi. Tiga jenis dari pemeliharaan dengan larutan solution culture yaitu static solution culture, continuous flow solution culture dan aeroponik. Sedangkan untuk pemeliharaan dengan medium memiliki beberapa jenis medium, seperti pasir, kerikil atau rockwool. Ada dua variasi utama dari masing-masing medium, yaitu subirigasi dan irigasi. Untuk semua teknik, media tumbuh terbuat dari plastik atau material lain seperti beton, metal, dan kayu yang tidak dapat dimasuki cahaya untuk mencegah algae tumbuh di larutan nutrisi. Ga m ba r I I .5 . M e di a H i dr opon i k Universitas Sumatera Utara Ada banyak jenis teknik hidroponik yang telah dikembangkan. Berikut merupakan faktor-faktor dari pemilihan teknik yang ada, yaitu: • Ruang dan bahan-bahan yang ada • Ekspektasi produktivitas • Medium tumbuh yang sesuai dan tersedia • Kualitas produksi yang diharapkan – warna, wujud, dan lainnya. 1. LIQUID ATAU SOLUTION CULTURE Metode Sirkular Larutan nutrisi dipompakan melalui sistem akar tanaman. Kelebihan larutan akan dikumpulkan kembali, diisi ulang dan digunakan kembali. • Nutrient Film Technique NFT NFT merupakan sistem hidroponik dimana akar tanaman langsung diberikan larutan nutrisi. Sebuah lapisan tipis film 0.5 mm larutan solusi dialirkan pada saluran-saluran tempat tumbuhan diletakkan. Saluran tersebut terbuat dari bahan flexibel, dan letak tanaman berada ditengah. Panjang maksimal dari saluran tersebut adalah 5 – 10 meter dan diletakkan miring. Larutan nutrisi dipompakan pada bagian tertinggi dari saluran sehingga larutan tersebut akan mengalir sesuai dengan gaya gravitasi ke bagian yang lebih rendah dan membasahi akar. Sistem ini telah mengalamai beberapa modifikasi sehingga dapat menggunakan bahan lain selain lembaran tipis film Ga m ba r I I .6 . H i dr o pon ik sist e m N FT Universitas Sumatera Utara  Deep Flow Technique DFT – sistem Pipa Sesuai dengan namanya, 2-3 cm larutan nurtrisi dialirkan didalam pipa PVC dengan diameter 10 cm, dimana tanaman dengan pot-pot plastik telah diletakkan juga diantaranya. Pot plastik tersebut mengandung material tumbuh dan bagian bawahnya mengenai larutan nutrisi yang mengalir didalam pipa. Pipa PVC dapat diatur dan disusun dalam bentuk linear ataupun zig-zag, gergantung dari tipe tanaman. Ga m ba r I I .7 . H i dr o pon ik sit e m de n a n m e dia l e m ba r a n t ipis film Universitas Sumatera Utara Tanaman dikembangkan dalam pot berpori yang terbuat dari plastik dan letaknya dicocokkan dengan lubang yang dibuat pada pipa PVC. Sekam dan sabut atau campuran dari keduanya dapat digunakan sebagai material tumbuh untuk mengisi pot plastik tersebut. Ketika larutan yang sudah digunakan kembali ke tank larutan nutrisi, larutan nutrisi tersebut akan dianginkan. Pipa PVC harus memiliki lubang tetes antara 30 – 40. Cat berwarna putih dapat membantu sistem ini untuk menghalangi panas. Ga m ba r I I .8 . b e r ba g a i m a ca m pot y a n g di gu n a k a n pa d a h idr o pon ik Universitas Sumatera Utara Metode non sirkular • Teknik Penetesan akar Pada teknik ini, tanaman tumbuh dalam pot kecil berisi sedikit media tumbuh. Pot-pot tersebut direndamkan sekitar 2 – 3 cm di dalam larutan nutrisi. Sejumlah akar akan tercelup didalam larutan tersebut, sementara sejumlah akar yang lain akan tergantung di atas larutan sehingga absorpsi air dan udara akan terjadi. Teknik ini mudah dan dapat dikembangkan dengan material yang tersedia. Metode tumbuh “low-tech” ini tidak mahal untuk dibangun dan membutuhkan sedikit perawatan. Sistem ini juga tidak membutuhkan listrik, pompa air, saluran dan lainnya. Untuk penumbuhan tanaman akar seperti umbi dan lobak, medium tumbuh yang digunakan haruslah bersifat lembek. Ga m ba r I I .9 . H i dr o pon ik t e k n ik pe n e t e sa n a k a r Universitas Sumatera Utara • Teknik Terapung Teknik ini sama dengan metode penetesan akar, namun pada sistem ini kontainer yang rendah dengan kedalaman 10cm sudah dapat digunakan. Tanaman dalam pot kecil ditempatkan pada styrofoam atau plat yang ringan dan dibiarkan terapung pada larutan nutrisi yang ada di kontainer dan larutan tersebut secara buatan di anginkan. • Teknik Aksi Kapilaritas Pot tanaman dengan ukuran dan bentuk yang berbeda dengan lubang pada bagian bawahnay digunakan dalam sistem ini. Isi pot tersebut dengan media tumbuh yang lembek dan biji tumbuhan diletakkan didalam media tumbuh tersebut. Kemudian pot tersebut diletakkan di kontainer dengan kedalaman rendah yang telah diisi dengan larutan nutrisi.Larutan tersebut akan mencapai bagian dalam medium menuju biji dengan aksi kapilaritas. Aerasi penganinan sangat penting pada teknik ini. Teknik ini sangat sesuai untuk tanaman ornamental, bunga dan tanaman dalam ruangan. Ga m ba r I I .1 0 . H id r opon i k t e k n ik t e r a pu n g Ga m ba r I I .1 1 H idr o pon ik t e k n i k a k si k a pil a r it a s Universitas Sumatera Utara 2. SISTEM SOLID MEDIA CULTURE Teknik ini menggunakan media tumbuh yang solid. Material yang dipilih haruslah bersifat flexibel, rapuh, dan dapat dimasuki oleh air dan udara dengan mudah. Sebagai tambahan, bahan-bahan yang digunakan haruslah bebas dari zat racun, pestisida dan penyakit yang disebabkan mikroorganisme, nematoda dan lainnya. Adapun beberapa material tumbuh yang dapat digunakan yaitu: - Media alami yang non-organik, seperti kerikil - Media alami organik, seperti sekam, serbuk gergaji, serat kelapa, sabut - Media buatan non-organik, seperti rockwool, perlit, vermikulit - Media buatan organik, seperti polyurethane, polypenol, polyether, polyvinyl • Teknik Kantung Gantung sistem terbuka Kantung polythene dengan warna luar putih dan warna dalam hitam dengan panjang 1 meter yang dibentuk silinder dan diisi dengan serat kelapa dapat digunakan. Kantung ini kemudian diikat pada bagian ujungnya dan diikatkan ke pipa PVC kecil dibagian atasnya. Kantung-kantung ini digantungkan secara vertikal dan dari bagian atas dialirkan larutan nutrisi. Oleh karena itu, sistem ini juga dikenal sebagai teknik “verti-grow”. Biji atau material tumbuh yang dikembangkan pada pot dengan pori ditekan ke Ga m ba r I I .1 2 . t e k n ik k a n t u n g ga n t u n g Universitas Sumatera Utara dalam lubang pada sisi kantung gantung. Larutan nutrisi dipompakan ke atas melalui sprinkler mikro yang kemudian mendistribusikan nutrisi ke dalam kantung gantung tersebut. Larutan nutrisi tersebut akan jaduh kebawah bagian kantung gantung dan mengalir kembali ke tank nutrisi.Kantung tersebut tidak berat karena diisi dengan serat kelapa dan dapat digunakan selama dua tahun. Jumlah tanaman per kantung bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya. Sekitar 20 tanaman timun dapat dikembangkan dalam satu kantung gantung. Sistem ini sangat sesuai dengan tanaman sayuran, strawberry dan tanaman dengan bunga kecil. • Teknik Kantung Tumbuh Pada teknik ini, 1 -1.5 meter kantung polythene diisi dengan sabut. Kantung ini memiliki ukuran tinggi sekitar 6 cm dan lebar 18 cm. dan diletakkan pada dua sisi dan membuat area berjalan diantaranya Ga m ba r I I .1 3 . t e k n ik k a n t u n g ga n t u n g p a d a t a n a m a n st r a w b e r r y Ga m ba r I I .1 4 . t e k n ik k a n t u n g t u m bu h Universitas Sumatera Utara • Teknik parit atau Menerus Pada sistem terbuka ini, tumbuhan tumbuh di parit sempit dalam tanah atau diatas tanah yang dibangun dari batu bata atau beton. Kedua parit akan disejajarkan dengan material tahan air untuk memisahkan media tumbuh dengan tanah. Kedalamannya bervariasi tergantung dari jenis tanaman dan minimum harus berukuran 30 cm. • Teknik Pot Teknik ini sama dengan sistem parit, namun media tumbuhnya diisi kedalam pot plastik. Volume kontainer dan media tumbuh tergantung dari kebutuhan tumbuh tanaman dan biasanya berkisar 1 hinga 10 liter. Ga m ba r I I .1 5 . t e k n ik pa r it a t a u m e n e r u s Ga m ba r I I .1 6 . t e k n ik pot Universitas Sumatera Utara 3. TEKNIK AEROPONIK • Teknik pengabutan akar • Teknik pemberian nutrisi dengan pengabutan Aeroponik adalah metode menumbuhkan tanaman, dimana tanaman akan disusun pada lubang –lubang di stryofoam dan akarnya tergantung dalam panel yang berada diantara kedua panel stryofoam. Larutan nutrisi disemprotkan dalam bentuk kabut ke akar-akar tersebut. Pengkabutan dilakukan dalam beberapa detik setiap 2- 3 menit untuk menjaga kelembapan akar. Sistem aeroponik cocok untuk digunakan dalam menumbuhkan salada, bayam dan jenis tanaman sayuran lainnya. II.3.3 Tinjauan Herbatorium II.3.3.1. Pengertian Herbatorium